Meningkatkan Keterampilan Pendidikan Vokasi

Publish

10 October 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
335
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Meningkatkan Keterampilan Pendidikan Vokasi

Oleh: Wiguna Yuniarsih, Wakil Kepala SMK Muhammadiyah 1 Ciputat Tangerang Selatan

Pendidikan vokasi khususnya jenjang pendidikan tingkat menengah disebut dengan Pendidikan Kejuruan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan pendidikan vokasi/kejuruan di SMK adalah untuk mempersiapkan generasi mendatang yang memiliki kapabilitas dan daya saing tinggi dalam menghadapi tantangan persaingan kerja global.

Pendidikan vokasi merupakan penggabungan antara teori dan praktik secara seimbang dengan orientasi pada kesiapan kerja lulusannya. Kurikulum dalam pendidikan vokasi terkonsentrasi pada sistem pembelajaran keahlian (apprenticeship of learning) pada kejuruan-kejuruan khusus (specific trades). 

Sedangkan orientasi dan visi pendidikan vokasi adalah tercapainya kompetensi dan keterampilan lulusan berupa kemampuan hard skill didukung penguasaan soft skill sebagaimana tuntutan dan kebutuhan dunia kerja dunia industri. 

Dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, harus melibatkan siswa, tenaga pendidik seperti guru dan dosen. Sehingga hasilnya akan maksimal. Hal ini penting, sebab sebagai negara dengan populasi besar dan potensi ekonomi yang signifikan, Indonesia perlu memastikan bahwa lulusan SMK, politeknik, dan lembaga kursus memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan industri.

Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk memiliki kemampuan hard skill dan soft skill yang akan berperan sentral, vital, dan urgen dalam menghadapi dunia kerja. Dunia usaha dan dunia industri (DUDI) berharap besar terhadap lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kecakapan, kompetensi, dan keterampilan kerja berupa keterpaduan kemampuan hard skill dan soft skill yang memadai, unggul, siap pakai, dan mumpuni. 

Jadi kemampuan hard skill lulusan SMK harus diimbangi dengan kemampuan soft skill yang memadai untuk menunjang karirnya. Hal ini sesuai dengan hasil Penelitian  Abbas  dkk  (2013)  yang mengutip  studi  dari Stanford Research  Institute dan Carnegie  Mellon  Foundation ;  bahwa  kesuksesan  karir  seorang  di  dunia  kerja ditentukan oleh soft skill sebesar 75% dan hard skill sebesar 25%. Maknanya adalah bahwa soft skill lebih berperan dalam peningkatan karir dibandingkan dengan hard skill. 

Hasil penelitian Kaipa  et.al. (2011) juga menyatakan  bahwa soft skill menjadi  kompetensi  esensial  dan merupakan kunci sukses bagi seorang tenaga kerja di tempat ia bekerja dan menjadi landasan untuk  pengembangan  diri. Diantara  aspek soft  skill  yang  harus  dikuasai  peserta  didik  adalah keterampilan  interpersonal,  keterampilan  kepemimpinan,  keterampilan  manajemen  kinerja, keterampilan  budaya,  keterampilan  komunikasi/persuasi,  dan  keterampilan  manajemen  diri (Rahmi  dkk,  2021). 

Soft  skill juga  dapat  dikaitkan  dengan  nilai-nilai  budaya  kerja  yang dibutuhkan  dunia  industri  meliputi  aspek-aspek  kedisiplinan,  kejujuran,  komitmen,  tanggung jawab,   kepercayaan   diri,   etika,   tata   krama,   kerjasama,   kreativitas,   komunikasi,   dan kepemimpinan  (Widarto,  2011).  

Pada  faktanya  keterampilan soft  skill sulit  untuk  diajarkan karena  terkait  atribut  atau  karakteristik  personal  setiap  peserta  didik  serta  pembiasaan  pribadi sebelumnya mempengaruhi perspektif dan kemampuan seseorang untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi secara baik dengan orang lain (Wulaningrum & Hadi, 2019).

Sekalipun sulit untuk diajarkan, SMK tetap harus mengajarkan keterampilan soft skill dan mengintegrasikannya dengan hard skill. Diantara cara untuk mengintegrasikan pendidikan karakter pada pendidikan vokasi adalah ; Pertama, melalui penanaman dan penumbuh kembangan karakter soft skill pada seluruh mapel, misalnya PPKn, Matematika, BK, dan PKK/Kewirausahaan, Pendidikan Agama; 

Kedua, penanaman dan penumbuhkembangan karakter soft skill pada seluruh kegiatan ekstrakurikuler, misalnya OSIS, IPM, Paskibra/PI (Pleton Inti), HW, kegiatan keagamaan (SKI, Rebana, dan lain-lain). Ketiga, Implementasi program penguatan pendidikan karakter dan budaya industri, seperti studi banding / kunjungan ke tempat Industri, magang kerja, .

Penguatan pendidikan vokasi melalui kolaborasi dengan dunia usaha dan industri (DUDI) semakin menunjukkan dampak positif. Penyelarasan antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri yang semakin sesuai sasaran berhasil meningkatkan serapan lulusan ke dunia kerja. 

Patut disyukuri, bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek terus mendorong penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri/dunia kerja, serta meningkatkan mutu tenaga pengajar di bidang vokasi. Misalnya melalui program magang di perusahaan, hingga sertifikasi kompetensi yang menjamin bahwa lulusan vokasi memiliki standar kualitas yang dapat diakui oleh dunia kerja, sehingga memudahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan atau memulai karir wirausaha.

 Hasilnyaa, sesuai dengan survei Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja lulusan SMK dan diploma terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini mencerminkan bahwa lulusan pendidikan vokasi semakin diminati oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Dari 2020 hingga 2023, tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK mengalami penurunan sebesar 4,24 persen, sementara tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) meningkat sebesar 4,24 persen untuk lulusan SMK, dan 3,29 persen untuk diploma.

Tingkat capaian tersebut terwujud berkat sinergisitas seluruh stake holder pendidikan. Karena itu, harus terus dipertahankan agar lulusan SMK setiap tahun meningkat partisipasinya dalam dunia kerja. Sehingga berdampak positif dalam pembangunan bangsa menuju Indonesia emas tahun 2045. Semoga.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh: Donny Syofyan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Pada bulan Ramadhan, ada shalat....

Suara Muhammadiyah

13 March 2024

Wawasan

Banten, Muhammadiyah, dan Rakyat Miskin Oleh: Saidun Derani Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun....

Suara Muhammadiyah

17 November 2023

Wawasan

Ikhtiar Awal Menuju Keluarga Sakinah (13)  Oleh: Mohammad Fakhrudin dan Iyus Herdiana Saputra ....

Suara Muhammadiyah

30 November 2023

Wawasan

Oleh: Bahrus Surur-Iyunk Jika Anda orang Sumenep dan Pamekasan atau pernah jalan-jalan ke kota Sume....

Suara Muhammadiyah

18 February 2024

Wawasan

Oleh Mu’arif  Pada mulanya, Muhammadiyah adalah ”organisasi massa” (non gove....

Suara Muhammadiyah

20 January 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah