SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar mengingatkan, kehadiran Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang ciri khasnya gerakan dakwah berbasis amar makruf nahi mungkar. Dengan notabene gerakan dakwah, tidak berarti dakwah Muhammadiyah berlaku di masjid semata, tetapi spektrumnya sangat luas.
"Dakwah itu adalah keseluruhan usaha, upaya, program, dan perencanaan yang meliputi bidang kehidupan masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Yaitu masyarakat yang berkemajuan seperti ditegaskan dalam Risalah Islam Berkemajuan," ujarnya dalam Wisuda dan Pelepasan Thalabah Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) di Kampus 1 PUTM Kaliurang, Ngipiksari, Pakem, Sleman, DIY.
Corak dakwah itu berlaku di bidang kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, dan seluruh aspek kehidupan lainnya. Disamping, melakukan pengkajian ajaran Islam secara keseluruhan untuk menjadi tuntutan bagi masyarakat.
"Pada bidang pengkajian ini diperlukan kader-kader secara berkelanjutan. Muhammadiyah bisa saja mengambil dari luar. Tetapi di samping itu, Muhammadiyah memerlukan kader-kader yang dihasilkan oleh Muhammadiyah sendiri melalui pendidikan yang diselenggarakannya," jelasnya.
Di sinilah letak pentingnya PUTM. Kehadiran PUTM meniscayakan proses pengkaderan secara membumi, sehingga menghasilkan kader-kader Persyarikatan yang telah matang dan bersiap menjalankan dakwah di kehidupan nyata.
"Jadi ini (perkaderan) merupakan hal yang sangat penting. Bahkan di Majelis Tarjih saja, perekrutan kadernya juga berjenjang. Ada yang usia 80, 70, 60, dan seterusnya. Bahkan ada yang masih berusia 20 an, sudah direkrut di Majelis Tarjih," terangnya.
Dalam kesempatan itu, saat ini Muhammadiyah sangat membutuhkan kehadiran kader-kader Kertarjihan di akar rumput. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan makin meluasnya jaringan pondok pesantren Muhammadiyah di berbagai wilayah.
"Kita memerlukan kader-kader Tarjih. Karena kita banyak pondok pesantren. Sekarang ada ratusan pesantren yang memerlukan kader-kader Tarjih. Karena pesantren-pesantren kita kalau kiblat Kertarjihannya tidak diasuh sedemikian rupa, itu nanti mencarinya maknanya. Karena itu perlu Kertarjihan," tegasnya. (Cris)