JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Mengejawantahkan dakwah di era digitalisasi seperti sekarang ini, menuntut kreativitas dalam menyampaikan pesan, agar dakwah tidak hanya informatif, tetapi juga inspiratif dan relevan dengan gaya hidup masyarakat digital. Ditambah dengan, penguasaan teknologi dan media sosial, sebagai sarana utama menjangkau audiens yang semakin akrab dengan platform digital.
Untuk itu, Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menghadirkan Akademi Dai Digital Muhammadiyah sebagai wadah pengaderan dan penguatan kapasitas para dai dalam menjawab tantangan dakwah di era digital.
Akademi ini berlangsung di Universitas Muhammadiyah Jakarta selama dua hari, Sabtu-Ahad (21-22/6) dengan mengusung tema Dakwah Transformatif di Era Digital.
Ketua LDK PP Muhammadiyah mengajak para peserta untuk tidak tinggal diam menghadapi derasnya arus konten negatif di dunia maya. Ia menekankan pentingnya kehadiran dai digital sebagai produsen konten positif yang membawa pesan kebaikan dan pencerahan.
“Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat jangan dibiarkan melaju tanpa kendali. Jika tidak diimbangi dengan konten yang baik dan mendidik, ruang digital kita akan dipenuhi hal-hal yang merusak nilai keislaman dan moral masyarakat,” ujar Arifin.
Menurutnya, teknologi digital bersifat netral dan sangat tergantung pada siapa yang menggunakannya. Jika digunakan untuk menyebarkan kebaikan, maka akan menjadi alat yang luar biasa dalam berdakwah.
“Gunakan media sosial, platform video, podcast, dan lainnya untuk menyebarkan pesan Islam yang menyejukkan. Jadikan ruang digital sebagai ladang amal dan dakwah kita bersama,” tambahnya.
Akademi Dai Digital ini dirancang untuk membekali para dai muda Muhammadiyah dengan keterampilan berdakwah di era digital. Selain penguatan materi keislaman, para peserta juga akan mendapat pelatihan intensif dalam hal pembuatan konten kreatif, manajemen media sosial, dan strategi komunikasi digital. (Cris)