Muhammadiyah Bukan Organisasi Politik, tapi Organisasi Dakwah

Publish

23 February 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
1308
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah  Prof Dr H Syafiq A Mughni, MA

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Syafiq A Mughni, MA

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Syafiq A Mughni, MA mengatakan Pemilu 2024 yang baru saja dihelat mengalami hiruk-pikuk. Oleh karena itu, Syafiq meminta agar jangan sampai mendistorsi Muhammadiyah. Sebab karakteristik Muhammadiyah bukan organisasi politik, tetapi organisasi dakwah amar makruf nahi mungkar.

“Sebagai gerakan dakwah, saya kira kita akan terus mengingat ini sebagai karakteristik dari Muhammadiyah,” ujarnya dalam Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah dengan tema “Konsolidasi Dakwah Muhammadiyah Pasca Pemilu 2024,” Jumat (23/2).

Meskipun bukan organisasi politik, namun Muhammadiyah senantiasa mengingatkan agar menjalankan politik harus berlandaskan moral dan etika. Dalam kerangka Muhammadiyah, ini termasuk bagian dari perwujudan dakwah. Dakwah Muhammadiyah tidak sekadar berkhidmat untuk umat, tetapi berkhidmat untuk bangsa dan kemanusiaan universal.

“Supaya kita tidak mengalami disorientasi, kita harus benar-benar memahami peran Muhammadiyah. Yang menganggap politik itu penting, dan karena itulah maka harus ada landasan moral dan etika di dalamnya. Sebab kalau tidak, maka itu akan berlawanan dengan tujuan dakwah,” sebutnya.

Bagi Syafiq, politik sebagai upaya untuk meraih kekuasaan. Sementara, dakwah sendiri sebagai usaha untuk mencerahkan kehidupan masyarakat. “Maka, janganlah sampai keterlibatan kita di dalam politik baik praktis maupun politik yang non-praktis kemudian mengabaikan tujuan-tujuan dari dakwah,” katanya.

Syafiq menuturkan dengan melihat hiruk-pikuk masyarakat di Pemilu 2024, maka penting mengkonsolidasi agar jangan sampai Muhammadiyah kehilangan arah dan melupakan tugas dakwah di akar-rumput.

“Ini sekalipun sangat besar maknanya, tetapi tidak selalu mudah dilakukan. Bagaimana kita (Muhammadiyah) berjuang untuk mencerahkan karena melihat bahwa Pemilu tidak hanya pesta demokrasi, tetapi juga harus dijadikan sebagai pendidikan politik,” jelasnya.

Syafiq mengingatkan agar jangan sampai terninabobokan oleh Pemilu 2024 dengan berpesta pora melampaui, lalu melupakan pengejawantahan pendidikan politik. Sebab, menurutnya pendidikan politik itu sangat penting.

“Jadi kalau kita hanya bersenang-senang dengan Pemilu ini dan kemudian kita melupakan Pemilu sebagai momentum untuk melakukan pendidikan politik, maka di situlah tujuan-tujuan dakwah akan mengalami kendala,” tandas Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur ini. (Cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SRAGEN, Suara Muhammadiyah - SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen(Dimsa) sukses menggelar seminar rem....

Suara Muhammadiyah

25 July 2024

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Sebanyak 16 siswa dan 3 guru Daejeo Middle and High School, Busa....

Suara Muhammadiyah

23 January 2024

Berita

BANGKALAN, Suara Muhammadiyah - Merawat jenazah tidak bisa dilakukan secara asal-asalan atau sembara....

Suara Muhammadiyah

28 May 2024

Berita

CIAMIS, Suara Muhammadiyah – Siapa bilang perempuan tidak bisa menjadi Pimpinan Cabang Muhamma....

Suara Muhammadiyah

6 February 2024

Berita

MUNGKID, Suara Muhammadiyah - Menjalankan ritus peribadatan haji di tanah suci menjadi dambaan bagi ....

Suara Muhammadiyah

27 April 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah