Puasa Media Sosial Jadi Langkah Jitu Atasi Gangguan Mental

Publish

6 December 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
480
UMM

UMM

MALANG, Suara Muhammadiyah - Sama pentingnya dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga memiliki peran yang krusial bagi seseorang. Dewasa ini, banyak yang beranggapan bahwa generasi minelial dan Z adalah generasi yang mudah rapuh dan rentan terkena gangguan mental. Melihat fenomena tersebut, Alfiah Nabilah Masturah, S.Psi., M.A. selaku dosen psikologi UMM ikut angkat bicara.

“Hidup ditengah perkembangan zaman yang serba modern ini memang penuh tantangan, namun kita tidak bisa langsung menilai bahwa generasi milenial dan generasi Z adalah generasi yang lemah," ujar Alifah mengawali.

Setiap generasi, menurutnya, memiliki kesulitannya masing masing dalam menjalani hidup. Bagi kaum milenial dan gen Z, hidup dengan kondisi teknologi yang pesat adalah salah satu tantangannya. Mereka kerap dihadapkan pada kehidupan yang seolah-olah nyata, padahal itu hanya dunia maya. Semua sibuk mengunggah pencapaian dan kesuksesannya di media sosial. Tanpa sadar, hal itu membuat mereka sering membandingkan hidup dengan orang lain. Bahkan tak jarang membuat mereka merasa insekyur. 

Lebih lanjut, Alifah menjabarkan dalam sudut pandang psikologi, kondisi ini akan sangat berbahaya. Bukan tidak mungkin juga mengganggu kesehatan mental. “Kesehatan mental itu erat kaitannya dengan sejahtera atau wellbeing yang turunannya adalah menerima, bersyukur, juga iklas,” ujarnya 

Karenanya, hal yang paling penting dalam mental health menurut Alifah adalah menerima diri. Memahami  bahwa di dunia, ada beberapa hal yang memang tidak bisa dikontrol. Perlu disadari pula bahwa setiap diri memiliki kemampuan untuk memberikan batasan atas apapun. Demi menjaga kesehatan mental, seseorang berhak menarik diri dan bersikap cuek pada hal-hal yang memang menggangu tujuan hidup.

Alifah juga mengingatkan bahwa kesehatan mental adalah kunci bahagia hidup. Menerima diri, kontroling emosi, hidup di lingkungan yang positif, bijak bersosial media dan tidak banyak membandingkan hidup dengan orang lain menjadi ‘keahlian’ yang perlu dikuasai seseorang. “Kalau sudah merasa mental kita rapuh bahkan mengarah ke stres yang berlebihan, cobalah untuk puasa sosial media,” tambahnya.

Puasa sosial media merupakan salah satu terapi psikologis yang sudah  teruji dapat mengembalikan semangat serta kekuatan diri seseorang. Puasa media sosial merupakan upaya kongkret dalam menjaga kesehatan mental di tengah perkembangan teknologi. "Dengan berpuasa medsos, kita akan terbiasa untuk lebih bersyukur atas apa yang kita miliki, memiliki waktu untuk refleksi diri, fokus pada orang sekitar yang kita cintai, dan tidak membandingkin hidup dengan orang lain," tutupnya. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Raden Isnanta membuka Kuliah Kewirau....

Suara Muhammadiyah

14 September 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - “Islam itu indah dan menyukai keindahan” menjadi kalima....

Suara Muhammadiyah

10 August 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, bekerjasama dengan Kement....

Suara Muhammadiyah

6 November 2023

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unismuh Makassar bekerj....

Suara Muhammadiyah

5 August 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Banyak orang salah kaprah dalam mengartikan tujuan pembelajaran, di ma....

Suara Muhammadiyah

14 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah