Oleh: Drs Djumroni, MPd, Anggota LPHU PDM Sleman Yogyakarta
اَلْحَمْدُ ِلله ِالَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفاَ بِاللهِ شَهِيْدًا اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ: فَيَااَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْاللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُون.
Jamaah sidang Jum’ah yang berbahagia rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SwT dengan selalu bersyukur kepada Allah SWT atas niknat dan karunia yang selalu mengalir telah diberikan kepada kita dalam proses hidup sehingga dapat melaksanakan ibadah jum’at di Masjid yang kita .gunakan untuk kegiatan ibadah Jum’at saat ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi dan Rasul Muhammad SAW, semoga kaum muslimin dapat menjalankan apa yang dicon tohkan beliau.
Kaum muslimin rahimakumullah
Mencari rizki bagi yang masih mampu merupakan kewajiban untuk meningkatkan kualitas beribadah kepada Allah SWT, karena dengan mencari rizqi dengan bekerja dapat menabung sehingga dapat meningkatkan sarana ibadah misalnya dapat melaksanakan rukun Islam yang ke lima yakni ibadah haji. Islam mengingatkan umatnya bahwa rizqi yang ia dapatkan dari bekerja hakekatnya adalah amanah.
Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Hadid ayat 7
ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَأَنفِقُواْ مِمَّا جَعَلَكُم مُّسۡتَخۡلَفِينَ فِيهِۖ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَأَنفَقُواْ لَهُمۡ أَجۡرٞ كَبِيرٞ
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.
Demikian juga bekerja mencari rezeqi adalah merupakan ujian dari Allah SWT. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Anfal 28
وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Di akhirat kelak akan ditanya tentang hartanya (rizqi), bagaimana cara memperoreh harta-(rizqi), dan kemana dibelanjakan?
Maka manusia harus memiliki sikap yang benar kepada harta, mestinya harus menyadari bahwa harta hakekatnya adalah sebagai sarana hidup dan bekal ibadah. Jangan sampai mencari rizqi diperoleh dengan cara yang batil, karena mecari rizqi yang halal itu wajib bagi setiap orang Islam
Dalam hal bekerja mencari rizqi ada aturan pokok yang tidak boleh sama sekali kita lalai mengingat Allah. Firman Allah dala Al-Qur’an Surat Al Munafiqun ayat 9
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.
Oleh karena itu untuk mencari rizqi hendaklah dilakukan sesuai dengan sariat Allah, yakni menjahui unsur riba. Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al baqoroh ayat 275
إِنَّمَا ٱلۡبَيۡعُ مِثۡلُ ٱلرِّبَوٰاْۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Demikian juga dengan cara judi. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 90
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan
Demikian juga dengan cara kolusi. Firman Allah dala Al Qur’an Surat Mutofifin ayat 1-3
وَيۡلٞ لِّلۡمُطَفِّفِينَ ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكۡتَالُواْ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسۡتَوۡفُونَ وَإِذَا كَالُوهُمۡ أَو وَّزَنُوهُمۡ يُخۡسِرُونَ
Kecelakaan besarlah bagi orang orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
Ada tiga hal yang menyebabkan manusia menjadi gelap mata, berpikiran sempit tidak mau kerja keras, sehingga banyak terjadi koropsi, kolusi, aksi tipu menipu yaitu: Al -Wahn (kelemahan jiwa), hal ini terjadi karena seseorang tidak memiliki keimanan yang kuat.
Hub ad-dunya (cinta dunia), hal ini terjadi karena hidup hanya mementingkan dunia, padahal besuk akan dimintai pertanggungan jawab di hari kiamat. Dan takut mati, orang yang merasakan hidupnya penuh dengan kesenangan bahkan dapat melampiaskan hawa nafsunya maka dia pasti takut mati.
Maka ada solusi agar dalam mencari rizki terhindar dari yang haram maka berusaha secara batin antara lain: iman dan takwa kepada Allah sebagai Ar-Razaq (Maha Pemberi), memohon pertolongan kepada Allah dan perlindungan setiap langkah kehidupan, mengenal hakikat kesenangan dunia yang hanya sementara, kampung akhirat lebih abadi, menghiasi dengan sifat sabar, syukur dan selalu qanaah.
Demikian pula dikerjakan secara lahiriah di antaranya: bekerja keras dan tidak kenal menyerah, selalu menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan informatika, dan tidak memisahkan diri dari jamaah Mukminin.
بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَنَا وَاِيَّكُمْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَاَدَّبَنَا بِالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلاَءِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْضَى عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ ِاذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ِانَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب. رَبِّى اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Sumber: Majalah SM Edisi 16/2025
