PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah - Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) gelar Kuliah Umum yang bertajuk "Kebijakan Kemandirian Bahan Baku Obat di Indonesia" yang diikuti seluruh mahasiswa farmasi baik secara luring dan daring melalui zoom pada, Sabtu (14/10/2023).
Kuliah umum dihadiri langsung oleh apt. Didik Setiawan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Farmasi serta menghadirkan narasumber yang ahli dibidangnya yakni Roy Himawan S.Farm., Apt., M.K.M selaku Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dekan Fakultas Farmasi, apt. Didik Setiawan, M.Sc., Ph.D menyampaikan kegiatan kuliah umum ini merupakan moment penting bagi para mahasiswa S1/Profesi dan juga Magister untuk mempertajam arah hidup sebagai tenaga apoteker salah satunya dalam mengurangi ketergantungan penggunaan bahan baku obat secara impor.
"Kita tahu bahwa kondisi kita sudah sangat terdesak dimana kita sedang dan terus berusaha untuk mengurangi ketergantunhan penggunaan bahan baku obat secara impor dan berupaya meningkatkan ketahanan kemandirian obat dan juga alat medis. Maka dari itu ini merupakan moment penting bagi para mahasiswa S1, Profesi dan juga magister untuk mempertajam diri sebagai bentuk pengembangan dan kontribusi bagi negara dan juga universitas," katanya
Sementara itu Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Roy Himawan S.Farm., Apt., M.K.M mengatakan saat ini perlu membangun starategi kemandirian sebagai bentuk pergeseran dari efisiensi ke arah kemandirian dalam penggunaan bahan baku obat.
"Terdapat beberapa strategi membangun kemandirian yang dilakukan oleh Kemenkes RI yakni berupa Research and development, Production serta yang terpenting memberikan Market Assurance untuk membantu pemasaran produk-produk bahan baku obat Indonesia atau dalam negeri," pungkasnya
Lebih lanjut Roy Himawan S.Farm., Apt., M.K.M menjelaskan kebijakan kemandirian bahan baku obat di Indonesia ini merupakan cara efektif dalam merespond tata kesehatan di Indonesia untuk menciptakan obat-obatan yang berkualitas dimana peran serta pemerintah, pihak industri dan juga universitas memiliki tanggung jawab yang sama.
"Kemandirian bahan baku obat merupakan respond secara efektif terhadap tata kesehatan yang muncul salah satunya kasus pandemi Covid-19. Sebab itu, harapannya para apoteker di Indonesia mampu bersama-sama dengan pemerintah, sektor industri dan juga perguruan tinggi untuk meningkatkan kemandirian bahan baku obat untuk menciptakan obat-obatan yang berkualitas, aman, memiliki aplikasi yang baik dan juga bisa terjangkau untuk seluruh lapisan masyrakat indonesia," jelasnya (qbi/nrl)