Makna Mendalam Idul Adha: Meneladani Iman, Menyemai Kepedulian

Publish

6 June 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
473
Sholat Iedul Adha di halaman Balaikota Semarang Jawa Tengah.

Sholat Iedul Adha di halaman Balaikota Semarang Jawa Tengah.

SEMARANG, Suara Muhammadiyah - Halaman Balai Kota Semarang pada Jumat pagi, 6 Juni 2025, menjadi saksi bagi ribuan umat Islam yang berkumpul melaksanakan Salat Iduladha. Suasana khidmat dan haru mengiringi setiap lantunan takbir yang menggema. Tahun ini, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah,Tafsir, bertindak sebagai khatib dalam salat Id yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Semarang.

Dalam khutbahnya, Tafsir mengajak jamaah untuk menengok kembali esensi mendalam dari peristiwa Iduladha, yakni kisah pengorbanan Nabi Ibrahim ‘alaihi salam dan putranya, Nabi Ismail ‘alaihi salam. Ia menegaskan bahwa momentum ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi sarat dengan pelajaran tentang keikhlasan, ketaatan, dan pengabdian total kepada Allah Swt.

Menurut Tafsir, Nabi Ibrahim menunjukkan keberanian luar biasa ketika menerima perintah Allah untuk menyembelih anaknya. Sebuah ujian yang sulit diterima oleh akal manusia biasa, tetapi dijalani oleh Ibrahim dengan penuh keyakinan. Di sisi lain, Nabi Ismail pun menunjukkan keteladanan luar biasa dengan berserah diri kepada kehendak Allah, meskipun harus mengorbankan dirinya sendiri.

"Ibrahim dan Ismail tidak hanya mencontohkan ibadah ritual," ujar Tafsir, "tetapi mereka menunjukkan bagaimana iman bekerja dalam tindakan, bagaimana ketaatan diwujudkan secara konkret, dan bagaimana ketulusan menjadi dasar dari setiap perintah Allah."

Khutbah Iduladha tersebut tidak berhenti pada pemaparan kisah sejarah semata. Tafsir menekankan pentingnya menjadikan peristiwa itu sebagai cermin untuk meningkatkan empati sosial. Ia menyampaikan bahwa Islam bukan hanya mengajarkan hubungan vertikal antara manusia dan Tuhannya, melainkan juga hubungan horizontal antar sesama manusia.

"Kepekaan sosial dan empati terhadap sesama adalah bagian dari keimanan," tegas Tafsir. Ia menyebutkan bahwa berkurban bukan hanya kewajiban syariat, melainkan jalan untuk menumbuhkan solidaritas sosial. Dalam pandangannya, ibadah qurban memiliki dua dimensi: spiritual dan sosial. Sebagai ibadah ubudiyah, qurban adalah wujud ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah. Sebagai ibadah ijtima’iyah, qurban menjadi sarana untuk berbagi dengan sesama, terutama mereka yang kurang mampu.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Hajj ayat 37:

لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِن يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنكُمْ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Hajj: 37)

Tafsir mengingatkan bahwa dalam Islam, kebaikan tidak cukup ditunjukkan dengan ritual semata. Al-Qur’an memerintahkan umat Islam untuk memberikan yang terbaik kepada orang lain, terutama dalam berbagi harta dan kepedulian. Ia mengutip Surat Al-Baqarah ayat 177 sebagai landasan bahwa kebajikan sejati adalah menyatu antara keyakinan dan amal nyata.

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)

Lebih lanjut, Tafsir mengajak umat Islam untuk menjadikan momentum Iduladha sebagai pengingat bahwa keikhlasan dan pengorbanan adalah fondasi utama dalam menjalani kehidupan beragama. Qurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, melainkan juga tentang menyembelih ego, keserakahan, dan sifat individualistik.

Ia menutup khutbahnya dengan seruan agar umat Islam senantiasa menjadi pribadi yang tidak hanya saleh secara spiritual, tetapi juga peka terhadap kondisi sosial di sekitarnya. Menurutnya, itulah makna sejati dari Islam rahmatan lil ‘alamin—agama yang membawa rahmat dan kebaikan bagi seluruh makhluk.

“Semoga setiap hewan yang dikurbankan, menjadi simbol ketundukan kita kepada Allah dan bukti nyata bahwa iman kita hidup dan memberi manfaat,” pungkas Tafsir. (Ulinuha/Diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

KUALA KAPUAS, Suara Muhammadiyah – Memperkuat ukhuwah sebagai seorang Muslim adalah kekuatan l....

Suara Muhammadiyah

1 December 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Danurejan Bertakbir 2024 berlangsung meriah pada Ahad, 16 Juni 2024....

Suara Muhammadiyah

20 June 2024

Berita

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah m....

Suara Muhammadiyah

16 March 2025

Berita

PULANG PISAU, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pulang Pisau melalui Maj....

Suara Muhammadiyah

17 September 2024

Berita

Wakil Bupati Sidrap Pimpin Persiapan Kemah Tahfidz dan Bahasa VIII,  Komitmen Pemda untuk Santr....

Suara Muhammadiyah

31 July 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah