SEMARANG, Suara Muhammadiiyah - Kebiasaan hidup sehat yang kini menjadi standar dunia medis, dari pola makan hingga posisi duduk saat makan, ternyata sudah diajarkan Rasulullah SAW sejak 15 abad yang lalu. Fakta mengejutkan ini diungkapkan oleh Dr. dr. Masrifan Djamil, M.P.H., M.M.R., dalam sebuah kajian di Bringin, Kota Semarang yang menunjukkan bagaimana akhlak Rasulullah memiliki landasan ilmiah yang kuat dan relevan dengan sains modern.
Dalam Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Bringin, Ahad (14/9/25), dr. Masrifan memaparkan bahwa kebiasaan sehari-hari Rasulullah terbukti secara ilmiah. Contohnya, anjuran berbuka puasa dengan tiga butir kurma.
"Rasulullah menganjurkan berbuka puasa dengan tiga butir kurma," ujar dr. Masrifan. "Ilmu gizi modern menemukan bahwa kurma mengandung nutrisi lengkap namun dengan indeks glikemik rendah. Ini mencegah lonjakan gula darah yang tiba-tiba, membantu mengelola kadar gula, dan memberikan rasa kenyang lebih lama."
Selain itu, Rasul juga mengajarkan agar umatnya makan dengan duduk bersimpuh, dengan kaki kiri dibuat tegak untuk menekan bagian bawah tubuh khususnya lambung. Posisi ini, kata dr. Masrifan, bertujuan agar seseorang tidak makan terlalu banyak, sehingga memberikan ruang bernapas lebih luas pada bagian atas tubuh yang dipisahkan oleh diafragma.
"Apakah Rasul belajar ilmu anatomi kedokteran, mengetahui soal diafragma?" tanya dr. Masrifan secara retoris kepada puluhan jamaah yang hadir. Tentu saja, Rasul mendapatkan wahyu langsung dari Allah terkait informasi tersebut, terang Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jawa Tengah itu.
Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun Rasulullah dikenal sebagai sosok yang buta huruf dan tidak pernah menempuh pendidikan kesehatan secara formal, keseharian beliau justru mempraktikkan standar hidup sehat yang relevan sepanjang zaman. Menurut dr. Masrifan, hal ini adalah bukti bahwa akhlak dan ajaran Rasulullah mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan, yang berasal dari wahyu Ilahi.
Dalam kajian bertema "Meneladani Akhlak Rasulullah SAW dalam Menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat" ini, dr. Masrifan juga memaparkan anjuran lain dari Al-Qur'an dan hadis. Salah satunya adalah perintah dalam Surat Al-Baqarah ayat 168 yang mengajarkan untuk mengonsumsi makanan yang tidak hanya halal, tetapi juga thayyib—yakni bersih, bergizi, bermanfaat, dan tidak membahayakan.
Selain pola makan, Rasulullah juga menekankan pentingnya kebersihan, mulai dari membersihkan diri (potong kuku, mandi, wudu, gosok gigi), pakaian, hingga membersihkan lingkungan sekitar (tempat tidur, kamar mandi, tandon air, dan tempat sepatu).
Lebih dari itu, beliau juga menerapkan pola tidur teratur, yaitu tidur lebih awal dan bangun sebelum subuh, yang sejalan dengan ilmu kesehatan tentang pentingnya jam biologis tubuh untuk menjaga sistem imun dan kesehatan mental.
Ketua PRM Bringin, H. Mustain, berharap pengajian ini dapat menginspirasi jamaah untuk mengamalkan ajaran Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari guna meraih kesehatan fisik dan spiritual.