Masyarakat Ilmu: Muhammadiyah Banten Menjawab Tantangan Zamannya

Publish

22 February 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
449
Doc. pixabay

Doc. pixabay

Oleh: Saidun Derani

Dosen pascasarjana UM Surabaya dan UIN Syahid Jakarta serta aktivis PWM Banten 2022-2027

Tulisan ini diinspirasi Pengukuhan Guru Besar Departemen Elektro dan Informasi, Fakultas Teknik UGM, Kamis, 2 Januari 2024, Prof Dr Ir Sarjiya, MT, PhD bin Pujidiyono yang menangis ketika membacakan orasi ilmiahnya karena persoalan hutang budi yang luar biasa besar tak bisa diukur dengan materi kepada Mbakyunya (kakaknya) yang berhenti sekolah supaya adiknya bisa meneruskan studi ke jenjang lebih tinggi. Dengan demikian drama kehidupan harus ada saling berbagi dan berkorban kepada orang lain untuk hal-hal yang lebih baik. 

Contoh lain adalah bagaimaan Film Laskar Pelangi kisah anak-anak Belitong, Provinsi Kepulauan Bangka Belitong, belajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah Belitong Timur, yang reot dan sangat tidak layak untuk menimba ilmu pada tahun kisaran 70-80-an. Akan tetapi kenyataannya film ini menginspirasi dan mengilhami anak-anak sejagat di belahan dunia Amerika Latin, Afrika dan Asia, apalagi bagi anak-anak Indonesia seperti Sarjiya di atas.

Belum lagi contoh-contoh di Aceh, Indonesia Timur, dan yang paling dekat anak-anak di Provinsi Banten ketika sekolah harus menyeberang sungai dengan tingkat yang sangat-sangat mengkhawatirkan keselamatan mereka. Agak mirip Film Indiana Jones yang ditayangkan di bioskop terkenal di seluruh dunia. 

Terkadang timbul pertanyaan tiba-tiba saja membuat hati gelisah, risau, dan perih juga jika diingat-ingat tujuan kemerdekaan Indonesia awalnya. Menegakkan keadilan dan kesejahteraan tanpa pandang bulu dalam arti sebenarnya di semua lapisan rakyat NKRI.  Di mana pemimpin dan kepala daerah mereka dalam kondisi serta situasi mereka membutuhkan. Bukankah pemimpin itu  baik formal dan non-formal menjaga, melindungan, dan memajukan rakyatnya.

Sangat dahsyat kisah anak manusia yang ingin ke luar dari sekat struktur sosial  kemiskinan yang membelit dan sebab itu berupaya melepas belitan itu untuk menggapai mimpi sebagaimanam Allah berfirman dalam Surat Albaqarah ayat 30, Allah berfirman:

انِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ

Artinya: “Aku (hendak) menjadikan khalifah di bumi”

Makna khalifah di sini diartikan dengan manusia sebagai wakil Tuhan atau pemimpin bumi. Dengan demikian sudah tentu tugas ini sangat berat sehingga setiap manusia harus memiliki kemampuan mengelola alam semesta sesuai amanat yang diembannya. Dalam konteks inilah memahami hadis yang menyatakan bahwa Allah lebih senang kepada hamba-Nya yang kuat (iman dan ilmu, asset, dan fisiknya) ketimbang hamba-Nya yang lemah.

Ada sebuah kejadian ketika Iblis ingin menggoda orang yang sedang melaksanakan sholat di masjid, akan tetapi tidak dilakukannya. Waktu ditanya mengapa ente tak jadi mengganggunya? Iblis menjawab “ane lihat ada orang yang sedang tidur di pojok  masjid? Memang kenapa ente takut dengan orang yang tidur? Ya itu orang yang tidur itu memiliki ketinggian ilmu yang mumpuni. Karena dengan ilmunya beliau tahu rahasia  godaan saya, makanya saya takut”, jawab Iblis.

Salah satu doa yang paling banyak dipanjatkan Nabi Muhammad SAW adalah doa sapujagat. Dikutip dari kitab At-Takhwif Minan Naar Wat Ta’rifu Bi Haali Daril Bawwar karya Ibnu Rajab Al-Hanbali, Anas berkata, “Doa yang paling banyak dipanjatkan Nabi SAW adalah:

رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

Artinya: ”Ya Tuhan kami berikanlah kesejahteran (kebahagiaan) di dunia dan kesekajteraan di Akhirat. Dan Jauhkan lah kami dari azab Neraka”. (Hadis Shohih)

Dalam ilmu sosial urusan dasar dunia Akhirat itu masuk katagori kebutuhan primer. Teori Basic Need mengatakan bahwa kebutuhan dasar manusia itu ada dua, yaitu kebutuhan fisik menyangkut pangan, sandang, papan, dan lawan jenis. 

Sedangkan yang kedua yaitu kebutuhan psikis dan sosial menyangkut rasa kasih sayang, harga diri, ingin sukses, rasa aman, wawasan, dan  eksistensi diri. Teori ini kemudian dikembangkan Prof. Zakiyat Daradjat, seorang Psikolog dan Ahli Pendidikan Islam  UIN Jakarta dengan tambahan akan kebutuhan agama. Lihat bukunya berjudul “Kesehatan Mental dan Agama”, terbitan Bulan Bintang, Jakarta, tahun 1986.

Jelas sudah bahwa tantangan abadi manusia ketika menjadi “khalifah fi al-ardhi” adalah menjawab masalah kebutuhan fisik dan psikis-sosial di atas. Tidak ada perbedaan memaknai pesan Alqur’an dan hadis masalah ini dalam hal tantangan abadi manusia itu -bukan musuh abadi manusia Iblis-sungguhpun ada hadis yang redaksinya menyebutkan bahwa kemiskinan seseorang mukmin dipandang “lebih” disukai Akhirat.

Masyarakat Ilmu

Islam pernah menjadi pusat exellen dunia dengan melahirkan berbagai penemuan yang orisinil dalam bidang ilmu dan saintis dengan beragam tokoh ilmuwannya. Bagdad di Dunia Timur dan Gordoba di Spanyol merupakan tujuan pelajar menuntut ilmu pengetahuan. Dunia Kristen awalnya mengirim para calon pendeta studi di berbagai berbagai perguruan tinggi Islam kedua wilayah itu dengan menyalin berbagai hasil karya ilmuwan muslim mulai di bidang Kedokteran, Filsafat, Sains Matematika, Geografi dan Budaya, Sejarah, dan ilmu-ilmu sosial  lainnya.

Dunia Barat sebab itu banyak berhutang budi kepada dunia Islam sehingga mereka bisa bisa seperti sekarang ini. Siapa yang tidak mengenal Ibu Sina dalam dunia kedokteran  (w. 1037) yang di Dunia Barat dikenal dengan Avicenna dikenal sebagai “Bapak Kedokteran Moderen”. Beliaulah yang pertama kali menemukan adanya tumor otak, menggunakan obat bius dalam melakukan pembedahan dengan memanfaatkan obat-obat herbal.

Siapa tidak mengenal Abu Ali Muhammad Ibnu al-Hasan Ibnu Khaitsam yang di Dunia Barat dikenal dengan Alhazen adalah penemu optik dan Cahaya kelahiran Basrah, Irak (w. 1040) di Mesir, yang memberikan kontribusi di berbagai peradaban dunia sekarang. Beliau dikenal sebagai ahli Sains, Falak, Matematika, Geometri, Pengobatan, dan Filsafat.

Penulis pikir cukuplah dalam tulisan ini untuk menyebut dua ilmuwan dunia itu mewakili Islam. Tentulah masih banyak lagi yang lain kayak Ibnu Rusyd, Imam Ghazali, Ibnu Arabi, Ibnu Batuthah, Ibnu Khaldun, Ibnu Baithar, Ibnu Idrisi, Al-Khawarizmi, Ar-Razi, Jabir bin Hayyan, Muhammad bin Idris Syafii, Ismail Al Jazari. Pertanyaan bagimana kisahnya sehingga Islam begitu banyak melahirkan para ilmuwan berkaliber dunia tersebut?

Pastilah dorongan utama dan pertama adalah Alqur’an dan Hadis, dua sumber pokok ajaran Islam yang sampai sekarang masih terjaga orisinalitasnya. Kedua sumber otoritas Islam di atas menjadi inspirasi kuat pemeluk Islam melakukan studi mendalam tentang gejala-gejala alam yang disebut dengan Ayat Kauniyyah. Mempelajari dan meneliti gejala-gejala alam itu berdasarkan isyarat dari kedua sumber otoritas tersebut yang disebut dengan Ayat Qauliyyah.

 Informasi di bawah ini dengan mengutip Ahmad Al-hasan dan Donald R. Hill dalam bukunya “Teknologi Dalam Sejarah Islam”  ada tujuh kondisi yang menunjang kemajuan Iptek umat Islam, yaitu ajaran Islam itu begitu kuat memberi dorongan untuk mencapai kemajuan di bidang Iptek. Albaqarah, ayat 164 dengan firman Allah memerintahkan kepada pemeluknya untuk menggunakan akal (afala ta’qilun, afala tatafakkarun) seoptimal mungkin melihat gejala alam semesta.

Kedua, pemerintah berpihak kepada Iptek, baik Kerajaan kecil apalagi besar melalui terjemahan, penelitian, sarana yang memadai (asrama, perpustakaan, beasiswa, perlindungan dan perhargaan dan kesejahteraan). Contoh adalah Al-Ma’mun dengan mendirikan Lembaga Riset yang prestisius Baitul Hikmah di Bagdad. Ketiga, gerakan menggunakan Bahasa persatuan (lingua franka) yaitu Bahasa Arab (admin, pengajaran, mengajar, pergaulan dan bahsa resmi negara.

Keempat, mengembangkan dan mneingkatkan kualitas pendidikan mulai tingkat yang paling rendah sampai yang paling tinggi, observatarium, perpustakaan, Rumah Sakit (Riset dan Praktek mhasiswa kedokteran).

Kelima, penghargaan kepada para saintis oleh penguasa sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka dan uang pension yang memadai. Keenam, berbagai penelitian marak dilakukan mahasiswa di bidang Iptek. Sebagai salah satu contoh adalah riset nidang ilmu Matematika dilakukan al-Kharizmi. Angka nol sekarang merupakan hasil temuannya, yang dibawa ke Eropa oleh Leonardo Fibonanci dalam karyanya “Liber Abaci”. 

Ketujuh adanya stabilitas politik dan ekonomi serta perdagangan yang marak ikut memberi andil terhadap perkembangan Iptek di dunia Islam. Dalam konteks ini hubungan diplomasi meningkat, yang pada akhirnya peradaban Islam memengaruhi peradaban dunia. (“Islam Digest”, Harian Republika, 7 Maret 2010, B1).

Kalau sekarang ada yang bertanya mengapa (why) sekarang terjadi kemunduran dan hanya sebagai bangsa konsumen? Jawaban sementara para pakar bahwa karena umat Islam meninggalkan tuntunan agama mereka, sedangkan umat Kristen dan lain maju karena mereka meninggalkan agama mereka.

Penulis pikir cukup lah contoh-contoh dan argument-argumen di atas yang menjelaskan mengapa peradaban Islam dapat menjadi rujukan kebudyaan dunia pada abad 10-15 Masehi, karena Iptek yang menjadi pendorong perubahan sosial dan kemajuan umat menausia ke arah yang lebih baik. 

Demikianlah peranan sains dan saintis tidak bisa diabaikan dalam menentukan kemauuan sebuah bangsa, sebuah ummat, sebuah ormas, yang sumber masalahnya pada motivasi menuntut ilmu menggali Ayat-ayat Qauliyyah dan Ayat-ayat Kauniyyah. Dalam konteks ini pentingnya lembaga pendidikan yang berkualitas baik proses dan jangan lupa penghargaan terhadap ilmuwan yang harus memadai.

