Manifesto Teologi Al-Ma'un: Dedikasi Muhammadiyah dalam Sejarah Pendidikan

Publish

20 January 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

1
385
Foto Istimewa

Foto Istimewa

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Seminar Pendidikan dengan tema "Pendidikan Berkemajuan dan Mencerahkan Menuju Indonesia Emas 2045" diadakan di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa aktif FIP UMJ dan Kader IMM FIP UMJ bertempat di Auditorium FIP UMJ menghadirkan Noor Chozin Agham, selaku narasumber yang mewakili Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), sebuah Organisasi Otonom yang bergerak di bidang keagamaan, keilmuan, dan kemanusiaan, terus mengukir prestasi dan mengukuhkan identitasnya di tengah pusaran politik nasional. Dengan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, IMM menekankan pentingnya membentuk akademisi Islam yang berakhlak mulia untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.

Dalam melaksanakan pergerakannya, IMM tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga memegang tanggung jawab besar dalam membentuk perkaderan yang baik. IMM mampu mengadaptasi paradigma pendidikan berkemajuan, yang merupakan perpaduan antara ajaran Islam yang fungsional dengan kemajuan zaman. Hal ini membuktikan bahwa konsep pendidikan kemajuan yang diusung oleh K.H. Ahmad Dahlan tetap relevan dan tidak lekang oleh waktu.

Pendidikan berkemajuan yang diterapkan oleh IMM menjunjung nilai-nilai seperti akal (intelejen) sebagai alat untuk memecahkan masalah kehidupan, pertumbuhan individual secara menyeluruh, dan kerelaan untuk terlibat dalam upaya memajukan kehidupan sosial. Gagasan ini menyoroti pentingnya kecerdasan sebagai wahana untuk merespon dan mengatasi berbagai tantangan di masa depan.

Senada yang disampaikan oleh  Noor Chozin Agham, yang menjadi narasumber mewakili Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal, memberikan penjelasan mendalam mengenai sejarah kelahiran Muhammadiyah. Beliau menyoroti awal mula perjalanan Muhammadiyah yang dimulai oleh K.H.A. Dahlan dan para muridnya. Awalnya, K.H.A. Dahlan bersama murid-muridnya secara proaktif mengumpulkan anak-anak,  akhirnya mendirikan sekolah/Madrasah Muhammadiyah dengan anak-anak yatim sebagai murid pertamanya.

Uraian yang panjang mengenai sejarah kelahiran dan perkembangan pendidikan Muhammadiyah tersebut dijelaskan oleh Noor Chozin Agham sebagai suatu manifesto dari teologi al-maa'un. Penjelasan ini memberikan gambaran mendalam tentang dedikasi Muhammadiyah dalam menyediakan pendidikan, khususnya bagi anak-anak yatim, yang pada akhirnya menjadi landasan kuat bagi perkembangan organisasi Muhammadiyah. (Hendra Apriyadi)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Prodi PAI UM Bandung menerima kunjungan rombongan mahasiswa dan ....

Suara Muhammadiyah

21 November 2023

Berita

KUDUS, Suara Muhammadiyah - Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan momen penting bagi sebuah koperasi....

Suara Muhammadiyah

19 February 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Perpustakaan SMA Muhi Yogyakarta bekerjasama dengan Asosiasi Tenaga....

Suara Muhammadiyah

7 September 2023

Berita

ACEH SELATAN, Suara Muhammadiyah - Lazismu dan MDMC Aceh Barat Daya bersama dengan Relawan Muhammadi....

Suara Muhammadiyah

2 December 2023

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) terus memperkuat k....

Suara Muhammadiyah

22 August 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah