MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menyelenggarakan Sekolah Tabligh pada Senin, 4 Agustus hingga Sabtu, 16 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi peningkatan kapasitas dan strategi dakwah para dai Muhammadiyah, khususnya di tingkat daerah.
Sekolah Tabligh tahun ini diikuti oleh perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sulawesi Selatan, menghadirkan deretan narasumber yang berkompeten di bidangnya, mulai dari tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, akademisi perguruan tinggi, hingga pimpinan wilayah yang berpengalaman di dunia dakwah.
Salah satu narasumber yang menarik perhatian peserta adalah Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PP Muhammadiyah, Ust. Muchamad Arifin, yang pada Senin, 11 Agustus 2025 membawakan materi “Pengembangan Dakwah Komunitas”.
Dalam paparannya, Ust. Arifin menegaskan bahwa konsep dakwah komunitas sudah menjadi bagian dari napas perjuangan Muhammadiyah sejak awal berdirinya oleh KH. Ahmad Dahlan. Melalui tayangan video yang dipersiapkan secara khusus, peserta diajak menelusuri jejak dakwah Muhammadiyah yang sejak awal menyentuh komunitas kelas bawah dan kelompok marginal, kemudian berkembang menjangkau komunitas perkotaan hingga komunitas khusus di daerah terpencil 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
“Berdakwah di komunitas kelas bawah dan daerah terpencil tidak cukup hanya dengan semangat. Mereka membutuhkan bukan hanya nutrisi rohani, tetapi juga nutrisi jasmani. Dakwah harus hadir untuk memuliakan dan memberdayakan,” tegasnya.
Materi yang disampaikan Ust. Arifin bukan sekadar teori, melainkan diwarnai dengan pengalaman langsung sebagai dai LDK yang telah mengunjungi berbagai daerah terpencil di Indonesia. Foto dan video dokumentasi perjalanan dakwahnya menjadi bukti nyata bahwa dakwah komunitas memerlukan kombinasi kepedulian sosial, strategi pemberdayaan, dan penguatan spiritual.
Penyampaian yang mengalir, interaktif, dan inspiratif membuat peserta terlibat aktif. Tidak sedikit yang menyatakan ketertarikan untuk ikut terjun menjadi dai komunitas. “Apa yang saya sampaikan hari ini adalah undangan terbuka bagi kader Muhammadiyah untuk bergerak bersama LDK memperkuat dakwah di berbagai komunitas,” ujarnya.
Kehadiran LDK PP Muhammadiyah dalam Sekolah Tabligh PWM Sulsel ini memperkuat sinergi antara Majelis Tabligh dan LDK dalam memperluas jangkauan dakwah persyarikatan. LDK sendiri memiliki mandat khusus untuk merancang, mengembangkan, dan mengawal strategi dakwah berbasis komunitas, termasuk di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Ketua Majelis Tabligh PWM Sulawesi Selatan, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas partisipasi LDK PP Muhammadiyah. “Pengalaman lapangan yang dibagikan oleh Ust. Arifin adalah pelajaran berharga. Kita membutuhkan pendekatan dakwah yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga memberdayakan kehidupan masyarakat,” ungkapnya.
Sekolah Tabligh PWM Sulsel 2025 ini diharapkan menjadi tonggak penguatan kompetensi dai, khususnya dalam memahami dinamika dakwah lintas komunitas. Materi-materi yang disampaikan selama dua minggu penyelenggaraan akan menjadi bekal bagi para peserta untuk mengembangkan dakwah yang relevan dengan tantangan zaman.
Dengan kolaborasi yang semakin erat antara Majelis Tabligh dan LDK PP Muhammadiyah, visi dakwah yang inklusif, berkeadilan, dan memberdayakan diyakini akan semakin kokoh, menjangkau dari pusat kota hingga daerah terluar negeri. (R)