Dengan demikian Islam menjawab tantangan abadi manusia dunia dan Akhirat dengan pembentukan Masyarakat Ilmu yang dengan demikian pengaruhnya sangat dahsyat dan membahana. Tak ada perkembangan Masyarakat Islam tanpa dorongan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga tanpa slogan Islam Berkemajuan peradaban Islam menjadi rujukan peradaban dunia.

Tanpa diminta dan iming-iming dengan beras dan  mie Mu pada waktu itu orang-orang bergelombang datang dan belajar ke dunia Islam baik yang ada di dunia Barat dan yang di dunia Timur. Otomatikli masuk Islam berarti mmengalami kemajuan dan kesejahteraan. Dalam konteks ini memaknai berIslam artinya memiliki sebuah kebanggaan dan harga diri yang tinggi.

Challenges PWM Banten

Perjalanan panjang menelusuri Sejarah Dakwah Muahammadiyah Banten selama 103 tahun jika diambil dari tahun diperkenalkannya tahun 1920 di Kubangkondang, Menes, Pandeglang, maka Muhammadiyah di Banten bukan usia muda lagi. Artinya kehadiran Muhammadiyah di bumi berlambang Badak ini sudah melampaui batas usia satu abad lebih dan akan memasuki abad kedua dari tahun melenium. (Lihat Saidun Derani “Sejarah Muhammadiyah Provinsi Banten” terbitan tahun 2023). 

Dalam konteks inilah maka diperlukan sebuah kajian ulang atau  introspeksi diri di mana plus dan di mana minusnya, di mana onak dan di mana pula durinya jika ingin melakukan lompatan sejarahnya bagi organisasi Mukhammadiyah yang ada di Bumi Jawara ini.

Kalau melihat plus atau kelebihannya tentulah luar biasa hebat dan banyak sudah memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia dalam hal ini pemberdayaan masyarakat Banten telah merasakannya terutama dalam hal pendidikan dan kepedulian sosial-ekonomi. Dan ini tidak ada yang meragukannya mengemban Amanah sebagaimana tertuang dalam AD/ART nya.

Seiring waktu dan zaman yang berganti, maka berganti pula tantangan dan challenge yang dihadapi. Setiap zaman membawa  perubahan nilai dan setiap perubahan nilai akan meminta strategi dan metode baru menjawabnya. Hal ini tidak terkecuali terkena hukum alam  (nature of law) terhadap organisasi Muhammadiyah. Alam Takambang kata orang Minang mengajarkan manusia untuk mencermatinya dengan berbagai isyarat yang tampak di permukaan yang bisa diprediksi dengan sains dan teknologi.

Menelusuri sociofact dan artifact Muhammadiyah Banten selama lebih kurang 12 bulan dan mendengar masukan  masyarakat “akar rumput” dan para “Elitenya” yang 13 serta yang terakhir diskusi dengan para “Akademisi” ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Muhammadiyah struktural (pengurus) di PWM Banten yang diberi Amanah periode 2022-2027. Ibarat orang sakit tentulah seorang dokter mendianoksa jenis sakitnya lalu memberi obat dan masukan yang pas disesuaikan dengan kondisi dan usia sang pasien.

Diskusi yang cukup lama dan  panjang itu ada dua hal pokok yang menjadi persoalan serius Muhammadiyah Banten, terutama harapan, keinginan dan permohonan  yang terlihat dari pernyataan Sekretaris PWM Banten periode 2015-2027, Prof. Dr. H. Zakaria Syafe’i, yaitu masalah ekonomi dan financial serta tata kelola dalam konteks ini adalah masalah database  PWM Banten.

Database ini terkait dengan koleksi data yang sistemik tersimpan secara elektronik, yang berisi semua jenis data, termasuk kata, angka, gambar, video, dan file. Artinya dapat menggunkan perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS) untuk menyimpan, mengambil, dan mengedit data. Singkatnya database adalah tempat di mana kumpulan data ditampung secara terorganisir sehingga dapat diakses dan dikelola dengan mudah. Melalui pangkalan data ini pengguna mampu dengan mudah mencari informasi, menyimpan, dan ataupun membuang informasi.

Kegelisahan yang dirasakan Sekretaris PWM ini  sama juga yang penulis rasakan dan hal ini tergambar dalam beberapa kegiatan Majelis dan lembaga di lapangan periode sekarang  khususnya dalam masalah urusan ekonomi dan financial. 

Sebagai sebuah analogi dengan kesehatan seseorang. Dikatakan bahwa seseorang itu akan sehat kalau darahnya sehat. Dan begitu juga dalam sebuah organisasi, misalnya rumah tangga, perkumpulan, negara, atau yang semacamnya, akan berjalan sehat dan normal kalau  financial tersedia dengan baik dan lancar. Jadi kata kunci dalam sebuah organisasi supaya berjalan baik dan lancar adalah sehatnya masalah financial. Kisah di bawah ini memperkuat pernyataan di atas.

Sebagai sebuah team di Majelis Perdayaan Wakaf PWM Banten periode 2022-2027 ketika melaksanakan Rapat kerja dan Workshop  tahun 2023, ada beberapa pertanyaan yang diajukan peserta di antaranya masalah apa saja tanah-tanah yang diwakafkan, baik yang sudah bersertifikat atau dalam proses dan bermasalah, sudah diarsipkan dan tersimpan secara baik dan aman. 

Pertanyaan ini tidak bisa dijawab asal goblek saja akan tetapi membutuhkan waktu untuk mencari tahu karena ada sebagian tanah yang sudah ikrar wakaf akan tetapi belum juga diurus dengan baik dan benar. Ketika hal itu ditanyakan kepada salah satu pengurus periode 2015-2022 jawabannya singkat, padat dan tepat adalah tidak ada dana untuk mengurusnya. Ini satu contoh akibat dari masalah tidak sehatnya financial organisasi.

Contoh kedua adalah ada beberapa permintaan tentang masalah over head biaya operasional Kantor Dakwah yang menjadi pusat pengendali kegiatan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Banten  selain hutang di Bank Muamalat yang rutin harus dibayar bulanan dan keinginan pembelian tanah untuk pengembangan lahan. Contoh kedua ini menggambarkan bagitu besar kebutuah dana dalam konteks pengendalian organisasi supaya berjalan baik dan normal.

Dalam konteks inilah Sekretaris PWM Banten sangat berharap Amanah yang diberikan kepada orang-orang yang menjadi pengurus periode 2022-2027 khusus Team 13 dan Majelis yang terkait dengan urusan cuan ini untuk bersungguh-sungguh memikirkannya sehingga darah organisasi lebih sehat wal afiah dan segar bugar. 

Menurut penulis sudah waktunya Pimpinan harus mengundang aktivis PWM Banten yang ahli baik praktisi dan teoritis, para anggota yang bergerak di bidang bisnis untuk mendiskusikan secara berjenjang dan terus menerus sehingga menjadi sebuah kegiatan ekonomi yang produktif diinternal persyarikatan yang perputaran uangnya dari Mu, oleh Mu dan untuk Mu. Ini lebih mudah dilakukan karena captive market Muhammadiyah sudah satle dan mapan.

Penulis perhatikan tentu semua kegiatan yang ingin dilaksanakan Majelis dan Lembaga serta Ortom sebagai “pembantu dan perpanjangan tangnan PWM” di lapangan tidak ada yang terlepas dari kebutuhan dana segar. Sangat sulit berharap organisasi berjalan baik tanpa adanya dukungan dana sungguhpun dalam ber-Muhammadiyah tidak diragukan keikhlasan untuk aktif dan beramal anggotanya.

Persoalan kedua yang perlu menjadi perhatian sungguh-sungguh jika PWM Banten ingin eksis dan dapat berbuat lebih banyak pada tahun-tahun mendatang dari hasil studi itu adalah masalah tata kelola yang sering dikatakan kebutuhan akan  adanya database PWM Banten.

Sebagaimana makna database yang penulis kutip di atas bahwa adanya kegiatan berawal dari adanya perencanaan dan perencaan muncul karena adanya studi yang sistemik secara saintis. Dalam konteks inilah penting sebuah database untuk menganalisis tingkat keberhasilan sebuah program yang ditawarkan kepada masyarakat apakah akan menemukan resitensi atau sebaliknya yang memang sesuatu hal yang dibutuhkan masyarakat itu atau tidak diperlukan.

Dengan kata lain PWM Banten bisa membedakan mana nilai-nilai dasar yang tidak berubah dan mana nilai-nilai yang bersifat instrument yang berubah-ubah seiring dengan perubahan nilai-nilai sosial (Social change) karena didorogn kemajuan masyarakat disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Mana substantif dan mana strategi serta metoda bisa dibedakan dengan adanya database lapangan yang menjadi objek kegiatan para majelis dan lembaga. Dengan demikian dalam dunia modern kebutuhan akurasi data pada sebuah kegiatan sudah menjadi keniscayaan dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. 

Kuat diduga bahwa adanya penolakan masyarakat atau dengan bahasa lain mengapa Muhammadiyah Banten tidak membumi di masyarakat “akar rumput”, karena masalah perencanaan yang “lemah” dan pada akhirnya rendah pada tingkat keberhasilannya. Dan ini fakta bukan hoaxs dan apalagi apology. 

Pada sisi lain ketika ingin membuat perencanaan yang terkait pengembangan SDM dan ekonomi-financial agak mengalami kesulitan karena tidak memiliki database yang rigid dan jelas berapa kekuatan riil sebenarnya anggota Muhammadiyah, baik ditingkat nasional dan Banten. Bukankah membuat perencaan yang rasional dan terukur dibutuhkan database yang akurat dan jelas sehingga tidak hanya sebatas “keinginan” berbuat kebaikan. 

Hal inilah yang dikritik Prof. Wahyudi Winarjo dalam diskusi Nasional Jumat, 17 November 2023 by On Line pukul 19.45-21.30 WIB dengan topik “Arah Politik Muhammadiyah Tahun 2024” mengapa PP belum juga memiliki dataaseb anggota Muhammadiyah secara nasional.

Kabar baiknya adalah masukan penulis berikan selama ini sudah mulai direspons secara positif dari Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab. Tangerang periode 2022-2027, Dr. Suhardi, MA mengintruksikan kepada PCM dan PRM untuk segera mengisi biodata lengkap sebagai anggota persyarikatan (KTA sebagai bukti).  Penulis pikir seharusnya PWM Banten segera mengeluarkan perintah tentang masalah ini karena begitu urgent fungsinya untuk kepentingan persyarikatan.

Pimpinan PP, PWM, dan para akademisi sudah mengatakan bahwa organisasi Muhammadiyah adalah sebuah organisasi masyarakat Islam yang modern.  Ciri-ciri organisasi modern itu salah satunya adalah adanya sentuhan kegiatannya bersifat saintific ditandai dengan adanya database yang terorginisir baik secara elektronik/digital. Dalam konteks inilah arti pentingnya peranan ilmu, khsususnya bidang IT. 

Dan sekarang kalau ada pengajian bulanan ditausiyahi oleh PP -misalnya salah satu contoh Pengajian Ahad, 18 Februari 2024 diwakili Prof. Hilman Latief-selalu mengingatkan pentingnya  masalah ini sebagai sebuah Gerakan Dakwah Muhammadiyah yang sistemik dan terukur di mana perananan saintis sangat dominan untuk keberhasilan di lapangan yang dapat diketahui dari database yang ada.

Inilah yang penulis sebut pada satu sisi Muhammadiyah sebagai organisasi modern akan tetapi pada sisi lain cara-cara kerjanya selama ini masih bersifat “tradisional”. Ada paradoks berangkali isitilahnya yang pas dalam tubuh ormas Muhammadiyah Banten.

Penutup

Apa yang ingin penulis sampaikan dalam tulisan ini tidak lain agar ormas Islam Muhammadiyah mampu bersaing dengan ormas non-muslim sehingga dilirik dan diminati kelangan Generasi Melenial sebagaimna disinyalir ada Degradasi ber-Muhammadiyah oleh Ketua PWM Banten ketika memberi Pengajian Bulanan di PDM Kab. Serang belum lama ini. Menjawab tantangan abadi umat Islam sebagai sabda Nabi di atas haruslah dimulai dari “pembentukan masyarakat ilmu” di PWM Banten. 

Jika ingin Muhammadiyah Banten supraise dan surplus bukan sebaliknya hanya sebagai “perkumpulan arisan” maka tidak boleh tidak mulailah semua kegiatan majelis, lembaga, dan ortom dilihat dari kacamata ilmu dan teknologi sehingga dalam sebuah kegiatan benar-benar terukur sasaran yang ingin dihasilkan. Dan hal ini sudah dimulai di Majelis Pendayagunaan Wakaf dengan memakai “Sistem Digitalisasi Wakaf Uang” periode sekarang. Dalam konteks ini penulis ketika dialog dengan Ketua MUI dan PP Muhammadiyah Buya Dr. Anwar Abbas, Sabtu, 17 Februari 2024,  mengatakan bahwa berfikir secara qadariyyah dan urusan dunia jabariyyah.

Untuk itu dua masalah sebagaimana harapan dari Sekjen PWM Banten Prof. Dr. H. Zakaria Syafei di atas harus dijawab PWM Banten secara kolektif kolegial pada periode 2022-2027 khusus team 13, para majelis, lembaga dan ortom. Sejauh pantauan penulis di lapangan bukan dua itu saja masalahnya akan tetapi umumnya Mejelis dan Lembaga, Ortom, ikut terkena imbasnya.  

Argumen penulis sederhana saja bahwa PWM Banten kaya dengan berbagai asset (liquid dan non-liquid) yang dimilikinya. Masalahnya adalah tinggal bagaimana (how) cara mengelolanya saja secara kolektif kolegial. Berkata Ketua PP Muhammadiyah Buya Anwar  Abbas, bahwa orang atau kelompok yang menguasai asset, maka orang atau kelompok itu yang menjadi “pengatur dan pemenang”.  Jika ormas non-Islam bisa tentulah ormas Islam jauh lebih bisa.  

Kalau dilihat dari comment Ketua PP dan MUI itu tidaklah mungkin dan mustahil PWM Banten masuk kelompok ormas Islam “fuqara dan masakin” karena asset-asset Muhammadiyah yang ada di Provinsi Banten miliknya sangat kaya dan berlimpah ruah. Masalahnya mau atau tidak mengolahnya dengan bersungguh-sungguh dalam sebuah team yang solid dengan “Derigentnya”  PWM Banten. Semoga wujud adanya.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Kekuasaan dalam Perspektif Demokrasi Oleh: Dr Masud HMN, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. H....

Suara Muhammadiyah

15 May 2024

Wawasan

Stunting Ideologi Kader Muhammadiyah: Refleksi Tantangan di Era Digital  Oleh: dr. Rifan Eka P....

Suara Muhammadiyah

22 September 2024

Wawasan

Oleh: Baskoro Tri Caroko Allah SWT menciptakan Alam semesta ini lengkap dengan fasilitas hidup temp....

Suara Muhammadiyah

20 November 2023

Wawasan

Peran Pemuda dalam Merawat Demokrasi Oleh: Candra Kusuma Wardana, S.E., MBA, Dosen Manajemen UMS B....

Suara Muhammadiyah

29 August 2024

Wawasan

Oleh: Fathin Robbani Sukmana Beberapa Waktu lalu Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) melakukan penguk....

Suara Muhammadiyah

30 September 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah