Maknai Tahun Baru 2024, Ini Wejangan Haedar Nashir

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
506
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi

MALANG, Suara Muhammadiyah – Menyambut tahun baru 2024, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi mengajak kepada umat Islam untuk menyikapinya dengan cara bermusahabah, termasuk menjauhkan diri dari kesenangan duniawi yang bersifat sementara dan fatamorgana. Menurutnya, muhasabah atau evaluasi diri sangat relevan dalam merefleksikan perjalanan selama tempo satu tahun yang telah berlalu.

Lebih lanjut, Haedar juga mengajak untuk memanfaatkan momentum pergantian tahun sebagai proses penyemaian Islam rahmatan lil ‘alamin. Haedar menyebut peran strategis umat Islam harus dapat dirasakan dampaknya berupa kemaslahatan secara substansial.

“Bahkan mungkin juga kesenangan politik yang kehilangan makna, substansi, sesuatu yang bersifat mendasar dan mendalam yang disinari oleh jiwa ajaran Islam kita,” kata Haedar pada Ahad (31/12) di Tabligh Akbar Kota Malang, Jawa Timur.

Haedar juga menekankan dalam konteks pengejawantahan beragama, umat Islam seyogianya harus melakukan muhasabah. Baginya, bisa terjadi beragama yang dilakukan oleh umat Islam belum secara substansial. Atau dengan kata lain, hanya melaksanakan rukut syariat semata.

“Salat lima waktu, ditambah salat sunnah dalam berbagai jenis, tetapi salatnya hanya salat syariat semata?” ungkanya.

Ibadah salat yang rutin ditunaikan oleh Umat Islam jangan hanya menjadi rutinitas mengejar setoran dan menggugurkan kewajiban, tetapi nihil pantulan kebaikan dari setiap salat yang dilakukan itu.

“Kita perlu muhasabah agar salat kita tidak hanya mengejar setoran tapi juga khusyuk dan tahtinah,” tuturnya.

Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini mengingatkan selain perintah menjalankan ibadah salat, pada saat bersamaan perintah agama yang lain jangan sampai terlupakan. Sebab, masih banyak perintah agama yang sering terlupakan oleh umat Islam. Salah satunya ialah memperkuat jangkar perekonomian dan perpolitikan. Haedar menegaskan antara salat dan urusan muamalah duniawiyah harus proporsional.

Akan tetapi urusan muamalah tersebut, khususnya dalam politik tidak semata urusan dukung mendukung salah satu paslon. Tetapi lebih dari itu, aktualisasi muamalah umat Islam harus disertai pemaknaan dan memiliki nilai substantif.

Tidak ketinggalan, Haedar juga mengajak kepada seluruh komponen warga Persyarikatan Muhammadiyah untuk menyerukan dan menebar nilai-nilai kebaikan dan kemajuan. Pasalnya, nilai-nilai tersebut memiliki sifat yang universal dan bisa diterima oleh semua kalangan.

“Agar itu menjadi nilai yang hidup secara kolektif, bersama-sama, sekaligus juga menjadi sistem kehidupan,” tandasnya. (ppmuh/cris)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Di depan 200 orang pendekar Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang ber....

Suara Muhammadiyah

1 August 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) menyelenggarakan keg....

Suara Muhammadiyah

19 January 2024

Berita

SOLO, Suara Muhammadiyah - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) semakin mendunia dengan men....

Suara Muhammadiyah

10 October 2024

Berita

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah - Tertanggal 4 – 5 Safar 1446 H/ bertepat dengan tanggal 9 &nda....

Suara Muhammadiyah

16 August 2024

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 36 Surabaya mengikuti kegiatan Spor....

Suara Muhammadiyah

5 March 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah