SLEMAN, Suara Muhammadiyah - SD Muhammadiyah Sleman raih peringkat pertama Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) Tahun 2025 se-DIY. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sleman, Muh Tontowi menyampaikan, total jumlah nilainya sebesar 260,41 atau rata-rata sekolah 86,80.
“Alhamdulillah nilai ini tertinggi ASPD di Kabupaten Sleman dan melebihi perolehan ASPD di Kota Yogyakarta yang diperoleh SD Muhammadiyah Sapen,” terangnya saat di wawancarai Suara Muhammadiyah, Kamis (5/6).
Tontowi menyebut, ada dua siswa yang meraih nilai tertinggi ASPD. Yaitu peringkat pertama, Faizah Saki dengan nilai 292,50 dan Farah Sifa dengan nilai 292,50. Peringkat kedua, Mohammad Arsya Nazura dengan nilai 292,50, dan peringkat tiga, Satyaka Mahabian Yusuf dengan nilai 287,62.
Dengan prestasi tersebut, Tontowi sangat bersyukur dan bahagia jika sekolahnya bisa menempati peringkat pertama ASPD se-DIY. Lebih-lebih, melihat para siswanya yang memperoleh prestasi akademik tersebut.
“Bagi kami, Alhamdulillah guru sukses dalam mengajar dan anak-anak sukses dalam belajar,” ungkapnya.
Keberhasilan itu, sebut Tontowi, merupakan implementasi dari program sukses ASPD yang baik, kompetensi guru yang tinggi, serta support wali murid dan anak-anak dalam menciptakan iklim belajar bersama.
“Strategi kami dengan melakukan ikhtiar akademik dan non akademik secara maksimal dengan melibatkan guru, karyawan, beserta siswa dan wali murid," jelasnya.
Di samping itu, Tontowi menggarisbawahi peran vital guru sangat menentukan, di samping peran orang tua di rumah. Sinergi keduanya menjadi kunci dari keberhasilan dalam ASPD ini.
“Sangat terlihat sinergi dan supportnya. Dan sukses ini bukan merupakan kerja-kerja keras kelas 6 saja, akan tetapi menjadi sukses bersama semua guru dari kelas 1 hingga kelas 6, demikian beserta karyawan lainnya. Namun demikian, tidak terlepas dari motivasi anak-anak dan orang tua dalam mensupport belajarnya anak-anak,” tegasnya.
Terbukti, selama tempo 9 tahun berjalan, SD Muhammadiyah Sleman selalu berada di peringkat teratas dalam pelaksanaan ASPD—dulu UASDA (Ujian Akhir Sekolah Daerah).
“Empat besar terbaik se-Provinsi DIY selama 9 tahun terakhir ini. Kali ini adalah buah dari kerja-kerja sama, produktivitas bersama, dan kenyamanan bapak-ibu guru, karyawan serta wali murid yang menyekolahkan putra-putrinya di tempat kami.
Karena itu, untuk menjaga kebertahanan prestasi akademik ini, pihaknya akan mendesaian suasana kegiatan pembelajaran yang nyaman, kerja kolektif, dan produktivitas yang tinggi. “Insyaallah CPC-nya biar jalan, collectif, productive, convertible,” tandasnya. (Cris/Tia)