Minim Interaksi Bermakna, Polarisasi Sosial Jadi Tantangan Serius bagi Indonesia

Publish

6 August 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
42
Dok Istimewa

Dok Istimewa

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Polarisasi sosial yang semakin menguat di tengah masyarakat Indonesia dipandang sebagai tantangan serius bagi masa depan perdamaian dan persatuan seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan survei LSI tahun 2022, sebanyak 85% masyarakat Indonesia tidak memiliki hubungan bermakna dengan komunitas dari latar belakang agama yang berbeda. Hal ini dianggap mencerminkan minimnya interaksi empatik dan terbuka di tengah keberagaman di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Irfan Amalee,Co-Founder Peace Generation Indonesia, dalam International Course on Humanity and Multiculturalism (ICOMUH) yang diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Senin (4/8). Ia menekankan bahwa banyak masyarakat hidup berdampingan, namun tanpa interaksi yang empatik. Irfan menilai bahwa kecenderungan tersebut dapat menciptakan jarak sosial yang berbahaya, bahkan berujung pada polarisasi.

“Internet yang seharusnya memudahkan kita dalam mendapatkan informasi, justru membuat kita terjebak dalam gelembung informasi atau filter bubble. Kita hanya terpapar informasi yang sejalan dengan pandangan kita, sementara perspektif berbeda tidak pernah kita temui. Ini membuat kemampuan berpikir kritis kita mati,” jelas Irfan.

Untuk memutus siklus polarisasi, Irfan menawarkan solusi berbasis teori dan metodologi pendidikan damai. Ia mengacu pada Contact Theory dari Gordon Allport yang menyatakan bahwa prasangka bisa dikurangi melalui kontak langsung dan setara antara kelompok mayoritas dan minoritas, dengan tujuan bersama dan dukungan norma atau hukum yang berlaku.

“Prasangka muncul karena ketidaktahuan. Jika kita membuka ruang aman untuk dua kelompok berbeda agar bisa berinteraksi secara bermakna, maka tembok-tembok prasangka bisa runtuh dan saling mengenal dalam ruang aman. Di sinilah ruang-ruang interaksi bermakna bisa dibangun,” imbuhnya.

Peace Generation Indonesia sendiri telah mengembangkan berbagai pendekatan pembelajaran untuk mendobrak tembok polarisasi, seperti metode ARKA (Aktivitas, Refleksi, Konsep, Aplikasi) dan FIDS (Feel, Imagine, Do, Share). Keduanya dirancang untuk mendorong peserta agar tidak hanya memahami nilai-nilai damai secara teori, tetapi juga menginternalisasi dan menerapkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai program seperti Board Game for Peace, Kick for Peace, dan Peacetival menjadi medium interaktif untuk mendorong kolaborasi lintas identitas. Ia menekankan bahwa pendidikan untuk mengajarkan kedamaian tidak cukup hanya dengan menyampaikan teori. Harus dialami, dirasakan, dibayangkan, dan diwujudkan dalam tindakan nyata.

Dengan ini, Irfan berharap dapat mengurangi tingkat polarisasi di Indonesia, yang dapat berdampak langsung pada suburnya ekstremisme dan kekerasan antar kelompok. Ia mengajak seluruh peserta konferensi untuk tidak terjebak dalam narasi sektarian dan membuka diri terhadap perbedaan.

“Jika kita terus hidup dalam ruang gema atau echo chamber, kita akan kehilangan kapasitas untuk memahami orang lain. Padahal, kunci masa depan yang damai terdapat pada kemampuan kita berempati dan berkolaborasi,” pungkasnya. (ID)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok, Zhang Min menyampaikan kuliah ....

Suara Muhammadiyah

24 July 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Muhammad Ikhwan Ahada....

Suara Muhammadiyah

19 March 2025

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Uji Kompetensi Wartawan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UKW UMJ) ya....

Suara Muhammadiyah

5 March 2024

Berita

Bagi UMKM Pengelola Sampah Organik dan Non Organik di Bogor BOGOR, Suara Muhammadiyah - Dosen sebag....

Suara Muhammadiyah

21 December 2023

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah - Momentum lebaran semestinya membawa kebahagiaan tersendiri bagi selur....

Suara Muhammadiyah

24 March 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah