YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Bertempat di SMP Muhammadiyah 10 (MUHDASA) Kota Yogyakarta pada tanggal 19 Oktober 2023, Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meresmikan Gerakan Sedekah Sampah (GSS) berbasis Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Hadir dalam acara tersebut Ketua PWM DIY, Pimpinan LDK PWM DIY, Majelis Dikdasmen PWM DIY, Majelis Lingkungan Hidup PWM DIY, LPCR PM PWM DIY, Lazismu PWM DIY, Dikdasmen PDM Kota, MLH PDM Kota dan 14 Kepala Sekolah Muhammadiyah Se-DIY.
Ananto isworo Ketua LDK PWM DIY menyampaikan bahwa gerakan sampah ini merupakan gerakan pertama di DIY yang akan diikuti oleh 5 masjid, 4 panti asuhan, dan 19 sekolah. Program ini memiliki tantangan pada kolaborasi antar lembaga untuk membantu pemerintah dalam penanganan dan pengelolaan sampah. “Terima kasih kami ucapkan kepada SMP Muhammadiyah 10 telah melakukan inisiatif ini. Setelah ini, SMP Muhdasa harus lebih dua kali lipat punya semangat untuk mengelola sampah” tuturnya.
Gerakan Sedekah Sampah merupakan gerakan dakwah berbasis lingkungan untuk mengajak masyarakat mengelola sampah dengan baik. Perekonomian yang melemah akibat pandemi yang melanda seluruh dunia dan darurat sampah di DIY menjadi latar belakang gerakan ini. Secara khusus Seluruh tenaga pendidik, guru, dan Kepala Sekolah SMP Muhdasa menginisiasi GSS untuk membantu siswa yang tidak mampu membayar biaya sekolah.
Esti Priyantini, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 10 bercerita tentang perjuangan awal pendirian gerakan ini. “Dirintis sejak Agustus 2021, GSS masih belum sempurna dan ada banyak hal yg harus diperbaiki. Sebuah kebanggaan bagi kami menjadi tempat berdirinya GSS. Dalam kondisi sulit dan terhimpit akibat covid-18, kami mencoba menggerakkan tenaga kependidikan untuk membantu siswa yang kesulitan membayar biaya. Saat itu kami mengumpulkan dan memilah sampah untuk intimasi penjualan sampah yang dijadikan biaya sekolah bagi siswa tidak mampu” jelasnya.
Waktu berlalu, saat ini program GSS sudah berjalan dengan sistem yang tertata dan terorganisasi dengan prinsip filantropi lingkungan. Anak-anak terlibat dan antusias berkontribusi dalam kegiatan ini. SMP Muhdasa telah memilih 24 anak satgas sampah menjaga koordinasi pengelolaan sampah berjalan lancar dan meraih tujuan zero waste, charity waste.
Terhitung hingga saat ini, ada 30 anak yatim, piatu, dan dhuafa yang telah dibantu GSS. Esti juga memohon dukungan dari seluruh pihak untuk mengembangkan program ini. Mendukung GSS, LAZISMU telah membantu memberikan mobil untuk mendukung akomodasi pengelolaan sampah.
Di akhir acara, Iwan Setiawan, Wakil Ketua PWM DIY menyampaikan pesan untuk tidak hanya berbicara saja, tapi juga beraksi melakukan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi masalah sampah. “Gunakan sistem ATM, amati tiru modifikasi yang menginspirasi memulai untuk mengelola sampah,” paparnya.
Ia juga berharap bahwa program seperti ini dapat diaplikasikan oleh sekolah-sekolah lain dan berkolaborasi antara lembaga AUM Muhammadiyah untuk mengurangi sampah dengan SMP Muhammadiyah 10 sebagai pilot project.
“Saya rasa ini bisa menjadi contoh pembelajaran bagi yang lain. Sekolah Muhammadiyah harus bisa menjadi solusi terkait masalah sampah,” tutupnya. (riz)