Refleksi sebagai Jalan Takwa

Publish

31 December 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
409
Foto Istimewa

Foto Istimewa

LPSI UAD Adakan Pengajian Bersama Ahmad Syauqi Soeratno

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pergantian tahun baru 2024 tinggal menghitung jam, maka mendengarkan dan menyimak pengajian dengan tema renungan akhir tahun dapat menjadi wadah untuk merefleksikan diri pada segala hal yang dilakukan sepanjang tahun ini. Pengajian menjadi kegiatan yang sangat penting khususnya pengajian di persyarikatan Muhammadiyah.

Pada hari Sabtu (30/12) Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, menyelenggarakan pengajian akhir tahun bersama Ust. Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M. selaku Bendahara Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata (MEBP). Acara ini berlangsung di Masjid Islamic Center UAD dan live streaming melalui platform Youtube LPSI UAD.

Pengajian ini dihadiri oleh jajaran dari segenap BPH UAD, Rektor dan para Wakil Rektor, para dekan beserta jajarannya, kepala unit kerja UAD dan seluruh civitas akademika, dosen dan tenaga kependidikan (tendik).

Ruhnya organisasi Muhammadiyah itu terletak pada pengajiannya. Maka melalui LPSI UAD, bahwa ada pengajian-pengajian rutin yang nanti akan dilaksanakan baik itu dalam rangka hari besar Islam maupun pengajian rutin. Sebagaimana ustadz Rahmadi Wibowo selaku kepala LPSI UAD melaporkan beberapa kegiatan yang telah diselenggarakan.

“Pertama laporan kegiatan hari berMuhammadiyah yang puncaknya kemarin kita laksanakan apel milad Muhammadiyah. Data yang kami terima berdasarkan presensi yang hadir 910 peserta dari para dosen, tendik dan mahasiswa.” Terangnya.

Kemudian, dari apel Milad tersebut, dihadiri pula ustadz Adi Hidayat dan LPSI menyelenggarakan pula lomba cerdas cermat AIK. Lalu, Rahmadi sampaikan juga terkait laporan uji kompetensi baca al-Qur’an bagi pegawai. 

Rektor UAD Prof Muchlas menyampaikan bahwa pengajian ini, merefleksikan diri untuk mengevaluasi diri apa yang telah dilakukan sepanjang tahun ini.

“Dengan melakukan refleksi, kita dapat melihat kelemahan-kelemahan diri kita di masa lalu dan memperkirakan aktivitas-aktivitas produktif kita di masa yang akan datang. Dengan cara memperbaiki semua kelemahan-kelemahan kita yang ada di masa lalu, agar di masa depan kita bisa beramal salih lebih baik lagi.” Terangnya.

Ada tiga bentuk refleksi diri, pertama, biasa saja atau netral. Kedua, bentuk frustasi yaitu berdiam diri dan tidak menyesali apa yang diperoleh kegagalannya dan itu tentu tidak diinginkan. Ketiga, mawas diri, ini reaksi yang positif di mana ketika melihat suatu kegagalan yang ada, maka kemudian seseorang mawas diri untuk meningkatkan diri agar lebih baik lagi. 

Harapan rektor, untuk para pegawai UAD untuk selalu meningkatkan yang bersifat kinerja maupun fisik yang lain tapi juga meningkatkan rohani atau jiwa agar senantiasa seimbang antara kegiatan fisik dan produktivitas akademik, manajemen dengan jiwa keislaman.

Ahmad Syauqi Soeratno sampaikan bahwa refleksi ada dua bagian. Pertama, refleksi dalam konteks muhasabah diri. Tidak hanya dengan tahun hijriyah orang-orang hidup dan berjalan melainkan juga dengan tahun masehi dari awal mapun akhir. Periode waktu itu, Ahmad sampaikan memang sebaiknya lakukan muhasabah diri agar di periode berikutnya menjadi lebih baik.

Dalam al-Qur’an surat al-Ashr, bahwa tidak akan ada yang dapat membeli waktu kembali, maka sering dikatakan waktu itu lebih mahal daripada emas. 

“Mengikuti surat al-Ashr ayat 1-3 itu menjadi pegangan kita ketika kita mengkaji tentang akhir tahun dan sebagainya. Karena komitmen kita menjadi orang yang mukmin adalah memastikan kita berada pada jalannya Allah yaitu jalan takwa.” Terangnya.

Jalan takwa menjadi utama dalam menghindarkan diri dari kerugian, karena waktu terus berjalan dan tidak akan berhenti. Maka orang jawa sering mengatakan, “urip kui mung mampir ngombe (hidup hanyalah menumpang minum”. Makna dari kata tersebut, bahwa saban hari seseorang melakukan rutinitasnya, bangun tidur, mandi, sekolah, main, mandi, makan, minum dan tidur kembali.

Ahmad Syauqi sampaikan hal ini, karena UAD adalah salah satu agent of change di persyarikatan Muhammadiyah untuk mengubah bangsa menjadi lebih baik. kedua, refleksi mencakup kebangsaan. Ahmad mengatakan bahwa rakyat menghadapi tantangan yang tidak ringan. Sumbernya ada dua, yaitu tantangan dari dalam dan dari luar.

Hal itu, telah diingatkan oleh para pendahulu, bahwa bung Karno menyampaikan di zama)n beliau itu masih lebih ringan karena musuhnya dari luar, tapi di zaman penerus beliau termasuk pemuda saat ini jauh lebih berat karena tantangannya musuh dari saudara kita sendiri.

Dan refleksi yang terbaik adaah ketika kemarin ada persoalan pastikan pemimpin yang akan datang atau wakilnya, untuk tidak datang membawa masalah baru bagi bangsa ini.

Ahmad Syauqi mendoakan, semoga UAD kampus ini menjadi kampus yang melahirkan para pemimpin bangsa bagi umat dalam menyinari dan mencerahkan semesta. (bt)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pelatihan Layanan Dukungan Psiksosial (LDP) oleh Muhammadiyah Disas....

Suara Muhammadiyah

13 January 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Masjid Walidah Dahlan Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), men....

Suara Muhammadiyah

3 March 2024

Berita

PEKANBARU,S uara Muhammadiyah - Pada hari Jum'at, 23 Februari 2024, Masjid At-Taqwa PCM Bathin ....

Suara Muhammadiyah

24 February 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pend....

Suara Muhammadiyah

5 January 2024

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sur....

Suara Muhammadiyah

25 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah