YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Hasil dari pertandingan final Liga 3 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mempertemukan Perkumpulan Sepakbola Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSHW UMY) dengan Persiba Bantul pada Selasa, 26 Desember 2023 masih menyisakan beberapa kejanggalan yang terjadi selama pertandingan. Manajer PSHW UMY, Dr. Filosa Gita Sukmono, M.A. mengatakan bahwa wasit Irfan Wahyu Wijanarko yang memimpin jalannya pertandingan dianggap mengambil beberapa keputusan yang tidak sesuai dengan kode etik disiplin. Menanggapi hal tersebut, PSHW UMY mengajukan permohonan investigasi wasit kepada Komite Disiplin Asosiasi Provinsi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) DIY.
Filosa memandang bahwa Kode Disiplin PSSI 2023 pasal 75 ayat 3 tidak sesuai dengan keputusan dari wasit beserta perangkatnya, terutama saat memberikan penalti bagi Persiba Bantul yang terjadi di menit ke-84 waktu normal pertandingan. Pasal yang berbunyi "Dalam kondisi dan situasi tertentu, dimana wasit tidak menegakkan Laws of the Game atau lalai menegakkan sanksi atas pelanggaran disiplin, Komite Disiplin PSSI dapat memiliki yurisdiksi memberikan sanksi disiplin sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 78 Kode Disiplin PSSI ini" menjadi dasar hukum bagi PSHW UMY untuk meminta peninjauan ulang.
"Beberapa keputusan dari wasit selama pertandingan menjadi keputusan yang hanya adil bagi salah satu pihak, dalam hal ini tidak termasuk PSHW UMY. Apa yang dialami oleh PSHW UMY sebenarnya sudah dilindungi oleh Pasal 1 Kode Disiplin PSSI 2023, dimana segala jenis pelanggaran disiplin dapat dilakukan tindakan berupa sanksi sehingga pertandingan dan kompetisi berjalan dengan disiplin, adil dan sportif, sesuai dengan Laws of the Games," ujar Filosa.
Dengan adanya bukti rekaman dan pemberitaan dari media massa, PSHW UMY mengajukan permohonan kepada Asosiasi Provinsi PSSI DIY untuk menginvestigasi keputusan-keputusan wasit serta mengoreksi kesalahan atas keputusan yang diberikan oleh wasit berdasarkan ketentuan Pasal 78 yang terkandung dalam Kode Disiplin PSSI 2023.
Filosa juga berharap agar pihak Asosiasi Provinsi PSSI DIY dapat memberikan respon dan menindaklanjuti terhadap permohonan investigasi yang PSHW UMY ajukan. Menurutnya, hal tersebut dapat menjaga iklim sepakbola yang baik dengan memenuhi rasa keadilan bagi seluruh pihak.
"Jika setelah dilakukan investigasi ternyata terbukti terjadi pelanggaran, kami harap Komite Disiplin PSSI dapat memberikan sanksi kepada wasit yang bersangkutan. Sebagai bahan pertimbangan, kami pun telah melampirkan bukti-bukti yang sesuai dengan ketentuan Komite Disiplin PSSI. Dan permohonan investigasi ini semata-mata demi perkembangan sepakbola Indonesia," imbuh Filosa.
Lebih lanjut, Filosa mengklaim bahwa keberatan yang diajukan oleh pihaknya bertujuan untuk kepentingan sepak bola, bukan semata-mata untuk mencapai hasil tertentu. Sebab, ia menyadari bahwa perubahan hasil dalam pertandingan tidak mungkin terjadi. Namun, fokusnya adalah bagaimana menjaga semangat generasi muda yang memiliki antusiasme untuk berolahraga atau berkompetisi, sehingga tidak ada lagi yang mengalami perlakuan tidak adil seperti yang dialami oleh PS HW UMY.
"Bayangkan proses sepak bola yang telah kami rencanakan dengan baik melalui latihan dan upaya keras, akhirnya tercederai dengan kejadian-kejadian seperti ini. Harapan kami adalah agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Yang terjadi di lapangan seharusnya mencerminkan hasil akhir dari proses tersebut, bukan karena adanya pihak-pihak yang berusaha mengatur," tandasnya.
Sementara itu, Prof Dr Ahmad Nurmandi M.Sc, Ketua Pembina PS HW UMY, sekaligus Presiden Club PS HW UMY, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi kompetisi yang dianggapnya tidak fair. Menurutnya, ketidakfairan ini tidak hanya merugikan timnya secara langsung, tetapi juga dapat merusak mental para pemain muda yang telah berlatih keras untuk mencapai hasil terbaik.
“Kita juara atau tidak itu urusan lain, bagi kami, UMY, tujuannya mendidik. Harapan kami mereka jadi pemain hebat. Ikutlah kami di liga rutin, tapi tragis sekali apa yang terjadi di final itu. Makanya kita protes. Saya sebagai presiden club sangat kecewa. Kalau ini terjadi terus di kompetisi di PSSI, mulai dari liga 1, 2, 3, kapan sepak bola kita akan baik?" pungkasnya. (Mut)