Khutbah Idul Fitri: Membuka Pintu Surga
Oleh: Assoc. Prof. Saidun Derani, Dosen Panca Sarjana UM-Surby dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ
Hadirin Jamaah Solat ‘Ied Rahimakumullah
Pada kesempatan ini Khotib mengajak diri sendiri dan Jama’ah marilah berupaya meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah Swt. Sebab hanya dengan Iman dan Taqwa lah kita dapat meraih ridha dan kasih sayang Allah Swt.
Penting diketahui bahwa hari ini adalah hari Istimewa. Hari pembebasan bagi umat Islam yang menunaikan ibadah puasa sebulan penuh. Pada hari mulia ini setiap muslim akan kembali dari tempat solatnya dalam keadaan beruntung karena mendapatkan Pengampunan dan Ridha Allah Swt.
Dari Abdullah bin Abbas Ra, Rasulullah bersabda:
“Ketika ‘Idul Fitri telah tiba, Allah Swt mengutus para Malaikat turun ke bumi dan mendatangi setiap lorong kota/desa lalu berkata: “Wahai umat Nabi Muhammad, ke luarlah menuju Tuhan kalian. Allah akan memberikan pahala yang berlimpah dan mengampuni dosa besar’,
Ketika umat Islam ke luar rumah menuju tempat solat, Allah berkata kepada Malaikat. “Wahai Malaikat, balasan mereka adalah Aku beri pahala” Malaikat menjawab, “Wahai Tuhanku, balasan untuk mereka adalah Engkau beri pahala”.
Kemudian Allah berfirman kepada Malaikat. “ Aku saksikan kepada kalian bahwa Aku menjadikan pahala dari puasa dan solat kalian ridha dan mendapat ampunan Ku”.
Dalam kaitan inilah Ulama berkata bahwa “Mereka yang kembali dari solat Idul Fitri, layaknya seorang anak yang baru dilahirkan ibunya, jiwa mereka bersih dari segala dosa.
Dan untuk melengkapi kesempurnaan Puasa Ramadhan kita tutup dengan menunaikan kewajiban zakat fitrah dan zakat mal (harta).
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt
Modal utama masuk surga itu ada dua, yaitu ampunan Allah dari segala dosa yang pernah dilakukan baik tampak kelihatan maupun yang tersembunyi, dan kedua, mengharap ridha dan kasih sayang Allah Swt. Dan inilah syarat pokok mendapat lapak di surga Allah wahai Kaum Muslimin, Jama’ah Solat Idul Fitri Yang disayang Allah.
Mengapa harus meminta ampunan Allah. Sebab segala bala’ dan bencana yang ada sekarang disebabkan oleh perbuatan dosa kita sendiri dan tidak akan berhenti bala’ dan bencana itu menimpa diri kita, keluarga kita, Masyarakat kita, dan bangsa ini kecuali dengan tobat nasuha, mulai dari atas para elite pemimpin bangsa dan penguasa sampai rakyat bawah kebanyakan.
Akibat dari dosa-dosa kita itu maka menyebabkan kelemahan umat Islam Indonesia di bidang ekonomi dan financial, lemah di bidang pendidikan dan sangat lemah pula di bidang persatuan dan kesatuan sesamanya. Dan yang parah lagi adalah secara umum umat Islam lemah di bidang akhlak dan etika.
Kita tahu bahwa Allah sudah menitipkan kepada umat Islam air, darat, dan udara supaya dikelola dengan baik dan benar kepada bangsa ini melalui pemimpinnya. Kenyataan di masyarakat sekarang ketiga titipan itu dimiliki umat yang lain.
Perhatikan bangunan-bangunan yang ada di lingkungan Masyarakat sekitar kita, dan lebih luas di tingkat nasional. Sungguh nyata kelemahan umat Islam di bidang ekonomi dan financial, pendidikan, persatuan dan akhlaknya. Hobi sekali berkonflik antar sesama internal umat Islam sendiri karena persoalan remeh temeh.
Bukankah dunia ini adalah titipan Allah kepada umat Islam. Menyedihkan. Memalukan. Belum lagi asset bangsa yang lain baik liquid dan non-liquid dikuasai hanya 5 % kelompok tertentu. Masa depan anak cucu umat Islam di NKRI ini, khusus umat Islam di Tangsel sekitarnya mengkhawatirkan. Kita berharap pada masa-masa mendatang janganlah Umat Islam menjadi umat yang konsumen, menjadi pelayan, menjadi karyawan umat yang lain.
Hadirin Solat ‘Ied yang Berbahagia
Dalam Rahim Ibu, kita berjanji kepada Allah akan menjaga Amanah itu. Kita diangkat sebagai Khalifah untuk merawatnya. Tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Tidak menzalimi diri sendiri dan keluarga. Tidak melalaikan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan warga negara karena NKRI ini adalah milik umat Islam.
Fakta integritas dan janji kepada Allah ini wujud dan bentuknya adalah menjaga, memelihara, lalu mengembangkan (dalam arti luas) agama, akal, jiwa, nasab (keturunan) dan harta benda. Kelima potensi itu wajib diikhtiarkan menjadi sebuah kekuatan untuk mencapai kesejahteraan duniawi dan ukhrowi (sa’adatuddaraini) sebagai tujuan hidup Umat Islam.
Inilah doa yang sering dibaca Nabi Muhammad Saw selesai solat fardhu termuat dalam Surah Al-Baqarah, ayat 201: “ Ya Rabb berikanlah kami kesejahteraan di dunia dan kesejahteraan di Akhirat”.
Ini artinya Allah melarang Umat Islam banyak berhutang di dunia apalagi miskin pula di Akhirat. “Jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka”, firman Allah dalam Surah at-Tahrim, ayat 6. Dalam konteks ini manusia berjanji kepada Allah Penciptanya akan taat melaksanakan perintah-Nya sebelum dilahirkan ke dunia. Lihat Surah Al-A’raf, ayat 172-173.
Hadirin Jamaah Solat ‘Ied yang dimuliakan Allah
Makna ayat di atas dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa setiap anak itu lahir dalam keadaan suci. Nabi bersabda bahwa kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan atau Majusi. Jadi Sabda Rasul ini memberi warning (peringatan) bahwa melahirkan anak itu susah dan akan lebih susah lagi memelihara dan mendidiknya.
Memelihara di sini diartikan mendidik imannya menjadi kuat dan wajib diberi ilmu pengetahuan yang luas. Alquran mengatakan : “Allah akan meninggikan derajat hambaNya yang beriman dan yang berilmu pengetahuan” (Surah al-Mujadilah, ayat 11).
Beriman dan berilmu pengetahuan merupakan kata kunci MEMBUKA PINTU SURGA. Adanya penurunan atau degradasi iman seseorang Muslim disebabkan suka lalai dan lupa menunaikan hak-hak Allah, baik yang disengaja atau karena faktor kebodohan dan atau karena faktor kesombongan.
Lupa mendidik anak dengan benar, lalai pula menjaga jiwa, akal, agama, dan meningkatkan kualitas ketakwaan diri sendiri sehingga tanpa terasa dosa kecil sering dilakukan lalu lama kelamaan menumpuk dan menjadi loba dosa. Belum lagi dosa besar kepada kedua orang tua. Kalau sudah begini bagaimana jalan ke luarnya?
Minta ampun dan minta maaf lah kepada Allah. Kita harus terus menerus meng-Up Date Iman setiap detik dan bertobat setiap waktu supaya jiwa dan hati menjadi hidup, supaya hati tidak mati, yakin seyakinnya bahwa Allah adalah sumber segala sumber; sumber rezeki, sumber kecerdasan, sumber kesehatan, dan sumber keberhasilan, berhasil di dunia baik pangan, sandang, papan, berkeluarga, kemudian berhasil masuk surga.
Hadirin Rahimakumullah
Kunci kedua masuk surga Allah dengan memaksimalkan resources yang Allah berikan (telinga, mata, hidung, mulut, tangan, kaki, aqal, qalbun) melalui ketaatan menjalankan apa-apa yang disuruh Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan apa-apa yang dilarang-Nya. Dengan tulus melaksanakan perintah-perintah-Nya, maka kita berharap Allah memberikan Ridha, Rahmat, Barokah, Anugrah dan Kasih Sayang-Nya.
Hadis Nabi menjelaskan bahwa menyantuni anak yatim, menolong fakir miskin, membantu ibnu sabil dan fi sabilillah, membangun infra struktur jalan, bersatu dan jangan berpecah belah, memiliki asset (Baitul Mal), membangun tempat wuduk, mendirikan lembaga pendidikan, rumah sakit, berkata benar dan santun, menjaga amanah, punya hutang kudu dibayar, janji ditepati, tidak suka berbohong, berbuat baik dengan tetangga, menjaga alam lingkungan, mengembangkan ekonomi dan financial ummat Islam, semua ini merupakan jalan-jalan Allah menurunkan Ridha, Rahmat, Barokah, Anugrah, dan Kasih Sayang-Nya kepada kaum Muslimin. Inilah yang disebut dengan ibadah sosial selain ibadah pribadi (mahdhah).
Aspek kedua inilah mengapa Allah menyuruh umat Islam menguasai ilmu pengetahuan (IPTEK) yang sementara ini tertinggal jauh dari umat yang lain. Jadi jangan heran kalau sekarang kita melihat dan merasakan umat Islam menjadi umat konsumen, menjadi umat pegawai, dan menjadi bangsa konsumen bukan bangsa produsen, bukan menjadi tuan di negeri sendiri. Jadilah umat Islam lemah di bidang ekonomi dan financial, lemah di bidang pendidikan dan lemah pula persatuan dan kesatuan sesamanya seperti yang Khotib katakana di atas.
Dalam konteks ini Allah menegur (keras) umat Islam (supaya hati dan jiwanya dihidupkan) dalam Surat Al-A’raf, ayat 168: “Dan Kami (Allah) coba kalian dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk agar kembali kepada-Ku”. “Kami coba” diartikan dengan ditimpa malapetaka, kemalangan, dan diberi ujian kesenangan dan kemakmuran dunia yang berlimpah.
Puasa Ramadhan sekarang yang kita jalankan momentum sebagai bulan pengampunan (maghfirah) dan bulan Pendidikan (tarbiyah-madrasah). Bulan pengampunan merupakan proses membersihkan dan menghidupkan jiwa yang mati untuk kembali kepada kesucian jiwa dan hati sesuai janji kita kepada Allah ketika di dalam Rahim kandungan Ibu.
Sedangkan bulan Pendidikan diharapkan naik kelas dan lulus to change (berubah) maindsetnya, berubah cara berfikirnya, berubah sikap mentalnya dari malas menjadi rajin, dari boros menjadi hemat, dari sombong menjadi tawaduk, dari negative tingking menjadi positif tingking) sehingga mendapat rahmat, ridha, barokah, anugrah dan kasih sayang Allah turun kepada Umat Islam dengan mengembangkan potensi diri secara kolektif, secara bersama untuk dapat mengelola, memelihara dan menjaga Amanah yang Allah titipkan berupa potensi diri (SDM) dan potensi sumber daya alam (SDA) yang sangat melimpah dan kaya raya..
Dalam konteks inilah pentingnya pembinaan generasi muda (mulai sejak dini dari anak ke remaja dan lanjut menjadi orang dewasa) secara sistemik dan terukur untuk menjadi Hamba Allah yang sukses baik sukses di dunia dan sukses pula di Akhirat. Bukan sebaliknya menjadi beban keluarga, jika berkeluarga menjadi beban istri, dan beban masyarakat dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang negative, seperti makan enak mau tapi malas kerja keras, gaya hidup hedon, mencuri, narkoba, dsbnya.
Hadirin Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah
Momentum Idul Fitri tahun 1446 H/2025 ini, Khotib melihat sebuah kesempatan, sebuah peluang untuk membuktikan bahwa Umat Islam adalah benar-benar “ Umat Yang Terbaik”. Menjadi umat Produsen yang dibanggakan Allah dan RasulNya.
Wahai Umat Islam, mari kita bersama-sama melaksanakan Amanah Allah. Yakin dan percayalah hanya dengan cara inilah (meminta ampunan dan mendapat kasih sayang Allah) bala’ dan bencana akan menjauh dari umat Islam. al’Izzah, lil Allah, wa lil Rasul, wa lil Mu’minin. Kemulian dan kememangan itu milik Allah, milik Rasul dan milik Umat Islam. Amiin 3x Ya Allah Yra,
Barokallah lii walakum
اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ "إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ, يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا". اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ, وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