Mahasiswa UMM Kembangkan Alat Deteksi Air Budidaya Udang

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
422
UMM

UMM

MALANG, Suara Muhammadiyah - Inovasi tidak selalu berkaitan dengan penciptaan sesuatu yang baru. Tapi, inovasi dapat berupa pengembangan dan penyempurnaan produk yang sudah ada. Sama seperti yang dilakukan oleh Nur Rosyidatul Hasanah dan tim mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuakultur Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mereka menciptakan alat deteksi kualitas air budidaya udang. Alat yang dinamakan Emergency Alert System (EAS) memiliki enam sensor yang terintegrasi dengan internet. 

Oci, nama sapaannya, mengatakan bahwa alat ini dikembangkan untuk memudahkan petambak udang. Utamanya dalam mengecek kualitas air tanpa harus datang langsung ke tempat budidaya. “Karena alat ini terintegrasi dengan ponsel, jadinya mereka tidak perlu datang ke lokasi untuk mengecek kualitas air. Mereka cukup menggunakan gawai di mana saja dan kapan saja,” ucapnya. 

Lebih lanjut, EAS memiliki perbedaan sensor dengan alat yang sudah ada. Jika alat yang biasa digunakan hanya memiliki satu sensor, EAS memiliki enam sensor sekaligus. Dengan begitu bisa semakin memudahkan para petambak. Sensor pada EAS bertindak dengan melakukan pengecekan pada air tambak kemudian data yang didapat akan ditampilkan pada aplikasi yang terintegrasi dengan ponsel. 

Semua aspek sensor yang terdapat pada EAS didasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 8313.1-2016. Meliputi suhu normal pada tambak udang berkisar 23-30 derajat celcius, salinitas atau tingkat keasinan berkisar 23-30 ppt, kadar amonia 0,02-0,06, pH air sebesar 7,8-8,5, total padatan terlarut (TDS) 352-5,5 ppm dan kadar oksigen berkisar 4,84-5,5. 

Proses pembuatan EAS ini dilakukan selama empat bulan terhitung sejak Mei hingga Agustus. Oci tidak menampik bahwa pengembangan EAS mendapati banyak kendala. Salah satunya ketidakcocokan antara kondisi kualitas air sebenarnya dengan data yang ditampilkan pada ponsel. 

“Jadi saat proses uji coba, data yang ditampilkan pada ponsel memiliki hasil yang berbeda dengan hasil pengecekan oleh alat lain. Ini membuat kami harus memutar otak mencari solusinya,” kata Oci. 

Adapun ara kerja EAS yakni dengan mendeteksi kualitas air pada tambak udang. Sebelumnya, EAS harus dipastikan terhubung dengan aplikasi yang disediakan. Pada saat pengecekan, Arduino yang berlaku sebagai otak dari alat tersebut akan mengirim data dari ke enam sensor kemudian hasil tersebut akan ditampilkan pada ponsel. 

Oci dan tim berharap, EAS dapat berguna bagi petambak rakyat sehingga tidak perlu terjun langsung ke tambaknya. Dengan begitu, mereka memiliki efektivitas waktu yang bisa digunakan untuk hal lain. Ia dan tim juga akan terus mengembangkan EAS seperti penambahan fitur sensor. Apalagi pengecekan kualitas air tidak hanya terpaku dengan 6 aspek tersebut saja. (diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

TUBAN, Suara Muhammadiyah - SMK Pelayaran Muhammadiyah Tuban bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi ....

Suara Muhammadiyah

1 May 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah - Himpunan mahasiswa prodi Akuntansi (HIMAKSI) Universitas Muhammadiyah ....

Suara Muhammadiyah

15 January 2024

Berita

BANDUNG, Suara Muhammadiyah — Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Risetmu Universitas Muham....

Suara Muhammadiyah

29 August 2024

Berita

Menuju 'Center of Excellence' dan Pusat Pengkaderan BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Asosiasi P....

Suara Muhammadiyah

19 October 2024

Berita

SUKABUMI, Suara Muhammadiyah - Pada Selasa, 21 Mei 2024, dilaksanakan kegiatan sosialisasi pembentuk....

Suara Muhammadiyah

22 May 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah