SLEMAN, Suara Muhammadiyah - Berkolaborasi bersama 1000 Cahaya, Forum Guru Muhammadiyah (FGM) terus menunjukkan perannya sebagai garda depan dalam penguatan pendidikan yang berwawasan lingkungan dan berorientasi pada masa depan berkelanjutan. Salah satu wujud nyata komitmen itu terlihat dalam kegiatan Training of Trainer (ToT) Transisi Energi dan , yang digelar di Balai Pemerintahan Desa Kalasan, Sleman (12/11).
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi para pendidik Muhammadiyah untuk memperluas pemahaman tentang pentingnya transisi energi serta mengintegrasikan nilai-nilai ekologis dalam kegiatan pembelajaran dan dakwah. ToT PINTAR diharapkan menjadi wadah pembentukan kader guru pelopor perubahan, yang mampu menanamkan kesadaran energi bersih dan keberlanjutan kepada peserta didik maupun masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua FGM Pusat, Soetomo, hadir memberikan pengarahan dan motivasi. Ia menekankan bahwa isu transisi energi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau industri besar, tetapi juga menjadi tugas moral para pendidik dalam membangun kesadaran ekologis di lingkungan sekolah dan masyarakat.
“Guru adalah agen perubahan. Karena itu, guru Muhammadiyah harus mampu menjadi penggerak transisi energi di level paling dasar — dari ruang kelas, lingkungan sekolah hingga komunitas masyarakat. Melalui kegiatan ini, kita ingin melahirkan kader yang bukan hanya menguasai ruang kelas, tetapi juga berkarakter ekologis yang berkemajuan,” ujar Soetomo.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa perhatian terhadap isu energi dan lingkungan hidup menjadi bagian dari dakwah amar ma’ruf nahi munkar dalam konteks kekinian. Menurutnya, krisis energi fosil, polusi udara, dan perubahan iklim adalah persoalan nyata yang harus direspons dengan pendekatan pendidikan yang berakar pada nilai-nilai Islam dan kemanusiaan.
“Ketika bumi rusak, maka kehidupan pun terancam. Dakwah ekologis bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan. Melalui pendidikan dan keteladanan guru, kita bisa menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan dan tanggung jawab terhadap alam,” tambahnya.
Oleh karenanya ia menyambut baik dan mengapresiasi kerja sama yang terjalin antara FGM dan 1000 Cahaya dalam penyelenggaraan ToT PINTAR ini. Program yang menurutnya sangat inspiratif dan menggugah kesadaran terhadap isu-isu lingkungan dan energi terbarukan.
Hal ini dapat menjadi pondasi dasar bagi guru untuk membuka diri terhadap permasalahan lingkungan yang ada di sekitar kita.
"1000 Cahaya sendiri selama ini dikenal aktif dalam gerakan literasi energi terbarukan dan pengembangan pendidikan hijau. Dengan kolaborasi ini, diharapkan akan lahir sinergi baru dalam memperkuat kapasitas para guru Muhammadiyah sebagai kader dakwah yang adaptif terhadap isu-isu lingkungan dan energi terbarukan," tegasnya.
Melalui pelatihan ini, para peserta dibekali berbagai materi penting seperti pengenalan energi terbarukan, strategi pembelajaran kontekstual berbasis lingkungan, praktik sederhana efisiensi energi di sekolah, serta pendekatan dakwah ekologis di komunitas.
Soetomo menutup arahannya dengan pesan inspiratif, bahwa perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil.
“Kita mulai dari diri sendiri, dari ruang kelas, dari sekolah-sekolah Muhammadiyah. Semoga para kader yang lahir dari ToT PINTAR ini menjadi pelopor gerakan transisi energi dan dakwah ekologis di sekolah masing-masing,” pungkasnya. (diko)


