SEMARANG, Suara Muhammadiyah – Strategi utama organisasi untuk memenangkan perhatian publik di tengah banjirnya informasi media sosial adalah fokus, konsisten, dan menyederhanakan pesan. Pesan yang rumit justru akan membuat audiens bingung dan beralih, dalam istilah praktis, "If you confuse, you lose".
Hal ini menjadi sorotan utama dalam Workshop Reputasi Digital dan Rapat Kordinasi Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Se-Kota Semarang yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang. Pembahasan mendalam mengenai teknik operasional media sosial ini disampaikan oleh Digital Manager Tribun Jateng Abduh Immanulhaq.
Immanulhaq menjelaskan bahwa media sosial adalah alat untuk bersosialisasi dan berinteraksi online yang memungkinkan manusia terhubung tanpa batas ruang dan waktu. Tujuannya beragam, mulai dari interaksi, koneksi, syiar, hingga pemasaran dan reputasi. Organisasi harus menyadari bahwa tiap media sosial memiliki tipe pengguna dan strategi yang berbeda.
Karena itu, penting untuk menerapkan metode yang jelas. Metode tersebut mencakup penetapan segmentasi pengguna dan perilakunya, penentuan tujuan unggahan berdasarkan kebutuhan, perumusan strategi membangun hubungan dengan pengguna, dan pemilihan platform media sosial yang sesuai dengan kebutuhan.
Dalam hal produksi konten, Abduh menyarankan agar tim media menggunakan Storytelling dengan bahasa sederhana dan langsung ke inti unggahan. Khusus untuk video, ia menekankan bahwa tim media harus membedakan antara video pendek (short video) dan video panjang (long video).
"Short is longer than long. Maksudnya, short video atau video pendek akan lebih banyak dilihat daripada long video atau video panjang. Karena itu video pendek harus diutamakan, dan long video dapat dipecah menjadi short video," jelasnya.
Kunci keberhasilan paling utama adalah konsistensi, lanjut Imanulhaq. Sebab konsistensi pesan yang diulang secara berkelanjutan akan menancap di pikiran audiensmentara inkonsistensi hanya akan membuang waktu dan uang.
Pembahasan teknis ini didukung kuat oleh kerangka strategis yang disampaikan Raka Manggala, Branding Founder Kolamide.id, yang melihat branding sebagai upaya membangun persepsi. Raka menekankan bahwa organisasi harus fokus pada Problem Solving, yaitu menyiapkan solusi nyata atas kebutuhan masyarakat setelah melakukan Community Needs Assessment.
Komunikasi merek harus menempatkan audiens sebagai Hero (pahlawan) yang dibantu oleh organisasi sebagai Guide atau pemandu solusi. Strategi komunikasi ini harus ditutup dengan Brand Proofing yang kuat. Pembuktian ini mencakup kesesuaian janji, transparansi, akuntabilitas, dan menunjukkan Dampak yang nyata dari kiprah yang dilakukan organisasi.
Acara yang berlangsung di Hotel Candi Indah Convention ini dibuka oleh Wakil Ketua PDM Kota Semarang, Drs. Nurbini, M.S.I. Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo itu menegaskan kembali bahwa branding adalah janji organisasi, sementara reputasi adalah penilaian publik.
Ia menekankan bahwa reputasi yang baik akan tercapai jika organisasi menjaga kualitas, kredibilitas, dan integritas.
Kesatuan Identitas dan Sinergi Lintas Media
Untuk mencapai tujuan tersebut, Ketua MPI PDM Kota Semarang, Hadi Santoso, S.T. M.Si., menargetkan adanya kesatuan branding. Ia menekankan bahwa implementasi “Islam Berkemajuan” harus terwujud dalam desain, flyer, dan semua kegiatan.
Guna memperluas jangkauan media persyarikatan secara masif, MPI mendorong strategi cross follower dari PCM, Ortom, dan Amal Usaha (AUM). "Harapannya terjalin kerjasama, ada cross baik itu media sosial YouTube, IG dan sebagainya maupun pemanfaatan media online, website. Hal ini untuk kemudian memberikan mengabarkan tentang apa yang ide gagasan dan apa yang sekarang dilakukan oleh Muhammadiyah Kota Semarang," tegas Hadi Santoso.
Sebagai langkah praktis dalam penguatan identitas, Andree Wijaya, Kepala Kantor Sekretariat PDM Kota Semarang, turut menyosialisasikan Brand ID Muhammadiyah untuk keseragaman identitas. Hal ini sejalan dengan peluncuran brand guideline dari Pimpinan Pusat.
Wartawan Muhammadiyah
Upaya mendorong produksi konten di tingkat cabang dan ranting juga dilakukan melalui dukungan fisik. Untuk mendorong jumlah volume produksi konten berita dan media sosial dari setiap cabang, organisasi otonom dan masjid-masjid Muhammadiyah, pihak MPI juga memberikan rompi dan ID card peliputan relawan media kepada para peserta workshop.
Rompi berwarna biru dongker dan ID card ini menjadi seragam dan identitas resmi para relawan media sebagai wartawan Muhammadiyah di lapangan. Rompi dipakaikan langsung kepada peserta secara simbolis oleh Wakil Ketua PDM Kota Semarang, Drs. Nurbini, M.S.I
Nurbin berharap melalui sinergi media dan pemanfaatan AI, Muhammadiyah akan semakin dikenal dan mendapatkan reputasi yang baik dari masyarakat.


