YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Usia 108 tahun ini bukan merupakan waktu yang sebentar bagi Aisyiyah. Sebagai gerakan sosial dan keagamaan, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Salmah Orbayinah mengungkapkan bahwa angka 108 setidaknya menyiratkan tiga hal penting. Pertama, perjuangan panjang Aisyiyah di sektor sosial, pendidikan, dan pemberdayaan.
Kedua, kekayaan akan pengalaman Aisyiyah dalam pemberdayaan masyarakat. Ketiga, memperteguh gerakan Aisyiyah sebagai ormas Islam yang memiliki komitmen kepada penguatan keluarga di berbagai level. Oleh karena itu pada Milad yang ke-108 tahun ini, Aisyiyah mengusung tema "Mewujudkan Ketahanan Pangan Berbasis Desa Qoryah Thayibah Menuju Ketahanan Nasional" (19/5).
Ketahanan pangan dipilih sebagai tema milad ke-108 dikarenakan sangat krusialnya isu ini dalam pembangunan.
"Indonesia masih dihadapkan pada problem ketahanan pangan yang disebabkan, antara lain oleh keterbatasan lahan pertanian, perubahan iklim, penurunan produktivitas, menurunnya jumlah petani, dan kurangnya regenerasi, ketergantungan pada impor, kurangnya teknologi pangan, hingga masalah kualitas pangan," ujarnya.
Salmah yakin, melalui program ketahanan pangan ini, Aisyiyah dapat berkontribusi secara maksimal melalui berbagai program, mulai dari gerakan Lumbung Hidup Aisyiyah (GLHA) Gerakan ini merupakan untuk memanfaatkan lahan pekarangan atau lahan yang tersedia yang dikelola secara individu maupun kelompok.
"Demi mewujudkan ketahanan pangan, kita harus dekat dengan petani dan memberdayakan mereka. Masyarakat desa yang sejahtera ini akan mendorong terwujudnya ketahanan pangan," tegasnya. (diko)