Mendorong Praktik Baik Merdeka Belajar

Publish

17 March 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
466
Sumber Foto Unsplash

Sumber Foto Unsplash

Mendorong Praktik Baik Merdeka Belajar

Oleh: Rizki P. Dewantoro

Program Merdeka Belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Merdeka Belajar menjadi permulaan dari gagasan untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton. Merdeka Belajar hadir untuk menciptakan suasana belajar di sekolah yang menyenangkan; menyenangkan baik bagi peserta didik maupun pendidik. Program ini dicetuskan sebagai solusi atas skor PISA Indonesia yang memprihatinkan.

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. 

Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi.

Penyederhanaan kurikulum diatur melalui Keputusan Mendikbudristek Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan atas Keputusan Mendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat menunjukkan dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi). 

Untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai Kurikulum Prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik. Kurikulum Merdeka pun sebenarnya bukan merupakan produk baru, melainkan pengembangan dari buah pemikiran Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara.

Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya agar tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Maka dari itu, diharapkan peserta didik memiliki jiwa Merdeka, dalam arti merdeka secara lahir, batin, serta tenaganya. 

Ki Hajar Dewantara memiliki istilah sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak didik karena akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya. Asas kemerdekaan yang saat ini diterapkan dalam implementasi Merdeka Belajar ternyata menuai beragam manfaat bagi berbagai pihak, seperti masyarakat, mahasiswa, guru, dan lembaga pendidikan.

Salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah proyek di desa. Adanya program MBKM di desa membantu mewujudkan kemandirian desa (Yanuarsari et al., 2021) karena MBKM menawarkan program-program yang bisa diaplikasikan dengan mudah oleh warga desa, sehingga desa tersebut bisa lebih berdayaguna. Contoh program yang ditawarkan adalah Kursus Wirausaha Desa (KWD). 

MBKM juga berperan meningkatkan sumber daya manusia warga desa karena program MBKM (melalui mahasiswa) memberikan pengetahuan mengenai berbagai kecakapan hidup yang bisa digunakan warga desa untuk meningkatkan produktivitasnya, sehingga nantinya akan menjadi warga desa yang mandiri. Selain itu, MBKM membantu desa untuk bisa mandiri dari segi administrasi pengelolaan keuangan maupun tata kelola, dengan cara memberikan pengetahuan mengenai manajemen keuangan sederhana maupun administrasi tata kelola desa. 

Selain masyarakat, mahasiswa dan guru juga merasakan manfaat dari MBKM. Mahasiswa menilai program MBKM memberikan implikasi positif untuk pengembangan kompetensinya, baik hard skill maupun soft skill (Septiani et al., 2022). Sementara itu, penerapan kebijakan Merdeka Belajar menguatkan berbagai peran guru dalam proses pembelajaran. Karenanya, peran guru dalam inovasi pembelajaran melahirkan guru inovatif (Daga, 2021). 

Dalam satuan pendidikan, implementasi Merdeka Belajar mempermudah warga sekolah untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang bermutu melalui Kurikulum Merdeka, penggantian Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), pembelajaran yang dikaitkan dengan Profil Pelajar Pancasila, penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi modul ajar, serta fleksibilitas dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk keperluan sekolah dan kesejahteraan guru honorer (Sitorus et al., 2023).

Banyaknya manfaat di atas kemudian mendorong berbagai pihak untuk turut melaksanakan praktik baik (best practice) Merdeka Belajar. Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Sosial UNNES, misalnya, berkerjasama dengan SMPN 2 Maros, Sulawesi Selatan selaku sekolah mitra untuk menyosialisasikan program Merdeka Belajar dan Guru Penggerak (Wijaya et al., 2020). 

Guru Penggerak adalah program turunan Merdeka Belajar yang bertujuan meningkatkan kemampuan guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Sementara itu, guru-guru bahasa Sunda jenjang SMP dan SMA di Sukabumi, Jawa Barat menerima pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran Merdeka Belajar yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Sunda Kota Sukabumi (Ruhaliah et al., 2020). Di tempat lain, tepatnya SMA Negeri 6 Kota Serang, Banten melaksanakan diseminasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) untuk para guru (Sanusi et al., 2022). 

Transisi PAUD-SD yang menyenangkan juga telah diterapkan di SD Negeri 01 Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo sebagai implementasi Kurikulum Merdeka Episode 24 (Reza et al., 2024). Selain di tingkat sekolah, kampus juga menerapkan Merdeka Belajar melalui pembentukan Satuan Petugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) di seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) (Febriandari, 2023).

Dengan menerapkan beragam praktik baik ini, Merdeka Belajar tidak lagi menjadi sekadar konsep, akan tetapi realitas yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu para pemangku kepentingan untuk mencapai visi pendidikan Indonesia. Selain itu, yang lebih penting Merdeka Belajar mampu menyentuh satuan pendidikan di akar rumput dan digerakkan oleh para murid, mahasiswa, guru, dan dosen sebagai subjek pendidikan yang sesungguhnya.


Komentar

anis ma'ruf

mencerahkan

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Al-Qur`an Bukanlah Kitab Kekerasan Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Anda....

Suara Muhammadiyah

15 May 2024

Wawasan

Memegang Mushaf Al-Qur'an saat Shalat Tarawih Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unive....

Suara Muhammadiyah

29 March 2024

Wawasan

Menghidupkan Ranting Muhammadiyah dengan Bahagia Oleh: Ahsan Jamet Hamidi – Ketua PRM Legoso ....

Suara Muhammadiyah

13 May 2024

Wawasan

Oleh: Dr H Amirsyah Tambunan, MA Ketua Majelis Pendayagunaan Wakaf Pimpinan Pusat Muhammadiyah Beg....

Suara Muhammadiyah

13 February 2024

Wawasan

Membangun Ekonomi Muhammadiyah  Oleh: Saidun Derani Tulisan penulis tentang “Memegang d....

Suara Muhammadiyah

13 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah