PERLIS, Suara Muhammadiyah - Seorang tokoh Nusantara lintas negara Malaysia dan Indonesia Ibrahim Yaacob pernah mengatakan,
“Wahai orang Melayuku, seluruh semenanjung dan kepulauan Indonesia adalah milik keturunan kita bersama, orang Melayu. Nama seperti Minangkabau, Bugis, Jawa, Brunei, Aceh, Lampung, Palembang, Rawa, Kampar, Kelantan, Perak dan sebagainya bukanlah nama Negara, tetapi negeri-negeri. Identity etnik kita sebenarnya adalah `Melayu`. Seluruh Indonesia memiliki budaya yang serupa dengan Melayu di Semenanjung. Jadi apa yang menjadikan kita renggang? Ia secara mudahnya karena takdir persamaan kita dibawah dua kuasa colonial, Belanda di kepulauan Indonesia dan Inggeris di Semenanjung. Namun ini tidak harus mengubah perpaduan kita, perpaduan yang tidak harus tunduk di bawah tekanan apapun.”
Banyak orang Malaysia mulai dari rakyat biasa, pejabat tinggi negara hingga ke silsilah di raja Malaysia memiliki hubungan darah kekeluargaan dengan Indonesia.
Hari ini, 7 Mei 2024, Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) kedatangan tamu keluarga Jawa yang sudah menjadi warganegara Malaysia.
Pak Muchtar yang sekarang berumur 84 tahun dulunya adalah aktivis Muhammadiyah, lulus dari IKIP Muhammadiyah Surakarta (sekarang menjadi Universitas Muhammadiyah Surakarta) yang kemudian menjadi guru di Sabah Malaysia, sebelum tinggal di Kuala Lumpur bersama anaknya di masa tuanya.
Atas dorongan spirit perjuangan dan kenangan masa lalu, Pak Muctar meminta kepada anaknya Prof Dr Andanastuti Muchtar dosen Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) yang baru saja pensiun untuk dibawa melihat-lihat sebuah badan amal usaha milik Muhammadiyah yang dulu menjadi wadah perjuangannya di waktu muda.
Walaupun sudah lama tinggal di Malaysia Pak Muchtar masih pandai berbahasa Jawa halus bersama VC dan barisan pimpinan UMAM lainnya.
Pak Muchtar yang masih sehat badan dan ingatan itu adalah satu dari sekian banyak masyarakat asal Jawa yang sekarang menjadi warganegara Malaysia.
Anak cucu mereka akan menjadi penyambung silaturahim generasi antara Malaysia dan Indonesia
Dengan semangat dan eksplorasi Islam dan Peradaban Melayu, pada tanggal 29 May 2024 nanti, UMAM bersama perguruan tinggi lain di Perlis, Malaysia, dengan koordinasi MAIPS (Majelis Agama dan Istiadat Melayu Perlis) mengadakan sebuah seminar International berjudul Peradaban Ummah: Islam dan Jati Diri Melayu.
Antara topik yang akan disampaikan dalam seminar nanti adalah Diaspora Islam dan Masyarakat Nusantara.
Inilah antara peranan dan sumbangan UMAM dalam menjaga hubungan kedua negara dimana beberapa orang staf akademik dan non-akademik UMAM warganegara Malaysia juga memiliki darah keturunan dari Indonesia. (Afriadi Sanusi)