Sambut Hari Kemenangan dengan Gembira dan Istiqamah dalam Kebajikan

Publish

7 April 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
696
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Sambut Hari Kemenangan dengan Gembira dan Istiqamah dalam Kebajikan

Oleh: Rumini Zulfukar (Gus Zul), Penasehat PRM Troketon

Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaha illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillah hil Hamd.

"Kebahagiaan dalam merayakan kemenangan bukan dilihat secara fisik, melainkan yang lebih utama adalah Terjalinnya Baiknya Akal dan budi dalam Kehidupan sehari-hari."

Alunan Suara takbir menggema dari Masjid-masjid, surau, langgar dari dusun-dusun, kampung-kampung suara Takbir saling bersautan Mengangungkan Asma Tuhan. Baik anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua pun melafalkan takbir.

Karena begitu Matahari sudah tenggelam di ufuk barat menandakan esok harinya Umat Islam merayakannya dengan sholat idul fitri baik di tanah lapang maupun di Masjid-masjid.

Masyarakat Indonesia lebih, lebih Masyarakat Jawa bahwa dalam menyambut Idul fitri beberapa tradisi yang dilakukan mulai dari ziarah kubur, atur-atur atau bagi bagi Kue, uang, Menu spesialnya adalah ketupat dan opor sedangkan ketupat mempunyai arti filosofi adalah "Lepat" minta maaf. Sedangkan Filosofi yang lain adalah dengan bahasa simbolik yaitu:

Labur yang bermakna putih jadi hati kita putih bersih suci bersinar di hari kemenangan.

Lebar bawa di hari raya idul fitri kita saling minta maaf dan memberikan maaf.

Lebur yang bermakna Hangus Bahwa kita kembali kosong kosong dosa kita sudah lebur alias hilang.

Luber yang bermakna Meluber atau memberi kebaikan dengan berbagi baik secara materi maupun dengan Non materi sehingga akan menimbulkan kebahagiaan di hari raya.

Idul Fitri atau lebaran begitu sangat besar daya magnetnya karena tidak hanya umat Islam atau tidak hanya orang menjalankan ibadah puasa saja yang merayakan akan tetapi semua komponen Umat dan masyarakat Umum lintas Iman juga ikut juga merayakan.

Menurut Clip Ford Geard dalam tulisan yang berjudul Java of religius. Sejarawan asal Belanda mengatakan bahwa Idul Fitri di Indonesia mempunyai lima karekteristik yaitu. Ariroya(besar), Umum maksudnya tidak hanya umat Islam saja yang merayakan, Nasionalis (Karena pemerintah Juga ikut serta dalam menyambut Hari raya idul fitri dan yang terakhir Simbolik yaitu pakai simbol-simbol yang berkaitan dengan Idul fitri dengan pernak-perniknya (Ketupat, sayur opor, dan lain sebagainya dan ini orang di luar Islam menggunakan simbol itu karena selain faktor ekonomi bagi pengusaha juga faktor dalam menjaga Sebuah toleransi.

Seperti hal tahun ini kita dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan di perlihatkan oleh sebuah peristiwa alam dengan terjadinya banjir di Demak, Padang, gempa bumi beberapa waktu yang lalu. Dengan melihat kondisi di saat umat Islam ditimpa musibah maka kita apakah diam dan tidak peduli maka momentum untuk berbagi untuk saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah minimal dengan mendoakannya. *

Esensi dari Sebuah Ibadah Puasa* Puasa ibadah selain mengangkat derajad takwa bagi umat yang menjalankan ibadah. Puasa juga memberikan sebuah esensi atau nilai-nilai yang mana menumbuhkan kuat Tauhid serta Amal kebajikan yang di dasari dengan Adab (ahlak) karena pada dasarnya Ibadah puasa di bulan Ramadan merupakan sebuah sarana untuk mendidik kita agar terjadinya baiknya ibadah spiritual kita dan baiknya spiritual secara sosial yang harmonis. Jika kita baik secara spiritual secara pribadi kurang baik di sosial kemasyarakatan maka itu juga menjadi Persoalan selain itu juga Puasa mendidik kita untuk menjadi umat yang selalu menghadirkan Allah dengan Pendirian yang kokoh nan kuat dalam kondisi apapun dalam menghadapi fitnah kehidupan di dunia ini yang mana makin kesini cobaan itu makin kompleks maka dalam surat Al Fusilat ayat 30. Allah Berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan padamu. (Q.S.Fusilat 30) Maka dengan Demikian Semoga ibadah puasa kita benar-benar menjadi insan yang dekat dengan Allah serta hanya takut pada Allah bukan benda, orang maupun yang lainnya karena seseorang berbuat baik itu sangat mudah dan gampang akan tetapi yang sulit dan perjuangan adalah istiqamah /Ajeg (jawa red).

Dan semoga ibadah puasa kita benar berkualitas dan dalam merayakan kemenangan gembira yang tidak berlebihan dan serta istiqamah dalam menjalankan Nilai-nilai kebajikan yang istiqamah. *


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Menyingkap Huruf-Huruf Misterius dalam Al-Qur`an (1) Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Buday....

Suara Muhammadiyah

24 April 2024

Wawasan

Kedewasaan Berpolitik Di Era Demokrasi Digital:Menyikapi Hasil Pemilu 2024 Oleh: Saifullah Bonto, S....

Suara Muhammadiyah

22 February 2024

Wawasan

Menjaga Indonesia: Selera Rendah dan Krisis Karakter Pemimpin Oleh: Agusliadi Massere Menjaga Indo....

Suara Muhammadiyah

2 November 2023

Wawasan

Pentingkah Penjurusan di Jenjang SMA? Oleh : Amalia Irfani, Dosen IAIN Pontianak/LPPA PWA Kalbar B....

Suara Muhammadiyah

30 July 2024

Wawasan

Dakwah Menjawab Jiwa Zaman: Belajar Dari KH Ahmad Dahlan Keharusan Peta Dakwah Oleh: Saidun Derani....

Suara Muhammadiyah

7 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah