Memancarkan Keadaban Publik yang Utama

Publish

20 June 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
257
Haedar Nashir

Haedar Nashir

SUKABUMI, Suara Muhammadiyah - Meski UMMI relatif masih muda, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir percaya bahwa universitas ini akan terus berkembang, hingga menjadi kebanggan warga Muhammadiyah dan sekaligus masyarakat Sukabumi. Hal ini ia disampaikan dalam agenda Sidang Senat Terbuka Milad ke-21 Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) yang berlangsung Kamis, 13 Juni 2024.

Muhammadiyah sebagai organisasi yang mandiri – tidak menempatkan tangan di bawah, tapi juga tidak menutup diri untuk berkolaborasi. Kemandirian organisasi yang didirikan Kiai Ahmad Dahlan pada 1912 itu telah berhasil mendirikan perguruan tinggi di Malaysia, sekolah di Australia, Taman Kanak-kanak di Mesir dan di negara-negara lainnya.

“Itu salah satu cara kita untuk menunjukkan bahwa Islam itu punya peradaban tinggi. Islam sebagai agama yang membawa kemajuan peradaban manusia, bukan hanya bagi umat Islam tapi juga untuk seluruh umat manusia,” ungkap Haedar Nashir. 

Dikenal menonjol sebagai organisasi Islam yang bergerak di bidang pendidikan, Haedar mendorong warga Muhammadiyah untuk terus mengembangkan budaya ilmu. Tidak hanya di internal institusi pendidikan, tetapi juga di masyarakat secara umum. 

“Jangan berpikir, jangan berkata, jangan bertindak tanpa ilmu. Semua harus dengan ilmu,” pesan Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut. 

Diharapkan melalui pengembangan budaya ilmu akan melahirkan masyarakat ilmu dapat mendongkrak indeks pembangunan manusia Indonesia. Pasalnya meski sudah 78 tahun merdeka, namun indeks pembangunan manusia Indonesia masih rendah. 

Ajaran Islam dalam pandangan Muhammadiyah adalah suatu ajaran yang utuh, tidak hanya mengurusi persoalan-persoalan akhirat, tapi juga dunia. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan seorang Muslim hanya beribadah di masjid dan meninggalkan urusan dunia. “Muhammadiyah nggak gitu, ibadahnya harus baik, tapi ibadah juga harus terpancar menjadi kesalihan. Maka di manapun orang Muhammadiyah itu harus belajar dan terus belajar untuk menjadi uswah hasanah,” ujarnya. 

Bagi warga Muhammadiyah, kata harus sejalan dengan tindakan, akhlak tidak hanya untuk kebaikan sendiri dan keluarga, tapi juga untuk bangsa dan negara. Warga Muhammadiyah harus memancarkan keadaban publik yang utama. 

“Jadi itulah yang harus kita lakukan, menjadi pemimpin pun sama. Jadi keadaban publik itu ada nilai benar, salah, ada baik, buruk, ada pantas, tidak pantas. Jadi hidup bukan hanya untuk meraih keuntungan atau keberhasilan. Tapi keuntungan dan keberhasilan itu juga harus ada moral, etika, dan kebenaran,” katanya. 

Haedar juga berpesan supaya jati diri Muhammadiyah dalam mengelola amal usaha untuk terus diperhatikan, yaitu dikelola dengan baik dan amanah. Bahkan pandangan ini juga berlaku untuk bidang lain seperti politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Selangkah lagi Timnas Indonesia U-23 akan mengukir sejarah dengan tam....

Suara Muhammadiyah

29 April 2024

Berita

PERLIS, Suara Muhammadiyah - Pada hari Kamis 21 September 2023 Rombongan Pusat Studi Muhammadiyah me....

Suara Muhammadiyah

24 September 2023

Berita

BENGKULU, Suara Muhammadiyah - Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam (FAI) Univers....

Suara Muhammadiyah

31 May 2024

Berita

Selenggarakan Seminar Nasional, Hibah, dan Workshop Pengelolaan Perpustakaan Berbasis TI SLEMAN, Su....

Suara Muhammadiyah

16 November 2023

Berita

GRESIK, Suara Muhammadiyah - Rabu, 12 Juni 2024, menjadi hari istimewa bagi Universitas Muhammadiyah....

Suara Muhammadiyah

12 June 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah