SEMARANG, Suara Muhammadiyah -Tak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu, apalagi ilmu agama. Konsep inilah yang tampaknya diusung oleh Muhammadiyah Semarang. Setelah sukses dengan program serupa di Ngaliyan, kini mereka kembali meluncurkan pesantren khusus lansia di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an Muhammadiyah (PPTQM) Lukman Al Hakim, Gunungpati, Sabtu (16/8/2025). Kehadiran pesantren ini menjadi sebuah jawaban atas kebutuhan rohani para lanjut usia, yang ingin mengisi hari-hari senja mereka dengan kegiatan bermanfaat dan bermakna.
Acara peresmiannya berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan, dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Dr. H.A. Dahlan Rais, M.Hum., yang juga merupakan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, serta Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah Dr. Eny Winaryati, M.Pd beserta jajaranya.
Langkah ini menunjukkan bahwa gerakan dakwah Muhammadiyah terus berinovasi dan tidak terpaku pada satu metode saja. Pondok pesantren ini dirancang khusus untuk para lansia, lengkap dengan kurikulum yang relevan, fasilitas yang memadai, dan program pendampingan spiritual yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Inisiatif mulia ini mendapat sambutan baik dari pemerintah setempat. Plt. Sekretaris Camat Gunungpati, Al Frida Very Sanavel, S.STP., M.Si., secara terbuka menyatakan dukungan penuh. "Kami berharap program ini bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat," ucapnya, menegaskan dukungan pemerintah daerah.
Di waktu yang sama, Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah juga meresmikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 'Aisyiyah Mentari 01. Kolaborasi antara Muhammadiyah Semarang dan 'Aisyiyah ini memperlihatkan sinergi kuat dalam upaya memajukan pendidikan yang inklusif, tidak hanya untuk kalangan muda, tetapi juga untuk seluruh lapisan masyarakat, termasuk para manula.
Sinergi ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 yang menunjukkan bahwa sekitar 12,2% dari total penduduk Indonesia adalah lansia. Angka ini menegaskan betapa pentingnya program-program yang ramah lansia, baik dari sisi kesehatan.
Sementara itu, dalam ceramahnya, Dahlan Rais menekankan bahwa pesantren modern sejalan dengan semangat pendidikan kekinian. Menurutnya, pendidikan adalah kunci utama untuk kemajuan bangsa, dan kualitasnya harus terus ditingkatkan.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya konsep deep learning yang mencakup tiga aspek: meaningful learning (pembelajaran yang bermakna), mindful learning (pembelajaran yang disadari), dan joyful learning (pembelajaran yang menyenangkan). Konsep-konsep ini, sambungnya, harus menjadi landasan utama dalam setiap proses pembelajaran.
Dalam acara peluncuran pesantren lansia ini, hadirin dimanjakan dengan penampilan seni yang memukau. Suasana meriah terasa saat paduan suara dari Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Gunungpati membawakan Mars 'Aisyiyah dan Mars Lansia dengan iringan musik angklung. Harmoni vokal dan alunan instrumen tradisional itu semakin menguatkan semangat kebersamaan yang menjadi inti dari acara ini.
Kehadiran program pesantren lansia ini merupakan bukti nyata bahwa semangat belajar dan beribadah tak mengenal usia, dan bahwa kehidupan spiritual bisa terus diperkaya hingga akhir hayat.