Keunggulan Membuat Amal Usaha Persyarikatan Bertahan dan Berkembang
Oleh Amidi, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang
Amal usaha milik persyarikatan Muhamamdiyah, apakah itu bidang pendidikan, bidang kesehatan dan bidang ekonomi, saat ini mulai menunjukkan keberhasilannya. Tidak sedikit amal usaha dibidang pendidikan dan kesehatan (rumah sakit dan klinik) milik persyarikatan Muhammadiyah terus maju dan berkembang, baik yang ada di Jakarta, di Jawa, di Sumatera maupun ditempat lain yang tersebar di negeri ini.
Di bidang pendidikan tinggi, di Jawa, ada UMM, UMJ, di Jakarta, ada UAD, di Medan ada UMSU, di Palembang ada UMP dan seterusnya, belum lagi amal usaha di bidang pendidikan yang dimiliki Aisyiyah. Begitu juga amal usaha di bidang kesehatan, di Jawa, ada RS Muhamamdiyah Gamping, di Jakarta ada RS Cempaka Putih, RS Muhamamdiyah Pondok Kopi, RS Muhamamdiyah Taman Puring, dan seterusnya, belum lagi RS/klinik yang dimiliki oleh Aisyiyah.
Kemajuan dan perkembangan yang ditorehkan oleh pengelola amal usaha milik persyarikatan Muhammadiyah tersebut, tentu tak terlepas dari keunggulan yang dimiliki oleh amal usaha itu sendiri.
Melalui perjuangan yang tidak ringan, semua jajaran pengelola terus berupaya untuk mengimbangi pesaing yang ada, baik unit usaha milik pemerintah maupun milik swasta yang tersebar di negeri ini. Apalagi bila dibandingkan dengan dana yang dimiliki oleh unit usaha miliki pemerintah dan swasta besar, boleh dibilang dana tidak menjadi kendala, namun amal usaha milik persyariktan Muhammadiyah, masalah dana masih harus diperjuangkan sekuat tenaga, mulai dari memburu recehan sampai miliaran.
Suatu perjuangan yang tidak ringan ini, jika tidak diikuti dengan keunggulan yang dimiliki amal usaha, maka bukan tidak mungkin amal usaha tersebut akan terus terkikis dan lama kelamaan akan colaps, namun berkat kesigapan semua jajaran pengelola amal usaha serta diikuti keunggulan yang dimiliki tersebut, maka amal usaha terus bertahan, dan berkembang.
Merek/Brand Menjadi Keunggulan Dasar
Suatu anughrah yang diberikan Allaah kepada pengelola amal usaha persyariktana Muhammadyah yakni dapat menerapkan nilai-nilai Islami yang senantiasa terpatri dalam sistem yang dikembangkan dalam amal usaha tersebut.
Nilai-nilai Islami, yang dijunjung tinggi oleh pengelola dalam menjalankan amal usaha tersebut menjadi keuanggulan dasar yang tercermin dari merek/brand “Muhamamdiyah” atau “Aisyiyah”. Sehingga, begitu publik mendengar kata “Muhammadiyah” atau “Aisyiyah” yang melekat pada merek/brand amal usaha tersebut, maka konotasi publik tertujuh pada nilai-nilai Islami yang akan diperoleh atau diterapkan pada saat mereka menggunakan jasa atau membeli sutau produk yang ditawarkan amal usaha milik persyarikatan tersebut.
Contoh; ada seorang wali murid dan wali mahasiswa, berujar; saya sengaja menitip/mempercayakan anak saya sekolah/kuliah pada amal usaha milik persyarikatan Muhammadiyah, karena saya berkeyakinan bahwa anak saya selain memperoleh ilmu, juga akan mendapatkan pelayanan yang akan dapat meningkatkan ke-islam-an nya, dan akan terjadi perubahan sikap mental yang signifikan.
Keunggulan lain
Dalam ilmu ekonomi atau dunia usaha kita kenal dengan dua Keunggulan yakni keuanggulan komparatif dan keuanggulan kompetitif. Konsep keunggulan komparatif terkait dengan kalayakan ekonomi dan konsep keunggulan kompetitif terkait dengan kelayakan financial. (jurnal.ipb.ac.id)
Dalam dunia bisnis keunggulan komparatif secara bebas dapat diartikan suatu keunggulan yang dimiliki oleh suatu unit usaha sementara unit usaha lain tidak memilikinya. Sedangkan keuanggulan kompetitif adalah suatu keuanggulan dalam memenangkan persaingan.
Tidak semua pelaku usaha memiliki keunggulan komparatif, namun semua pelaku usaha mempunyai peluang untuk menciptakan keunggulan kompetitif, termasuk amal usaha milik persyarikatan Muhammadiyah.
Digitalmarketingscool.id, 24 Marety 2018, mensitir untuk menciptakan keuanggulan kompetitif, pelaku usaha harus melakukan langkah; meninjau kekuatan inti yang dimiliki, menekan/mengurangi biaya, berfokus pada layanan, berfokus pada kualitas produk dan bedakan produk dan layanan.
Pengelola amal usaha milik persyarikatan Muhammadiyah senantiasa berupaya untuk mewujudkan langkah-langkah tersebut. Bahkan, keuanggulan lain yang dimiliki amal usaha tersebut secara subtantif tercermin dari “keikhlasan” jajaran pengelola, mulai dari komponen pengelola terendah sampai tertinggi berupaya untuk memberikan pelayanan dengan dasar “Keikhlasan” tersebut.
Dasar “keikhlasan” dalam pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen/pelanggan, diyakini akan memuaskan konsumen atau akan tercipta kepuasan maksimal dikalangan konsumen/pelanggan.
Kemudian keunggulan kompetitif yang didasari “keikhlasan” tersebut akan menggiring pengelola/pelayan/pekerja dalam amal usaha bekerja secara akuntabel, dapat dipercaya, dapat diukur, administrasi baik yang didukung oleh kejujuran dalam segala tindakan.
Jangan Takut Pendatang Baru
Bila disimak, pasca pandemi, unit usaha di negeri ini mulai tumbuh subur. Hampir semua bidang usaha mulai menggeliat, baik dibidang pendidikan, kesehatan maupun dibidang lainnya. Semua pelaku usaha tersebut berlomba-lomba untuk menampilkan diri-nya menjadi yang terbaik.
Pasca pandemi, usaha dibidang perdagangan eceran (ritel) dan kuliner tumbuh subur, semua wilayah (provinsi) di negeri ini dipadati oleh unit usaha tersebut. Apalagi bila dihubungkan dengan program pengembangan yang mereka usung, seperti program 1.000 gerai/toko.
Ritel modern yang sudah terkenal dan menguasai dunia pe-ritel-an di negeri ini saat ini sudah berhasil “mengepung” pasar, ini semua dilakukan mereka demi mewujudkan program 1.000 gerai yang mereka usung. Kemudian tidak hanya unit usaha ritel modern tersebut yang mengusung program 1.000 gerai, namun unit usaha bidang kuliner pun demikian pula, misalnya unit bisnis kuliner yang menawarkan minuman teh dan ice ceam.
Unit usaha bidang kuliner yang mengusung program 1.000 gerai tersebut ternyata tidak sendirian, pelaku bisnis yang sama dan atau sejenis mereka pun ikut mengusung program yang sama.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, petinggi persyarikatan Muhammadiyah dan atau pengelola amal usaha persyarikatan Muhammadiyah juga jauh sebelumnya sudah mengusung program yang sama dibidang kesehatan yakni program 1.000 klinik dalam rangka mengantisipasi pasar atau konsumen BPJS. Persyarikatan Muhammadiyah telah berupaya mendirkan klinik-klinik, terutama untuk daerah tertentu (lihat Amidi dalam Suara Muhammadiyah.id, 10 April 2023)
Bertahan dalam Keunggulan
Dalam mengantisipasi persaingan dan mempertahankan dan mengembangkan amal usaha, pengelola amal usaha persyarikatan Muhammadiyah harus memiliki “keunggulan”. Di atas sudah dipaparkan, bahwa keunggulan yang mutlak harus dimiliki amal usaha persyarikatan Muhamamdiyah adalah keunggulan kompetitif, karena dengan memiliki keunggulan kompetitif, maka amal usaha dapat bertahan, maju, berkembang dan menguasai pasar.
Untuk itu masing-masing pengelola amal usaha persyarikatan Muhammadiyah harus berlomba-lomba menciptakan keunggulan kompetitif ditengah semakin ketat-nya persaingan antar pelaku usaha yang sama dan atau sejenis dan antar pelaku usha yang berbeda. Dengan kata lain, mari kita menciptakan keunggulan kompetitif ditengah menghadapi persaingan usaha secara horisontal maupun persaingan usaha secara vertikal.
Keunggulan kompetitif dapat diciptakan dengan melakukan berbagai startegi bisnis atau pemasaran, menyediakan produk dan jasa yang mempunyai ciri khas tersendiri, produk dan atau jasa yang ditawarkan harus ada pembeda dengan produk pesaing yang sama dan atau sejenis, menjaga kualitas produk, dan upayakan memberikan pelayanan prima. Kesemua ini dilakukan demi mempertahankan dan mengembangkan amal usaha kini dan ke depan serta dapat memberikan pelayanan yang dapat memuaskan konsumen/pelanggan, dengan demikian konsumen selamanya akan setia menjadi pelanggan. Semoga!