YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta menerima amanah wakaf berupa sebidang tanah beserta sebuah rumah dari keluarga almarhum Harjo Soeprapto. Seluruh pengelolaan aset wakaf ini kemudian diserahkan kepada Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PWNA) DIY. Proses serah terima berlangsung pada Selasa (8/4), di lokasi rumah yang terletak di RW 008 Prenggan, Kotagede, dan dihadiri oleh unsur pimpinan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, organisasi otonom seperti IPM, PWPM, IMM, serta warga sekitar dari RT 37, 38, dan 39.
Perwakilan keluarga wakif, Istiarto, menyerahkan langsung aset wakaf tersebut kepada Ketua PWM DIY, Dr Ikhwan Ahada, SAg, MA, yang kemudian meneruskannya kepada Ketua PWNA DIY, Syahdara Annisa Makruf.
"Wakaf ini merupakan bentuk amal jariyah dari keluarga besar kami, dengan harapan agar rumah tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif oleh warga Muhammadiyah maupun masyarakat luas," ujar Istiarto dalam sambutannya.
Istiarto juga menceritakan tantangan administratif dalam proses legalisasi, khususnya soal perbedaan nama orang tua di dokumen sertifikat, yang kini sudah tuntas.
Dukungan penuh PWM DIY terhadap penyerahan ini diungkapkan oleh Bendahara PWM, Abdul Latief Baedhowi, SAg, MM, yang berharap rumah wakaf ini bisa menjadi tempat kegiatan sosial dan dakwah, serta ruang bersama untuk masyarakat seperti rapat warga atau kegiatan lainnya yang bermanfaat.
Ketua PWNA DIY, Syahdara Annisa Makruf, mengungkapkan apresiasinya atas kepercayaan dari pihak keluarga wakif dan PWM DIY.
"PWNA DIY menetapkan nama baru bagi rumah wakaf ini, yakni RALINA, singkatan dari Rumah Literasi NA. Tempat ini nantinya akan dirancang sebagai pusat kegiatan PWNA DIY, sekaligus ruang pelayanan masyarakat, perempuan, dan anak. Untuk mendukung langkah awal, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah menghibahkan 500 buku sebagai koleksi awal RALINA," tuturnya.
Ke depan, rumah ini akan difungsikan sebagai sekretariat dan pusat operasional program-program unggulan PWNA DIY, seperti Badan Usaha milik NA (BUANA), Pelayanan Kesehatan NA (PASHMINA), Educare, dan Family Learning Center (FLC). Seluruh inisiatif ini merupakan wujud dari semangat pemberdayaan perempuan dan anak yang diusung oleh Nasyiatul ‘Aisyiyah.
Acara ditutup dengan tausyiah dari Dr Ikhwan Ahada yang menekankan pentingnya kesungguhan dalam menunaikan niat baik. “Al-birru manittaqo, kebaikan lahir dari ketakwaan. Jika niat sudah ada, maka perlu dilaksanakan dengan sepenuh hati,” ucapnya. Ia juga menegaskan bahwa gerakan Muhammadiyah terbuka untuk berkolaborasi demi tercapainya kesejahteraan bersama.
PWM DIY berharap, hadirnya rumah wakaf ini mampu memperluas jangkauan dakwah dan gerakan sosial PWNA DIY hingga ke akar rumput—aktif di daerah, cabang, dan ranting. Harapannya, keberadaan Nasyiatul ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah tidak hanya diketahui, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. (Intan/m)