MALANG, Suara Muhammadiyah - Suara riuh sorak-sorai mahasiswa baru memenuhi helipad Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Jaket almamater merah dengan logo khas UMM, berpadu dengan topi yang baru saja disematkan secara simbolis, menjadi penanda dimulainya perjalanan panjang mereka sebagai mahasiswa Kampus Putih Generasi 2025. Perjalana mereka dimulai dengan ikut aktif di Penengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) UMM, sejak 9 September 2025 ini.
Tidak hanya mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air, beberapa mahasiswa asing juga ikut dalam barisan formasi Gen 25 yang memenuhi lapangan helipad. Selain itu, Pesmaba juga dibuka secara simbolik dengan menyalakan turbin kincir angin sebagai bukti tema Pesmaba tahun ini, ‘Ketahanan Pangan dan Energi Negeri’. Semangat mereka makin menggebu ketika prosesi dilanjutkan di Hall Dome UMM, menandai bahwa Pesmaba tahun ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah momentum lahirnya Generasi Penguat Ketahanan Pangan dan Energi Negeri.
Mengawali Stadium General, Wakil Menteri Diktisaintek sekaligus Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., memberikan pesan mendalam. Menurutnya, mahasiswa baru adalah generasi yang tengah memasuki fase penting dalam hidup, bukan lagi siswa, melainkan insan akademis dengan tanggung jawab moral yang jauh lebih besar.
“Saudara sekarang telah menyandang predikat mahasiswa. Itu artinya ada beban etik, tanggung jawab moral, dan pola pikir yang harus berubah. Kuliah bukan mencari nilai, tapi mencari kehidupan. Ilmu dan keahlian yang kalian miliki harus berdampak nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan jangan hanya seperti ular yang berganti kulit tanpa perubahan makna. Tetapi, jadilah kupu-kupu, yang setelah berproses, hadir membawa manfaat, menjadi sosok yang diperhatikan, dan memberi kebaikan. Itulah evolusi yang harus ditempuh melalui pendidikan di UMM.
“Pentingnya berorganisasi sebagai sarana pembelajaran kepemimpinan juga tak kalah penting. Maka dari itu, jangan sampai ada mahasiswa UMM yang tidak pernah ikut organisasi. Di sinilah kalian ditempa, baik untuk menjadi pemimpin formal maupun informal. Ini bagian dari pembelajaran kehidupan,” ujarnya.
Lebih jauh, Fauzan mengingatkan bahwa Gen 25 akan berperan besar dalam menyongsong bonus demografi dan Indonesia Emas 2045. “Empat tahun ke depan, ketika kalian lulus, usia kalian masih sangat produktif. Inilah momentum strategis untuk menjadi generasi emas yang mengawal Indonesia menuju negara maju,” pungkasnya.
Sambutan penuh energi kemudian datang dari Rektor UMM, Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. Ia menegaskan bahwa semangat tersebut harus dibawa sepanjang perkuliahan. Karena datang ke kampus ini bukan untuk main-main. Ada tekad besar yang harus dipegang adalah belajar keras, disiplin, dan mengeksplorasi semua pengalaman yang diberikan kampus ini. Mengingat jargon yang dimiliki UMM yakni pasti lulus ‘tepat waktu, pasti bekerja, dan pasti mandiri’.
“Tak hanya itu, akar spiritualitas dalam proses juga tidak boleh dilupakan. Belajar itu penting, tapi jangan lupa meningkatkan ibadah dan akhlak. Di sinilah kita ingin melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter,” ujarnya.
Dengan dimulainya Pesmaba Gen 25, ribuan mahasiswa baru resmi menjadi bagian dari keluarga besar UMM. Mereka diharapkan mampu memanfaatkan seluruh kesempatan, baik akademik maupun non-akademik, untuk menyiapkan diri sebagai generasi yang tangguh, kreatif, dan bermanfaat bagi bangsa. (diko)