PDNA Lampung Timur dan Fatayat NU Dampingi Keluarga Korban Kriminal

Publish

30 July 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
258
Foto Istimewa

Foto Istimewa

LAMTIM, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Lampung Timur Bersama dengan Pimpinan Cabang Fatayat Nahdatul Ulama Lampung Timur, melakukan kunjungan terhadap keluarga Riyas Nuraini (32). Korban pembunuhan yang ditemukan tewas terbungkus karung di kebun jagung milik warga Labuhan Ratu, Lampung Timur pada 18 Juli 2024. Riyas merupakan salah satu kader Fatayat NU yang bekerja sebagai penjual online dengan sistem Cash on Delivery (COD).

Khairun Nisa selaku Ketua PD NA Lampung Timur ia menyampaikan bahwa setelah mendapat informasi tentang adanya korban pembunuhan yang merupakan kader Fatayat NU, mereka melakukan konsolidasi dengan PC Fatayat NU Lampung Timur terkait kasus tersebut dan meminta untuk bisa mendampingi mereka mengunjungi keluarga korban. Mereka turut menyampaikan rasa duka cita serta salam dari PPNA dan PWNA Lampung yang belum bisa hadir. Mereka berharap agar kasus ini segera diusut dan diselesaikan.

“Setelah mendapat informasi adanya korban pembunuhan kader Fatayat NU, kami konsolidasi dengan PC Fatayat NU Lampung Timur terkait kasus ini dan meminta untuk bisa mendampingi kami mengunjungi keluarga korban. Kami turut berduka cita sekaligus menyampaikan salam dari PPNA dan PWNA Lampung yang belum bisa turut hadir di sini. Semoga kasus ini segera diusut dan selesai,” ujar Khoirun Nisa kepada keluarga korban.

Kehadiran PDNA di kediaman korban disambut baik oleh pihak keluarga. Turut hadir kakak perempuan dan laki-laki korban, ibu mertua, suami dan anak korban yang duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Keluarga korban hingga saat ini belum mengetahui dengan pasti siapa pelaku pembunuhan tersebut.

Yanti selaku kakak perempuan korban, menceritakan bahwa korban tiba-tiba menghilang setelah pamit kepada anaknya. Biasanya korban sudah pulang saat maghrib, tetapi kali ini hingga maghrib belum pulang. Mereka semua panik dan mencarinya, namun tidak menemukannya.

“Tiba-tiba hilang, hanya pamit kepada anaknya. Biasanya maghrib sudah pulang, itu sampai maghrib belum pulang, kami semua panik dan mencari-cari tapi tidak ketemu,” ujar Yanti ketika ditanyai bagaimana kronologi kejadian tersebut.

Sukani selaku suami korban, menyambung ceritanya kemudian menjelaskan bahwa biasanya korban menunggu banyak orderan sebelum keluar. Namun, pada maghrib hari itu, ponsel korban sudah tidak aktif dan terakhir kali WhatsApp-nya terlihat pada pukul 09.00 pagi keesokan harinya.

“Biasanya nunggu banyak orderan, baru keluar. Maghrib itu hpnya sudah tidak aktif, kemudian besok pagi harinya, whatsappnya terakhir dilihat jam 09.00,” sambung Sukani yang turut ikut sibuk mencari keadaan korban.

Kemudian keluarga korban mendapat kabar dari pemilik kebun jagung bahwa ditemukan jenazah korban sudah terbungkus karung. Selanjutnya korban di autopsi ke Bandar Lampung dan proses pemakaman dilakukan pada hari Jum’at. Berdasarkan penjelasan pihak keluarga, ditemukan wajah korban dalam keadaan luka-luka dan terdapat sayatan di leher. Adapun barang-barang korban seperti perhiasan, motor dan tas tidak ada yang hilang, hanya handphone dan isi yang ada dalam tas tersebut.

Berdasarkan penjelasan pihak keluarga tersebut, maka dapat dipastikan bahwa tidak ada motif perampokan tetapi jelas bahwa itu adalah tindakan pembunuhan. Oleh karena itu, kami PDNA Lampung Timur melakukan perbincangan kepada keluarga korban untuk membantu pendampingan agar kasus ini segera diungkap.

“Pihak keluarga sebaiknya terus meminta pendampingan dari pihak kepolisian, karena jika tidak demikian maka terungkapnya kasus ini akan benar-benar sulit“, ujar Ervi satu anggota PDNA.

Romyatun Wakil Ketua II PC Fatayat NU Lampung Timur selaku pendamping PDNA dalam kunjungan dengan lugas mengkonfirmasi bahwa PBNU menyatakan bahwa mereka bersama pihak polisi telah berupaya maksimal agar kasus ini segera diusut. Polisi bahkan belum beristirahat demi menyelesaikan kasus tersebut, dan PBNU terus memantau perkembangannya.

“PBNU bersama dengan pihak polisi sudah berupaya semaksimal mungkin agar kasus ini segera diusut. Bahkan kabarnya kemarin dari pihak polri mengabarkan sampai saat ini belum beristirahat demi tuntasnya kasus tersebut. Sampai saat ini kami juga turut memantau bagaimana perkembangannya,” ujar Romyatun.

Oleh karena itu, upaya paling maksimal yang dapat dilakukan adalah terus mendampingi dan mendukung keluarga korban, karena tentu saja kejadian ini tidak hanya meninggalkan kesedihan tetapi juga trauma bagi pihak keluarga, khususnya anak kandung korban. (Noval/Hanan)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MALANG, Suara Muhammadiyah - Dalam merencanakan keuangan, banyak orang mencari pilihan yang aman dan....

Suara Muhammadiyah

19 January 2024

Berita

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menerima tim evalua....

Suara Muhammadiyah

27 August 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Dosen prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Dr I....

Suara Muhammadiyah

17 September 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam waktu dekat, Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta ak....

Suara Muhammadiyah

13 May 2024

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ayah Bunda, mudah tidak kita sebagai orang tua menjadi bestie anak? ....

Suara Muhammadiyah

19 February 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah