YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kineidoscope 2024 memasuki hari kedua dengan antusiasme yang semakin meningkat. Total 455 pengunjung tercatat hadir di IFI-LIP Yogyakarta untuk menikmati rangkaian festival film yang digelar secara gratis dan terbuka bagi siapa saja. Acara yang diorganisasi oleh UKM MM Kine Klub UMY ini berlangsung dari 18 hingga 20 November 2024, menyajikan pengalaman sinematik yang tak terlupakan bagi masyarakat.
Hari kedua Kineidoscope menjadi momen istimewa dengan penayangan tujuh festival film, termasuk Lake Toba Film Festival, Manakarra Film Festival, Layar Muda Mendunia, Minikino Film Week Indonesia Raja, Visual Documentary Project, Alternativa Film Project, dan ditutup oleh Jakarta Film Week. Ragam film dari berbagai daerah dan negara menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton.
Kineidoscope dikenal sebagai festival yang unik karena mengusung konsep "memfestivalkan festival film." Tahun ini, Kineidoscope tidak hanya bekerja sama dengan festival film dalam negeri tetapi juga melibatkan festival dari luar negeri, seperti Alternativa Film Project dari Kyrgyzstan dan Visual Documentary Project dari Jepang. Kolaborasi ini semakin memperkaya keberagaman budaya yang ditampilkan melalui medium film.
Tujuan utama Kineidoscope adalah menjadi wadah untuk memperkenalkan berbagai festival film yang ada sekaligus memberikan wawasan tentang perkembangan sinema di daerah lain. Dengan tagline "Jelajah Budaya melalui Festival Film", Kineidoscope membawa pesan bahwa film adalah jendela untuk memahami budaya dan nilai-nilai dari berbagai komunitas di dunia.
Salah satu pengunjung, Iqbal, mengungkapkan kekagumannya terhadap acara ini. “Acara ini sangat menarik. Kita jadi bisa mengetahui ragam budaya daerah lain lewat film-film yang ditayangkan,” ujarnya. Iqbal juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Kineidoscope karena telah menghadirkan film-film berkualitas kepada penonton di Yogyakarta.
Hari kedua Kineidoscope 2024 tidak hanya menjadi ajang apresiasi terhadap karya sineas tetapi juga ruang edukasi bagi penonton untuk memahami perkembangan film dari berbagai perspektif budaya. Dengan tingginya antusiasme masyarakat, Kineidoscope terus membuktikan bahwa film adalah medium yang mampu menyatukan keberagaman dan membawa pesan universal kepada siapa saja. Yang menarik, ada program pemutaran film terpilih karya mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Komunikasi Penyiaran Islam UMY. Ini membuktikan karya mahasiswa UMY telah sejajar dengan berbagai karya film dari berbagai negara.