YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Olympiade Ahmad Dahlan (OlympicAD) merupakan salah satu wahana yang diberikan Muhammadiyah lewat Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) untuk mengasah kemampuan para peserta didik. Jika melongok pada historisitasnya, OlympicAD pada zaman dahulu dinamakan Congres Moerid.
Sejak tahun 1925, kegiatan ini memuat dua orientasi, silaturahmi dan kompetisi. Dan ini, rutin dilaksanakan oleh Muhammadiyah. OlympicAD 1 dilaksanakan pada tahun 2005 di Malang, Jawa Timur.
Dilanjutkan 5 tahun kemudian, OlympicAD II dilaksanakan di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 2010. Tahun 2012, OlympicAD III dilaksanakan di Yogyakarta, DIY. Untuk OlympicAD IV, kembali dilaksanakan di Malang, Jawa Timur tahun 2014.
Bersambung periode V, OlympicAD berlangsung di Lampung tahun 2017. Pada periode VI, OlympicAD berlangsung di Kota Semarang, Jawa Tengah tahun 2019. Dan, terakhir di Kota Bandung, Jawa Barat, OlympicAD VII berlangsung. Dan, untuk periode VIII, akan dipusatkan di Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 2026 mendatang.
“Besok tahun 2026 akan dilaksanakan di Makassar Februari tanggal 12-14 Februari. Pengalaman 2 tahun lalu kita ikut sebagai peserta di Bandung, di mana kita kontingen DIY mendapatkan peringkat di juara 2,” kata Sarjilah, Ketua Panitia OlympicAD DIY VIII saat konferensi pers di Kantor PWM DIY, Kamis (20/11).
Di situlah menjadi dorongan semangat yang harus ditumbuhkan bagi para kontingen yang nantinya akan dikirim ke tingkat nasional. “Untuk menunjukkan yang terbaik,” sebutnya.
Karena itu, pada seleksi OlympicAD VIII tingkat wilayah yang berlangsung Sabtu-Ahad (22-23/11) di lima lokasi tersentral; SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY betul-betul mempersiapkan sedemikian rupa untuk menghasilkan bibit-bibit terbaik.
“Nanti peserta dari DIY itu betul-betul terpilih, betul-betul yang unggul, yang bisa membawa nama harum DIY. Untuk menjadi juara satu bukanlah hal yang gampang, tapi bukan berarti kita tidak bisa,” tegasnya.
Karena itu, pihaknya terus memompa api semangat para peserta untuk berlomba-lomba menunjukkan sesuatu hal yang distingtif, pembeda dari yang lain. Yakni menunjukkan bakat, kemampuan semaksimal mungkin, agar bisa bersaing dengan kompetitor sekolah Muhammadiyah se-Indonesia di tingkat nasional.
“Maka kita berusaha bagaimana kita untuk menyusun strategi untuk bisa mendapatkan juara yang pertama. Kita akan menjemput kesuksesan di Makassar menjadi juara satu,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PWM DIY Achmad Muhammad mengatakan OlympicAD bukan sekadar ajang perlombaan, tetapi bagian dari tradisi besar dalam sejarah Muhammadiyah.
“Semangat berkompetisi yang berdasarkan nilai-nilai perjuangan harus menjadi motivasi tersendiri bagi seluruh peserta. Begitu pula nilai etika kejujuran dan sportivitas demi membangun persaingan yang sehat,” ujar Achmad.
Sebagai informasi, OlympicAD DIY VIII akan dibuka esok hari, Sabtu (22/11) oleh Ketua PWM DIY Muhammad Ikhwan Ahada di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Para peserta akan berlaga 27 cabang lomba, mulai dari bidang akademik, seni, keislaman, penelitian, hingga teknologi. (Cris/Nurvi/Anggi)


