JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Muhammadiyah Rawamangun sukses menyelenggarakan kegiatan “Baitul Arqom Lanjutan untuk Guru dan Karyawan Perguruan Muhammadiyah Rawamangun”. Acara ini mengusung tema "Mengembangkan IPTEK sebagai Implementasi PHIWM (Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah) dalam Kehidupan Berjamaah".
Acara dilaksanakan pada hari Ahad, 25/7/2025 di Komplek Perguruan Muhammadiyah Rawamangun. Peserta yang hadir terdiri dari para guru dan karyawan dalam komplek perguruan Muhammadiyah Rawamangun.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber, Dr. Gufron Amirullah, dosen Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA, sekaligus Wakil Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah. Dalam paparannya yang mencerahkan, Dr. Gufron Amirullah menekankan pentingnya sikap tabayyun atau meneliti kebenaran suatu berita di era digital saat ini. Beliau mengutip Surah Al-Hujurat ayat 6, yang menjadi landasan utama bagi umat Islam dalam bermedia sosial.
"Setiap informasi yang diterima harus melalui proses verifikasi yang ketat, agar kita tidak mudah terjerumus dalam penyebaran berita bohong (hoaks) yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain," tegasnya.
Lebih lanjut, Dr. Gufron memaparkan tiga nilai dasar yang wajib dipegang teguh oleh setiap Muslim dalam berinteraksi di ruang digital: akhlak, akhlaqul karimah, dan kemaslahatan. Menurutnya, setiap unggahan, komentar, atau penyebaran informasi harus didasari oleh niat baik, adab yang mulia, dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Rawamangun, Robbani Agustion, menyatakan rasa bangganya melihat antusiasme peserta. "Kami sangat senang melihat para peserta bisa berlatih untuk memilah informasi yang benar. Di era banjir informasi seperti sekarang, kemampuan ini menjadi sangat krusial," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Rawamangun, Rudin menyampaikan harapannya. "Kami berharap setelah mengikuti baitul arqam ini, para guru dan karyawan dapat lebih positif dalam bermedia sosial, tidak hanya sebagai konsumen informasi, tetapi juga sebagai produsen konten yang edukatif dan inspiratif," harapnya.
Salah satu peserta, Nurhafil dari SMA Muhammadiyah 11 Jakarta, mengungkapkan, "Materi yang disampaikan sangat mencerahkan. Kami dilatih memilah informasi yg hoax dan yang benar."
Senada dengan itu, Alghifari dari SD Muhammadiyah 24, turut memberikan kesan positif. "Kegiatannya dinamis, memperkuat kekompakan setiap kelompok untuk berdiskusi dan tentunya banyak wawasan baru yang didapat," tuturnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat membekali para guru dan karyawan dengan literasi digital yang mumpuni, menjadikan mereka pemandu yang mampu menyebarkan nilai-nilai keislaman melalui media sosial secara bijak dan produktif. (Hen)