MEDAN, Suara Muhammadiyah - Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Wilayah (PW) Aisyiyah Sumatera Utara menggelar kegiatan Training of Trainer (TOT) yang diikuti Pimpinan Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah Aisyiyah se-Sumatera Utara. Pelatihan TOT yang berlangsung selama dua hari itu dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Majelis Kader Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah.
Pelatihan TOT Tabligh dan Ketarjihan menjadi upaya untuk mendorong semakin masifnya pengembangan kader dai Aisyiyah di sekuruh daerah. Peserta TOT ini diharapkan akan menjadi motor penggerak bagi pengembangan mubalighah Aisyiyah sekaligus sebagai kader tarjih.
Pelatihan TOT Majelis Tabligh dan Ketarjihan PW Aisyiyah Sumatera Utara itu mengusung tema "Menguatkan Kompetensi Muballighat untuk Dakwah yang Mencerahkan"berlangsung di Gedung BP4TK Medan.
Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan PW Aisyiyah Sumatera Utara Ina Zainah Nasution pada kata pengantar pembukaan TOT itu berharap, TOT dapat memperkuat jajaran Majelis Tabligh dan Ketarjihan di daerah dalam menjawab kebutuhan dakwah Aisyiyah yang mencerahkan. Kata Ina Zainah, ada tiga hal penting yang menjadi program Majelis Tabligh dan Ketarjihan.
Pertama, menyiapkan tenaga trainer Aisyiyah di daerah untuk dapat melaksanakan kegiatan pelatihan ke-Tablighan dan ke-Tarjihan. Kedua, pimpinan Daerah Aisyiyah melalui Majelis Tabligh dan Ketarjihan dapat segera membentuk Korps Muballigh. Ketiga, pimpinan Aisyiyah di semua tingkatkan mampu menguatkan dan menggairahkan pengajian Aisyiyah.
Fatwa Ketarjihan
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Aisyiyah Sumatera Utara, Dr. Nur Rahmah Amini MAg menegaskan, bahwa nomenklatur Majelis Tabligh dan Ketarjihan ditetapkan pada Muktamar ke-48 Aisyiyah di Surakarta dari sebelumnya, hanya Majelis Tabligh. Perubahan nomenklatur itu dimaksudkan agar arah Majelis Tabligh dan Katarjihan semakin fokus pada persoalan dakwah dan persoalan-persoalan ketarjihan. " Dengan nomenklatur itu, maka persoalan sosialisasi fatwa-fatwa ketarjihan Muhammadiyah/Aisyiyah dapat tersampaikan dengan baik," kata Nur Rahmah Amini.
Nur Rahmah Amini juga mengingatkan kader Tabligh untuk memberikan pemahaman yang kuat agar implementasi dakwah dan perkaderan dapat terlaksana dengan baik di semua daerah. " Ingat pimpinan Aisyiyah yang tidak melaksanakan dakwah dan perkaderan, adalah bagian dari mereka yang mendustakan Aisyiyah itu sendiri," tegas Ketua PW Aisyiyah Sumut itu.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Kader PP Aisyiyah Dr. Norma Sari SH MH juga menekankan pentingnya persoalan dakwah dan pengkaderan Aisyiyah.
Pada Sidang Tanwir I Aisyiyah yang berlangsung di Jakarta lalu, Aisyiyah menetapkan karakter Gerakan Aisyiyah. Yang pertama adakah gerakan Islam Berkemajuan. Gerakan Islam Berkemajuan, jelas Norma Sari memiliki ukuran seperti : lebih baik, unggul dan utama. " Jadi standar minimun gerakan Aisyiyah harus lebih baik dari yang lain," tegas Norma Sari.
Pertanyaan yang menarik adalah, apakah tabligh yang dilakukan Aisyiyah itu sudah lebih baik dan diminati ummat. Setelah itu, keunggulan dakwah Aisyiyah adalah memiliki penciri yang tidak dimiliku organisasi lain. Misalnya, dakwah Aisyiyah adalah dakwah yang ramah terhadap perempuan dan anak. Dengan penciri ini, maka dakwah Aisyiyah tidak menggunakan ayat-ayat yang menempatkan perempuan dan anak menjadi golongan yang termarjinalkan.
Pelatihan TOT Majelis Tabligh Tabligh Kader dan Ketarjihan berlangsung sukses dan ditutup secara resmi oleh Ketua PW Aisyiyah Sumatera Utara Dr. Nur Rahmah Amini MAg. (Syaifulh/Diko)