YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Akhid Widi Rahmanto membuka Moetoe Futsal Competition 2025 di Jogokariyan Futsal Yogyakarta, Rabu (12/11). “Junjung Tinggi Sportivitas dan Fair Play”, menjadi tema yang diusung dalam pertandingan tersebut.
Peserta yang mengikutinya berasal dari lintas sekolah dasar di Yogyakarta. Akhid menilai, melalui pertandingan ini, selain merekat silaturahmi, bersamaan dengan itu, ingin mengajak pola hidup sehat melalui olahraga.
“Kegiatan ini sangat-sangat positif, sangat-sangat pedagogis di samping untuk olahraga, ini menjadi arena untuk silaturahmi anak-anak SD. Juga arena promosi bagi SMP Muhammadiyah 7 (Motoe),” ucapnya saat di wawancarai Suara Muhammadiyah.
Akhid menyebut, lewat pertandingan ini, SMP Moetoe berupaya menunjukkan eksistensinya sebagai sekolah Muhammadiyah yang secara khusus menyediakan kelas olahraga.
“Satu-satunya sekolah khusus olahraga yang di Kota Yogyakarta yang swasta, yang lainnya itu sekolah negeri semua,” bebernya.
Bagi Akhid, kelas khusus olahraga menjadi medium dakwah. Menurutnya, dakwah itu tidak hanya berbentuk teks atau sekadar di dalam masjid, tetapi penjelmaannya dari beberapa aspek, salah satunya melalui sarana olahraga.
“Itu bagian dari (dakwah) yang harus kita upayakan. Karena kalau kita tidak sehat, apa bisa berbeda dengan baik maka olahraga bagian dari syiar, bagian dari kita berdakwah,” terangnya.
Kepala SMP Moetoe Supriyadi mengetengahkan, acara ini merupakan episode ketiga yang dihelat. Yang meniscayakan aktualisasi pengembangan benih-benih potensi anak-anak, khususnya di bidang olahraga.
“Ini adalah Untuk support kita ke dalam pengembangan dunia olahraga agar mereka berkembang,” ujarnya.
Di samping itu, menjadi bentuk pengenalan kepada anak-anak, khususnya masyarakat, SMP Motoe memiliki kelas peminatan khusus olahraga. Dari situlah kemudian, diharapkan para peserta futsal ini, bisa bergabung di sekolah tersebut.
“Sehingga Insya Allah nanti dengan kegiatan ini, selain kita dikenal oleh masyarakat memilih kelas KKO Kita juga mewadai mereka,” tuturnya.
Terlebih, antusias orang tua sangat bagus, beber Supriyadi, dengan futsal ini. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pendaftar yang tinggi.
“Sebenarnya masih banyak kemarin (yang daftar), tapi karena keterbatasan waktu kita 3 hari untuk mengatur jadwalnya, akhirnya kita kurangi. Kita masih menerima yang putri, tapi yang putri kan belum banyak di Yogyakarta,” jelasnya.
Supriyadi mengupayakan agar event ini bisa berkelanjutan ke depannya. Karena dari event ini, menggembleng anak-anak tumbuh menjadi pribadi disiplin, tanggung jawab, dan punya jiwa sportivitas yang tinggi.
“Itu yang kita utamakan. Ini contoh sepele, misalkan ya anak ini sehari full di lapangan, ini minimal sehari ini agar dia tidak mainan gadget, tidak mainan game. Tapi, kesehatan mereka dapat, kedisiplinan, dan skillnya juga mereka dapat berkembang. Itu harapan kami,” tandasnya. (Cris/Anggi/Nurvi)


