YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Pusat Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak (PPGHA) UIN Sunan Kalijaga melaunching buku karya Alimatul Qibtiyah berjudul "Media, Gender, dan Feminisme di Indonesia", Jumat (19/9) di Taman Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Suara Muhammadiyah.
Alim merupakan Guru Besar dalam bidang kajian gender di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Juga termasuk salah satu Anggota Bidang Kajian Kemasyarakatan dan Keluarga Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam pengantarnya, Alim menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak, sehingga buku ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada saat yang sama, menyampaikan terima kasih kepada Penerbit Suara Muhammadiyah yang telah membantu menerbitkan karyanya.
"Terima kasih Suara Muhammadiyah yang sudah memberikan kesempatan bagi saya untuk menerbitkan buku ini," katanya.
Secara khusus, menggarisbawahi karyanya, Alim menyampaikan bahwa, buku ini sudah lama disiapkan untuk dijadikan sebagai buku. "Ide itu (membuat buku) sudah lama. Tapi fokus menjadikan karya akhirnya bisa diwujudkan," katanya.
Alim menerangkan, buku ini diselesaikan konstruksinya selama 5 bulan. Yang mana, juga menjadi salah satu bahan materi bagi Fakultas Komunikasi dan Penyiaran Islam, yaitu mata kuliahnya media dan gender.
Buku yang disusun dalam waktu lima bulan ini menjadi rujukan perkuliahan pada mata kuliah Media dan Gender di Fakultas Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Menurut Alim, karya tersebut menawarkan perspektif dan strategi praktis dalam menciptakan konten media yang inklusif, adil, dan berkeadilan gender sesuai nilai Islam.
"Buku ini juga menawarkan perspektif dan strategi praktis untuk menciptakan konten media yang lebih inklusif, adil, dan berkesetaraan gender, sejalan dengan nilai-nilai luhur Islam," terangnya.
Menariknya, buku ini tidak bersifat personal, tetapi kolektif yang menggandeng mahasiswa untuk menulis dengan topik seputar gender.
"Ada 24 mahasiswa Master KPI yang ikut berkontribusi dalam buku ini. Tulisan-tulisan Mahasiswa/i Magister KPI yang telah menyelesaikan kuliah Gender dan Media menjadikan buku ini semakin menarik untuk dibaca," bebernya.
Dengan gamblang, Alim mengungkapkan bahwa gagasan menulis buku ini muncul dari keprihatinannya terhadap cara media merepresentasikan perempuan. Baginya, media seharusnya menjadi cermin realitas, tetapi sering kali justru menghadirkan gambaran yang bias.
“Perempuan masih sering ditempatkan sebagai sosok nomor dua, dibatasi pada ranah domestik, dan dianggap hanya bertugas mengurus anak,” katanya.
Lebih lanjut, Alim berharap buku ini dapat menjadi bahan refleksi sekaligus rujukan akademik maupun praktis bagi siapa saja yang tertarik dengan isu media dan gender.
"Buku ini menyuguhkan teoretis, analisis konten, studi kasus, hingga refleksi resepsi audiens—khususnya mahasiswa KPI yang menjadi lokus pengalaman sekaligus subjek perubahan sosial," jelasnya.
Alim menekankan pentingnya kesadaran kritis dalam membaca media, sehingga masyarakat tidak begitu saja menerima konstruksi yang paradoks.
Ketua Pusat Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak (PPGHA) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Zusiana Elly Triantini menjelaskan, buku tersebut bukan sekadar buku akademik, tetapi refleksi panjang dari sosok Alim yang berkecimpung di dunia gender.
"Buku ini membuktikan bahwa Prof Alim tidak hanya menulis dan giat dalam konteks akademik, karena beliau bergerak di Komnas Perempuan dan bekerja di banyak level yang juga menjadi bentuk data dari buku ini," tuturnya.
Bagi Zusiana, isu gender tidak hanya milik kelompok tertentu (Perempuan), tetapi milik semua orang. Buku ini dibedah oleh Marhumah, Guru Besar Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Abdur Rozaki, Wakil Rektor 3 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (Cris)