BUKITTINGGI, Suara Muhammadiyah – Pada Jumat, 6 Juni 2025, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Payakumbuh Irwandi Nashir menyampaikan khutbah Idul Adha 1446 H di Rumah Sakit Islam (RSI) Ibnu Sina Bukittinggi. Dalam khutbahnya, ia menekankan bahwa esensi ibadah haji dan qurban adalah memperkuat tauhid, keyakinan bahwa Allah SWT Maha Esa tanpa sekutu.
Sebagai pembicara utama di hadapan ribuan jamaah yang memadati pelataran parkir RSI Ibnu Sina, Irwandi—yang juga dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Bukittinggi—menguraikan makna spiritual di balik ritual ibadah.
Irwandi menjelaskan, ihram dalam haji merupakan simbol kerendahan hati. "Dengan mengenakan kain ihram, kita diajarkan untuk menanggalkan kesombongan dan sepenuhnya tunduk kepada Allah," ujarnya.
Pesan serupa, selanjutnya, terkandung dalam seluruh rangkaian ibadah haji maupun penyembelihan qurban. "Yang Allah nilai bukan sekadar daging atau darah hewan qurban, melainkan ketulusan hati dalam menyebut nama-Nya," tegasnya, merujuk pada Surah Al-Hajj ayat 34-35.
Tiga tahapan menuju kesempurnaan tauhid. Irwandi memetakan tiga tingkatan. Pertama, berilmu–pemahaman mendalam tentang keesaan Allah, bukan sekadar pengetahuan biasa. Kedua, mengenal–pengakuan bahwa manusia adalah hamba yang wajib patuh kepada Pencipta alam semesta, jauh dari praktik syirik. Ketiga, insafi–puncak ketenangan batin dengan senantiasa mengingat Allah dan konsisten menjalankan syariat-Nya.
"Semua ini harus dimulai dengan kejujuran, baik dalam niat, perkataan, maupun perbuatan," pungkasnya menutup khutbah.