SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Dalam usaha merawat lingkungan, sampah menjadi isu krusial yang tak pernah bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat urban. Tercatat ada 13 juta ton sampah sisa makanan yang diproduksi masyarakat Indonesia setiap setahun. Dan itu belum termasuk sampah jenis lain seperti plastik, limbah rumah tangga, dan lain sebagainya.
Merespon permasalahan tersebut, kegiatan Training of Trainer (ToT) Kader Pintar (Pioner Transisi Energi Indonesia Raya) yang berlangsung di Balai Pemerintahan Desa Kalasan, Sleman, Yogyakarta, menghadirkan seorang pakar pencemaran lingkungan dari Universitas Sebelas Maret, Prabang Setyono.
Dihadapan seluruh peserta yang seluruhnya guru, ia menjelaskan, untuk menyulap sampah menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai ekonomi, dibutuhkan ilmu taktis. Adapun ilmu yang ia maksud adalah pengetahuan praktis terkait pengelolaan sampah.
"Ilmu itu sekarang tidak kurang-kurangnya. Tapi persoalannya adalah bagaimana kebijakan, perencanaan, program, hingga pendanaan itu bisa saling menopang," ujarnya (12/11).
Pencemaran yang disebabkan oleh sampah, menurutnya menjadi salah satu problem lingkungan paling serius di Indonesia. Sehingga, mau tidak mau, masyarakat harus mulai sadar terhadap ancaman yang akibatkan oleh sampah.
Untuk itu, hemat dia, setidaknya ada 5 aspek penting untuk menjadikan sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah, bukan lagi menjadi problem lingkungan serta sosial yang merusak. Pertama, ekologi. Kedua, ekonomi. Ketiga, edukasi. Keempat, energi. Dan kelima, estetika.
Dari kelima hal ini, Prabang mengajak seluruh peserta untuk mengubah mindsetnya terkait bagaimana memandang sampah. Tidak lagi melihat sebagai problem, tapi memandang sampah dari sudut pandang yang baru dan benar-benar berbeda. Memaknainya sesuai dengan filosofi kata SAMPAH. Yaitu Solusi, Aktif, Mengurangi, Pakai lagi, Alih rupa, dan terakhir Hasilkan nilai tambah.
"Bagaimana pun, persoalan sampah tidak akan pernah ada habisnya. Jumlah sampah akan jauh lebih banyak dari jumlah manusia. Kalau kita diamkan masalah ini, tentu akan menjadi permasalahan serius di masa depan," tegasnya. (diko)


