CIREBON, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Diktilitbang dan Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani melaksanakan Darul Arqam Pimpinan Utama Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) Zona 3 Jawa 1 di Universitas Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, 6—9 November 2025.
Dalam kesempatan tersebut Bachtiar Dwi Kurniawan Ketua MPKSDI mengatakan bahwa Kemajuan amal usaha Muhammadiyah itu perlu sinergi dan selaras dengan kebijakan dan pergerakan aumnya. “Bersama-sama menjadi kampus terbaik, kampus berkemajuan, dan kampus berkeunggulan perlu sinergi dan kolaborasi agar selaras dengan dinamika gerakan Muhammadiyah,” ujarnya, Kamis (6/11).
Bachtiar juga menambahkan bahwa Amal Usaha Muhammadiyah itu tumbuh berkembang pesat maju dan unggul selalu ada dinamika di dalamnya, perlu bersama memikirkan solusi menjawab dinamika-dinamika tersebut.
“Bersama-sama dalam pengembangan AUM menjadi AUM yang maju dan unggul. Yang satu unggul, yang lain juga unggul, yang lain maju, yang satunya juga harus maju. Maju bersama, unggul bersama-sama,” tambahnya.
Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Dr. Bambang Setiaji melalui video menyampaikan dukungannya dalam program penguatan kualitas pimpinan utama ini. Menurutnya dalam meningkatkan kualitas pimpinan utama PTMA itu perlu banyak mengikuti pelatihan seperti Leadership Training dan Darul Arqam seperti ini.
“Kepemimpinan di perguruan tinggi merupakan faktor kunci di dalam membangun perguruan tinggi, kepemimpinan itu digembleng melalui Leadership Training, Darul Arqam, Baitul Arqam dsb,” jelasnya.
Pada kesempatan menutup Darul Arqam Pimpinan Utama PTMA kemarin Ahad (9/11), Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah M. Izzul Muslimin, S.IP. mengatakan bahwa Muhammadiyah dengan segala amal usaha yang ada menjadi kekuatan yang diperhitungkan. Pemimpin AUM semua membutuhkan sumber daya yang berkualitas baik. Dengan Jumlah SDM yang banyak itu dalam membangun persyarikatan harus memiliki karakter visi misi sejalan dengan Muhammadiyah.
“Dengan latar belakang SDM yang bermacam-macam ini perlu kesamaan visi misi dalam ber-Muhammadiyah. Menurutnya tugas ini tidak hanya tugas MPKSDI sebagai majelis kader. Tetapi tugas semua elemen majelis dan lembaga. Karena Muhammadiyah adalah organisasi kader juga.
Dinamisasi dalam ber-Muhammadiyah menjadi sangat penting untuk dapat melaksanakan perkaderan dan meningkatkan kualitas kaderisasi.
“Tantangan terbesar kita sebagai organisasi besar tentunya besar juga. Persoalan-persoalan yang muncul perlu dimanage dengan baik. Perlu diintensivkan kegiatan perkaderan untuk menyeleksi SDM dalam memajukan AUM kita tidak hanya PTMA tetapi juga sekolah dan rumah sakit Muhammadiyah,” tambahnya.
Di akhir, Izzul Muslimin mengatakan bahwa Muhammadiyah suatu ‘proses menjadi’, menjadi Muhammadiyah tentunya melewati proses yang panjang dalam menjadi Muhammadiyah. Belum tentu yang dari keluarga Muhammadiyah bisa menjadi Muhammadiyah jika tidak melakukan ‘proses perkaderan’.


