TRENGGALEK, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah saat ini sudah berusia 113 tahun. Sebuah usia yang sangat tua, tapi tidak patah arang dalam berkiprah. Dalam perjalanannya, makin hari, Muhammadiyah terus berkembang dengan sangat pesat.
Bahkan, Muhammadiyah telah menyebar di seluruh Indonesia, termasuk di tingkat dunia, dengan disertai memiliki ribuan amal usaha yang dirintisnya. Banyak orang merasakan dampak nyata dari kiprah yang dilakukan oleh Muhammadiyah di akar rumput.
“Selama kurang dari 3 bulan ini saya keliling Indonesia. Di mana-mana, Alhamdulillah saya bertemu dengan Muhammadiyah yang tumbuh berkembang, semakin maju, tumbuh subur,” beber Ahmad Dahlan Rais, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dahlan menyampaikan hal itu saat Pengajian Ahad Pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Trenggaleng, Ahad (7/12) di Lapangan Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Pada saat yang sama, Dahlan juga menilai, kehadiran Muhammadiyah sampai luar nun jauh di sana, diterima sangat baik oleh lapisan masyarakat. Bahkan, yang menariknya kemudian, dalam kalangan masyarakat Islam minoritas sekalipun, Muhammadiyah diterima sebagai gerakan Islam yang mampu menampilkan wajah dakwah yang ramah, inklusif, dan mudah diterima.
“Misalnya di Kupang, 80% persen masyarakatnya nasrani, di Maumere (Nusa Tenggara Timur) itu Katolik, juga di Papua,” katanya.
Menurut Dahlan, Muhammadiyah bisa seperti tersebut di atas karena kehadiran Muhammadiyah senapas dengan Qs ar Ra’d [13] ayat 17. “Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.”
“Insya Allah, tidak salah mudah-mudahan, kehadiran Muhammadiyah di berbagai tempat itu tumbuh kembang karena memberikan manfaat,” tegasnya. (Cris)


