Mahasiswa UMJ Jadi Ketua RT: Gen Z Juga Bisa Kerja Nyata di Masyarakat

Publish

14 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
162
Foto Istimewa

Foto Istimewa

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Menjadi Ketua Rukun Tetangga (RT) merupakan suatu tantangan yang tidak mudah. Tanggung jawab sosial, administrasi warga, hingga menghadapi beragam perbedaan di lingkungan menjadikan posisi ini lebih dari sekedar jabatan formal. Terlebih lagi jika peran tersebut diemban oleh generasi muda atau biasa disebut Gen Z.

Sahdan Arya Maulana, mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta berhasil mematahkan stigma tersebut. Di usianya yang baru menginjak 19 tahun, Sahdan berhasil terpilih secara demokratis sebagai Ketua RT 07 RW 08, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

“Alhamdulillah saya menang dengan 126 suara, sedangkan lawan saya memperoleh 17 suara,” ungkapnya saat di wawancarai pada senin (14/07).

Ia resmi menjabat pada 25 April 2025 dan kini menjadi wajah baru kepemimpinan Gen Z di lingkungannya. Masa jabatannya akan berlangsung selama lima tahun, hingga tahun 2030.

Program Nyata untuk Warga

Dalam waktu kepemimpinana yang baru berjalan dua bulan ini, Ia sudah berhasil merealisasikan pengecoran jalan. Pengecoran jalan yang sempat viral ini, tidak menggunakan dana pemerintah melainkan menggunakan iuran dari warga setempat.

Selain pengecoran jalan, Sahdan juga menyiapkan beberapa program lainnya seperti berbagi sembako menjelang Ramadan, pemasangan CCTV di sejumlah titik yang rawan pencurian, hingga pembelian hewan kurban setiap Iduladha. Tak hanya itu, ia menggagas bantuan sosial sebesar Rp. 200.000 untuk warga sakit, dan Rp. 500.000 untuk warga yang meninggal, lengkap dengan penyediaan kain kafan, papan nisan, hingga ongkos gali kubur.

Program ini ia buat dengan memasukkan nilai nilai Muhammadiyah seperti kebaikan sosial dan kebermanfaatan mulai dari bantuan warga, pemberdayaan ekonomi kecil, hingga pelayanan cepat.

“Setiap warga hanya membayar iuran sebesar Rp10.000 per bulan yang dialokasikan untuk dana bantuan bagi warga yang sakit atau meninggal, serta untuk kebutuhan keamanan lingkungan,” jelasnya.

Sahdan menambahkan, pembangunan dan program-program lainnya menggunakan dana dari Biaya Operasional Pemerintah (BOP) sebesar Rp. 2.000.000 per bulan.

“Prinsip saya sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama,” tambahnya.

Antara Kuliah dan Kepemimpinan

Saat pertama kali menjabat, Sahdan bersama tim nya mendapat beragam respons dari masyarakat sekitar. Banyak yang memberikan dukungan dan ada juga beberapa yang meragukan kepemimpinan era Gen Z.

“Ada yang bilang Gen Z itu males gerak, gak bisa kerja, atau gak bakal ada pembangunan,” katanya, sambil tersenyum.

Namun ia memilih untuk tidak menanggapi kata kata tersebut. Melainkan ia membalaskannya dengan aksi nyata. “Alhamdulillah, saya buktikan dalam dua bulan ini sudah ada kegiatan pengecoran jalan,” tambanya.

Meski disibukkan dengan kegiatan perkuliahan, Sahdan memilih untuk tidak mengikuti organisasi kampus demi dapat fokus dalam pengabdiannya di masyarakat. Dalam membagi waktu antara kuliah dan tanggung jawab sebagai Ketua RT, ia dibantu oleh sekretaris dan bendahara yang juga masih seusianya, yaitu Femas (20 tahun) dan Rizky (21 tahun).

“Saya aktif di lingkungan. Jadi takutnya kalau ikut himpunan atau Unit Kegiatan Mahasiswa malah gak maksimal di dua-duanya,” ujarnya jujur.

Ia mengaku banyak belajar dari mahasiswa UMJ yang aktif mengemban jabatan di berbagai organisasi kampus. Melalui pengamatan terhadap cara mereka bermusyawarah, berorganisasi, dan menjalankan program kerja, Sahdan kemudian menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kepemimpinannya di lingkungan masyarakat.

“Saya memang gak ikut, tapi saya banyak belajar dari mereka. Mereka itu inspirasi saya juga,” tambah Sahdan.

Bagi Sahdan, menjadi Ketua RT merupakan batu loncatan. Langkah selanjutnya ia ingin bergabung dengan partai politik dan meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih relevan untuk mencapai cita cita nya menjadi gubernur Jakarta.

“Cita-cita saya menjadi gubernur Jakarta. Jadi ini langkah awal buat membuktikan bahwa saya mampu,” ujarnya.

Ia kini sedang menempuh pendidikan tinggi di jurusan Teknik Industri. Jurusan ini ia pilih karena sedang menjalankan usaha kecil. “Saya ingin memperdalam dunia usaha dulu. Tapi untuk S2, mungkin akan ke arah ilmu politik,” ujar Sahdan.

Ia berharap, perjalanannya menjadi pemimpin bisa mendorong lebih banyak mahasiswa UMJ untuk aktif di masyarakat. “Semoga kampus bisa mencetak lebih banyak mahasiswa yang peduli lingkungan. Dan semoga pemerintah juga mulai melihat kerja-kerja nyata kami di bawah, yang selama ini belum tersentuh dana bantuan,” tutupnya.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah - Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Ba....

Suara Muhammadiyah

14 April 2025

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Rombongan dari Majelis Tabligh Lembaga Dakwah Komunitas Pimpi....

Suara Muhammadiyah

29 July 2024

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Perguruan Muhammadiyah Limau Bendi, yang terdiri dari SD Muhammadiyah ....

Suara Muhammadiyah

20 February 2024

Berita

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar Sidang Senat Te....

Suara Muhammadiyah

28 June 2025

Berita

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Sekitar 5.000 peserta memadati Lapangan Desa Pernasidi, Cilongo....

Suara Muhammadiyah

11 June 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah