YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Aris Madani mengajak untuk merenungkan Qs an-Nisa ayat 9. Dalam ayat ini, terdapat diksi Dzurriyyatan dli'âfan, yang dimaknai sebagai keturunan (generasi) yang lemah.
“Kalau di dalam tafsir-tafsir itu, yang dimaksud generasi yang lemah adalah yang lemah agamanya, lemah adabnya, lemah ibadahnya, lemah akhlaknya. Ini yang perlu kita takutkan sebagai orang tua,” terangnya.
Aris menyampaikan itu di Pengajian Akbar Milad ke-41 MTs Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta (Moekata), Sabtu (11/10). Implikasi dari surat tersebut, merepresentasikan seruan orang tua untuk mendidik anak-anak. Karena, ini menjadi modal terpenting dalam mewujudkan generasi yang tangguh, kuat, dan berkeadaban.
Upaya itu, telah dibuktikan dengan mengambil peran nyata melalui menyekolahkan anak-anaknya di MTs Moekata. “Mereka diajarkan mengaji dengan baik, tata krama, sopan santun, sehingga mereka memiliki karakter yang baik. Dan kita sebagai orang tua, menjadi tenang dan tidak perlu takut dan khawatir,” sebutnya.
Karena, sebut Aris, pendidikan keagamaan di MTs Moekata sangat kaya dan mendalam. “Bukan hanya teori, tapi praktik dilakukan dengan sebaik-baiknya,” ucapnya. Dan ini, sesungguhnya yang diperlukan oleh generasi hari ini untuk menyongsong masa depan. “Dan, itu semua sudah komplit diberikan di MTs Moekata ini,” bebernya.
Di situlah diperlukan sinergi di seluruh stakeholder, antara MTs Moekata dengan lingkungan sekitar. Berikut juga dengan orang tua, lebih-lebih dalam pengembangan mutu pendidikan yang lebih tersistematisasi. “Sinergi dan kolaborasi yang luar biasa dengan lingkungan sekitar dan tokoh masyarakat, sehingga menjadi kunci dalam memajukan pendidikan,” tegasnya.
Pada saat yang sama, kontekstualisasi dari Qs an-Nisa ayat 9 dengan dunia pendidikan, meniscayakan kesadaran menanamkan nilai-nilai ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SwT. “Di lingkungan paling kecil adalah rumah. Itu fondasi utama kita menanamkan nilai-nilai takwa tersebut,” terangnya.
Karenanya, peran orang tua sangat berkelindan. Karena, sebut Aris, anak akan meniru sesuai dengan yang dilakukan oleh orang tua. “Maka, perlu tanamkan nilai-nilai bersama-sama. Ketundukan, kepatuhan anak kepada Allah SwT. Insyaallah kalau ini dilakukan, anak-anak kita tercinta akan lebih mudah diarahkan,” jelasnya.
Di sinilah letak elan vital pendidikan. Orang tua harus paham betapa pendidikan menjadi aset termahal dalam kehidupan. Lebih-lebih, dalam menentukan arah kehidupan di masa mendatang. (Cris)