Optimisme AMM Banyuwangi Membentuk Pemilih Cerdas

Publish

5 February 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
445
Foto Istimewa

Foto Istimewa

 BANYUWANGI, Suara Muhammadiyah – Sebagai bentuk aktualisasi peran kaum muda (Syubbanul Yaum Rijalul Ghad) dalam menghadapi pemilu 2024, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Banyuwangi menggelar diskusi politik dengan tema “Optimisme Kaum Muda Dalam Menyambut Pemilu 2024” di Aula SMK Muhammadiyah 2 Genteng Banyuwangi, Ahad (04/02/2024).

Hadir pada gelaran ini sekaligus sebagai narasumber Zulfikar Arse Sadikin, anggota DPR RI Komisi XI, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi, serta AMM Banyuwangi yang merupakan perwakilan Pemuda Muhammadiyah (PM), Nasyiatul Aisyiah (NA), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Hizbul Wathan (HW), Tapak Suci (TS) baik tingkat daerah maupun cabang. 

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi menyampaikan, pemilu sebagai bentuk rutinitas lima tahunan dalam suksesi pemimpin bangsa harus disambut dengan bijak. Terlebih kepada kaum muda Muhammadiyah di Banyuwangi, tidak boleh apatis dan tidak perlu fanatisme berlebihan atau bersikap biasa-biasa saja. Karena sebagai kader bangsa, AMM harus mengedepankan logika berfikir dan mengedepankan dialog dalam bersikap.

“Karena pemilu, karena dukung mendukung kemudian barisan kita menjadi berantakan dan justru meninggalkan nilai dakwah Muhammadiyah kepada bangsa. Pemilu periode kali ini banyak pihak yang menyatakan sebagai pemilu paling brutal, karena banyak kepentingan yang menyertai, tidak lagi pada subtansinya pokok yakni memilih pemimpin bangsa dan wakil rakyat,” ujar Mukhlis Lahudin, Ketua PDM.

Sementara itu narasumber dalam pengantar diskusi menjelaskan, setelah kemerdekaan 1945 bangsa Indonesia mengikrarkan diri sebagai negara republik yang berkedaulatan rakyat, konsekuensinya adalah negara dikelola oleh 3 unsur kekuasaan. Diantaranya adalah kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif, yang kemudian disebut pemerintahan dan mengelola perjalanan bangsa.

“Untuk itu pendidikan politik penting sekali bagi kaum muda, apalagi Muhammadiyah sudah memberi ruang untuk belajar politik didalam struktur organisasinya, contohnya saat memilih ketua organisasinya. Politik juga mengajari kaum muda bagaimana membangun jejaring untuk mencari sosok pemimpin dan memilih wakil rakyat yang membawa aspirasinya dalam ikut membangun bangsa,” tegas Zulfikar.

Maka penting bagi kaum muda Muhammadiyah harus bisa memahami apa itu politik cerdas, politik cerdas adalah politik yang didasari dari kemauan dan modal sosial yang kuat. Bukan lagi politik kapital, artinya siapa yang memiliki modal materi yang kuat dan besar itulah yang akan terpilih. Ini yang harus disampaikan Angkatan Muda Muhammadiyah di Banyuwangi kepada siapa saja sebagai dasar pendidikan politik.

Diakhir diskusi Zulfikar juga memberi pesan pada kaum muda Muhammadiyah di Banyuwangi bahwa pendidikan politik bagi kaum muda adalah yang mengajarkan positif campaign bukan lagi negatif campaign. Dan ini dimiliki oleh kaum muda dengan kemampuan jejaring sosialnya dan cara pandang moderat, diharapkan bisa menyambung dan menyampaikan tentang pentingnya positif campaign. (Rizkie Andri)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Tim nasional (Timnas) Indonesia mengalami kekalahan dengan skor 2-0 da....

Suara Muhammadiyah

30 April 2024

Berita

ENREKANG, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Enrekang (Unimen) menggelar Kuliah Umum deng....

Suara Muhammadiyah

8 November 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah mengataka....

Suara Muhammadiyah

19 May 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Anugrah Diktiristek kembali digelar oleh Kementerian Pendidikan, Ke....

Suara Muhammadiyah

15 December 2023

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Mahasiswa Abiturien Mu’a....

Suara Muhammadiyah

23 July 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah