Kuliah Umum Prodi Farmasi UM Bandung Kupas Inovasi Pelarut Halal dan Kolaborasi Riset

Publish

29 July 2025

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
58
Foto Istimewa

Foto Istimewa

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Head of Research INHART (IIUM) Malaysia Assoc Prof Ts Dr Amal Elgharbawy menjelaskan bahwa pelarut konvensional yang sering digunakan cenderung beracun, mudah menguap, dan tidak dapat terurai dengan baik.

”Pelarut konvensional yang sering digunakan pun tentunya memiliki karakteristik yang bertentangan dengan nilai-nilai halal,” ungkapnya dalam acara Public Lecture yang diselenggarakan oleh Prodi Farmasi UM Bandung pada Kamis (24/07/2025).

Dalam menanggapi hal itu, dirinya memperkenalkan dua inovasi utama dalam pengembangan sains farmasi halal: Ionic Liquids (ILs) dan Deep Eutectic Solvents (DESs). ”Kedua jenis pelarut ini dipandang sebagai solusi masa depan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga selaras dengan prinsip halal dan tayyib,” ucap Amal.

Berbeda dengan pelarut konvensional, ILs memiliki keunggulan seperti kestabilan termal tinggi, non-flammable, dan dapat disesuaikan untuk berbagai aplikasi industri farmasi. ”Ionic liquids memungkinkan produksi ester dan polimer pada kondisi yang lebih ringan dan aman,” jelas Amal.

Sementara itu, DESs khususnya Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) merupakan pelarut alami dengan kemampuan tinggi dalam mengekstraksi senyawa aktif dari tanaman. ”NADES itu murah, biodegradable, dan berasal dari sumber yang dapat diperbarui. Sangat cocok untuk digunakan dalam produk halal,” tegasnya.

Dirinya juga menjelaskan beberapa aplikasi dari ILs dan DESs, seperti pada pembuatan obat, penyerapan CO₂ untuk lingkungan yang lebih bersih, dan bahkan pada sistem laundry tanpa air. ”Teknologi ini tentu sudah diuji dalam menstabilkan enzim dan meningkatkan efektivitas proses ekstraksi protein serta lipid untuk tujuan farmasi dan bioteknologi,” terang Amal.

Amal menekankan bahwa aspek halal bukan hanya terkait bahan, melainkan metode produksinya. ”Maka dari itu, konsep halal by design harus menjadi acuan dalam pengembangan produk farmasi, dengan mempertimbangkan keselamatan ilmiah dan kepatuhan syariah,” ungkapnya.

Lebih jauh, dirinya mendorong kolaborasi riset lanjutan kepada para mahasiswa UM Bandung untuk mengembangkan nanokarier berbasis ILs/DESs dalam pengiriman obat yang lebih efisien. ”Tujuan akhirnya bagaimana mewujudkan produk farmasi yang tidak hanya aman dan efektif, tetapi juga sesuai dengan maqasid al-shariah,” tutup Amal.*(FK)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Rektor sekaligus Guru Besar Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jaka....

Suara Muhammadiyah

22 February 2024

Berita

KUPANG, Suara Muhammadiyah - Di arena sidang tanwir Muhammadiyah di Kupang, Majelis Pembinaan Kader ....

Suara Muhammadiyah

6 December 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM....

Suara Muhammadiyah

28 February 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Malam yang penuh semangat dan inspiratif bertempat di Universitas Prof....

Suara Muhammadiyah

27 January 2024

Berita

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Telah resmi terbentuknya Muhammadiyah Disaster Management Cen....

Suara Muhammadiyah

26 October 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah