MALANG, Suara Muhammadiyah - Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan memiliki visi dan misi menjadikan murid sebagai profil pelajar pancasila. Di mana, salah satu poin pentingnya adalah PPG Prajabatan untuk menjadikan profesi guru menjadi lebih bermartabat, menjadikan guru sebagai pemimpin pembelajaran, dan juga menghidupkan gotong royong, menciptakan ekosistem belajar guru dan tenaga pendidikan yang saling menguatkan.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional Prof. Dr. Syafiq A. Mughini, MA. mengatakan bahwa butuh waktu panjang untuk melihat apakah pendidikan tersebut berhasil atau tidak. Sehingga, jika kita melakukan pendidikan dengan sistem yang sekarang ini, maka hasilnya akan terlihat di 10-20 tahun yang akan datang. Menurutnya, tidak mungkin bisa menjadi bangsa yang maju tanpa pendidikan yang baik. Oleh karenanya, peran dari guru menjadi sangat penting.
“Laksanakanlah tugas dengan baik dan dengan penuh dedikasi, maka akan membuahkan hasil yang positif bagi anak-anak kita. Mudah-mudahan dengan profesi guru yang dicapai dan dedikasi tinggi, insyaallah akan menjadi bekal untuk kita mendapatkan surga di akhirat nanti,” ucapnya.
Ferry Maulana Putra selaku Koordinator POKJA PPG Prajabatan GTK Kemendikbud Ristek, pada seminar nasional di Univesitas Muhammadiyah Malang (UMM), 21 Mei lalu. Selain itu, agenda itu juga menjadi ajang pameran karya pembelajaran inovatif PPG Prajabatan UMM. Berbagai kreativitas diberikan dna dipamerkan, utamanya alat peraga pengajar yang menarik.
“Calon-calon guru berkualitas dibutuhkan untuk menghadapi era industri 5.0. Di mana lulusan mampu memberikan kontribusi kepada perkembangan teknologi, kepada masyarakat, kepada kesejahteraan fisik dan mental, serta dapat menggunakan teknologi baru, untuk hal-hal yang baru di ekosistem kita,” jelas Ferry.
Ferry menghimbau agar pihak universitas bisa menyiapkan lulusan PPG Prajabatan yang adaptif dan fleksibel menghadapi perubahan. Baik itu perubahan terkait kurikulum, perubahan zaman, perkembangan teknologi, dan sebagainya. “Di manapun kita mengabdi, di mana pun kita memilih tempat pekerjaan, kita pastikan bahwa kita mengabdi dengan baik dan ingin menjadi guru-guru yang memenuhi panggilan jiwa,” katanya.
Di sisi lain, Dekan FKIP UMM Prof. Dr. Trisakti Handayani, M.M. mengingatkan kembali fungsi pancasila secara praktis, yaitu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi melihat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang rentan akan perpecahan. Maka perlu menyikapi perbedaan itu sebagai sebuah rahmat, sebagaimana dalam konsep Islam.
“Ideologi bangsa ini harus kita pertahankan dalam kehidupan di tengah-tengah perang ideologi global tadi. Teknologi komunikasi dan informasi mengubah perang konvensional menjadi perang modern dengan menggunakan teknologi, media massa, sampai cyber war. Sekarang perang tidak lagi melalui kekuatan militer, namun perang pengaruh melalui ideologi, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan,” pungkasnya. (diko)