Selalu Berlapang Dada terhadap Tetangga

Publish

9 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
42
Dok Istimewa

Dok Istimewa

Selalu Berlapang Dada terhadap Tetangga

Oleh: Mohammad Fakhrudin

Berlapang dada terhadap tetangga diperlukan tidak hanya sesaat, tetapi juga selama hidup. Hal itu perlu kita pahami dengan sebaik-baiknya karena kesenjangan antara das sein dan das sollen dalam berbagai aspek kehidupan berlangsung selama kita hidup. Lebih memprihatinkan lagi adslah kesenjangan itu terjadi secara serial.

Apalagi kesenjangan antara kenyataan dan harapan yang terjadi antartetangga, kesenjangan antaranggota keluarga pun dapat terjadi. Persepsi tentang suatu hal atau peristiwa antara suami dengan istri, anak dengan orang tua, mertua dengan menantu, cucu dengan kakek nenek, dan seterusnya tidak selalu sama. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kesenjangan.

Proses yang kita lalui panjang dan penuh tantangan agar dapat selalu berlapang dada. Proses itu sekurang-kurangnya terdiri atas senantiasa berdoa, mohon didoakan, dan berikhtiar. Salah satu langkah ikhtiar kita adalah bergaul dengan orang-orang saleh. 

Kajian dengan penekanan pada sumber motivasi bersikap lapang dada ini berisi uraian lanjutan tentang “Bersikap Ramah dan Berlapang Dada terhadap Tetangga” yang dipublikasi di Suara Muhammadiyah online, 8 Agustus 2025. 

Berikut ini adalah beberapa contoh watak tetangga yang harus kita sikapi dengan lapang dada.

tidak berterima kasih atas pemberian kita, tetapi malah membandingkannya dengan pemberian orang lain

Muslim mukmin jika memberi tidak boleh berharap ucapan terima kasih kepada sesama manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman di dalam Al-Qur’an surat al-Ihsan (76):9

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.”
Dengan merujuk kepada ayat tersebut, jika tetangga kita tidak berterima kasih, kita harus yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti berterima kasih.

meminjam sesuatu, tetapi tidak mengembalikannya atau mengembalikannya setelah kita tahu bahwa ada barang kita di rumahnya

Di dalam Al-Qur’an surat Yunus (10):36 Allah Subhanahu Ta’ala berfirman,

وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

"Dan kebanyakan dari mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya, dugaan itu tidak sedikit pun berguna untuk melawan kebenaran. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Berdasarkan ayat tersebut, kita tidak boleh suuzan. Inilah bukti bahwa kita berlapang dada.

pada awalnya meminjam, lalu berubah meminta, dan mengambil “harta” yang kita sukai

Ada tetangga kita akan kondangan. Dia meminjam sepatu. Kita persilakan memilih sendiri. Dipilihnyalah yang paling bagus. Sepulang dari kondangan dia mengubah niat menjadi minta. Sepatu itulah yang dimintanya.

Kita dididik agar menginfakkan harta yang kita cintainya sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah (2):92 berikut ini.

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ۝٩٢

"Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya.”

Dengan merujuk kepada ayat tersebut, kiranya sikap kita yang mulia adalah mengikhlaskannya. Kita berlapang dada dengan niat bersedekah terhadap tetangga tersebut.

mempunyai kebiasaan atau kegemaran yang membuat ketidaknyamanan

Di dalam kenyataan ada tetangga yang mempunyai kebiasaan membuang ingus di luar rumahnya, padahal rumahnya sangat dekat rumah kita. Ada juga yang setelah membuang ingus lalu mengeluarkan dahak. Mereka tidak peduli waktu. 

Kebiasaan tersebut tentu membuat kita sangat tidak nyaman apalagi ketika kita sedang makan. Namun, demi hubungan baik dengan tetangga, pada situasi tertentu kita harus berlapang dada.

Ada tetangga kita yang mempunyai kegemaran berkaroke. Namun, mereka tidak peduli waktu. Bahkan, pada bulan Ramadan ketika kita sedang tadarus Al-Qur'an pun mereka berkaraoke. 
Sementara itu, lagu-lagu yang dinyanyikannya dan jenis musik yang mengiringinya tidak kita sukai. 

 Agar dapat berlapang dada terhadap perilaku tetanggga yang demikian, kita perlu mempunyai bekal yang berupa pemahaman terhadap firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang hikmat. Hikmat adalah anugerah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Menurut Hamka di dalam Tafsir Al-Azhar (hlm.565), hikmat lebih luas daripada ilmu. Muslim mukmin yang diberi hikmat dapat memahami tidak hanya sesuatu yang tersurat, tetapi juga yang tersirat. 

Mereka yang dianugerahi hikmat dianugerahi kebaikan yang banyak. Salah satu kebaikan itu adalah memahami pesan tersirat dari peristiwa, hal, atau keadaan yang membuatnya tidak nyaman sekalipun. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah (2):269

يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ ۝٢٦٩

"Dia (Allah) menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran (darinya), kecuali ululalbab.”

Jelas bagi muslim mukmin bahwa ketidaknyamanan yang berasal dari tetangga sesungguhnya berhikmah. Di antaranya adalah mendididik kita agar bersabar dan secara cerdas mendidik diri sendiri agar tidak berperilaku seperti tetangga tersebut. 

menggunakan fasilitas kita tanpa pamit dan tanpa berterima kasih

Jika kita diberi anugerah memiliki fasilitas rumah dengan halaman yang cukup luas sehingga dapat digunakan untuk parkir mobil tetangga dan tamunya, kita harus siap menghadapi kenyataan yang tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Di antara tetangga atau tamunya ada yang menggunakan fasilitas tersebut tanpa pamit dan tanpa berterima kasih. Bahkan, dapat saja terjadi garase mobil kita tertutup oleh mobil mereka. Akibatnya, kita tidak dapat mengeluarkan mobil. 

Bagaimana sikap kita? Berlapang dada! Jika akan pergi dan terjangkau dengan angkutan umum, kita naik angkutan umum. Namun, jika dalam keadaan darurat, kita dapat dengan bahasa yang santun menyampaikan permohonan bantuan lewat GWA Rukun Tetangga atau bertanya kepada tetangga tentang pemilik mobil tersebut. Setelah mengetahuinya, kita minta tolong pemiliknya dengan cara yang santun juga.

Dapat juga terjadi ketika kita pulang, di halaman rumah kita ada mobil tamu tetangga sehingga mobil kita tidak dapat masuk garase. Kita memilih memarkir mobil kita di tempat lain yang memungkinkan.

Agar berlapang dada menghadapi kenyataan tersebut, kita pahami baik-baik dan kita amalkan firman Allah Subhanahu wa Ta’al berikut ini.

لَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

“ … (yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Sementara itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sebagaimana terdapat di dalam HR Muslim,

وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا

"Dan tidaklah Allah menambah seorang hamba dengan kemudahan untuk memaafkan, kecuali Allah akan memberinya izzah (kemuliaan).” 

Dari uraian dan contoh sebagaimana telah dipaparkan, kunci selalu bersikap lapang dada adalah menahan amarah dan memaafkan untuk memperoleh keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bismillah!


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Suko Wahyudi Dalam beberapa dekade terakhir, budaya konsumtif telah menjadi fenomena global y....

Suara Muhammadiyah

7 December 2024

Wawasan

Resistensi Faham Salafi Pada Amal Usaha Pendidikan Muhammadiyah Oleh: Ginanjar Wiro Sasmito, Ketua ....

Suara Muhammadiyah

3 February 2025

Wawasan

Darurat Pornografi Digital – Saatnya Negara Hadir Menyelamatkan Generasi Oleh: Ade Firman, Ak....

Suara Muhammadiyah

22 May 2025

Wawasan

Inkuisisi Ibnu Hanbali (Bagian ke-2) Oleh: Donny Syofyan Konsekuensinya pada abad ke-9 pemberontak....

Suara Muhammadiyah

10 October 2023

Wawasan

Menjaga NKRI Melalui Pendidikan yang Mencerahkan  Oleh: Dr. Amalia Irfani, M.Si, Dosen IAIN Po....

Suara Muhammadiyah

28 November 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah