TEGAL, Suara Muhammadiyah - Prestasi membanggakan kembali diraih civitas academica Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Klintan Nur Indriyana, mahasiswi Program Studi Ekonomi angkatan 2022, berhasil dinobatkan sebagai Bos Muda dalam ajang bergengsi Wirausaha Pemuda Kabupaten Tegal 2025 yang digelar Sabtu (15/11) di Taman Rakyat Slawi, Kabupaten Tegal. Gelar Bos Muda merupakan tahapan lanjutan dari jajaran Top 28 Wirausaha Pemuda, diberikan kepada pelaku usaha muda yang terbukti berkembang pesat dan memberikan dampak luas. Program ini telah diakui secara nasional maupun internasional, bahkan menjadi praktik baik oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan International Labour Organization (ILO).
Klintan meraih pengakuan ini melalui inovasi dan pengembangan bisnis akomodasi Wisma Dua Mawar, penginapan keluarga yang telah lama berdiri di kawasan wisata Guci dan menjadi pilihan favorit wisatawan serta jamaah ziarah.
Keputusan Klintan menekuni dunia wirausaha dimulai dari keinginan untuk membangkitkan usaha keluarganya.
“Motivasi saya muncul karena melihat usaha orang tua mulai tertinggal dari tahun ke tahun,” ungkap Klintan dalam wawancara eksklusif via WhatsApp, Jum'at (21/11). Sebagai generasi muda, ia merasa terpanggil untuk ikut mengembangkan bisnis yang telah ia kenal sejak kecil.
Kini, Wisma Dua Mawar dikelola lebih profesional dengan melibatkan beberapa karyawan yang bertugas menangani operasional, kebersihan, hingga pelayanan tamu. Inovasi terbesar yang ia hadirkan pada tahun ini adalah peluncuran unit baru Homestay Pendaki, yang menyasar wisatawan pendaki gunung yang membutuhkan tempat beristirahat dekat dengan basecamp.
Belajar mengelola bisnis yang sudah ia saksikan tumbuh sejak kecil menjadi pengalaman berharga sekaligus menantang.
“Di situ saya merasa banyak belajar dan jadi lebih menghargai perjuangan orang tua selama ini,” kenangnya.
Kontribusi Ilmu Ekonomi UMY dalam Transformasi Bisnis
Ilmu yang Klintan peroleh di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMY menjadi bekal penting dalam transformasi Wisma Dua Mawar. Pengetahuan mengenai manajemen aset, penilaian properti, serta akuntansi memperkuat fondasi operasional dan pencatatan keuangan usahanya.
“Pengetahuan tentang mengelola operasional dan pencatatan keuangan membuat saya bisa memperbaiki hal-hal yang sebelumnya masih dilakukan secara sederhana oleh keluarga,” jelasnya.
Selain itu, pemahaman tentang ekonomi kreatif yang ia dapat di bangku kuliah membuat Klintan menyadari pentingnya inovasi berkelanjutan. Ia mulai merencanakan berbagai pengembangan, termasuk paket wisata yang lebih relevan dengan kebutuhan wisatawan masa kini.
Namun, Klintan menekankan bahwa bisnisnya tidak hanya berorientasi pada laba.
“Strategi unik yang saya terapkan lebih pada bagaimana homestay ini bisa memberi manfaat untuk lingkungan sekitar dan mendukung ekosistem wisata,” tegasnya.
Wisma Dua Mawar kini menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar dan turut menggerakkan perekonomian lokal. Ketika okupansi meningkat, pedagang makanan, toko oleh-oleh, hingga pelaku UMKM lain di kawasan Guci ikut merasakan dampaknya.
“Menurut saya, itu salah satu kunci kami bisa bertahan dan tetap bersaing, karena bukan hanya kami yang tumbuh, tetapi masyarakat di sekitar juga merasakan manfaatnya,” tutup Klintan.
Dalam kurun 1–3 tahun ke depan, Klintan menargetkan peningkatan fasilitas dan layanan Wisma Dua Mawar serta pengembangan Homestay Pendaki agar lebih siap menerima wisatawan eksplorasi dengan fasilitas yang lebih lengkap. Target jangka dekatnya adalah membangun coffee shop di area Homestay Pendaki, yang selain menambah unit bisnis juga diharapkan menjadi ruang berkumpul bagi tamu dan masyarakat sekitar.
“Mulailah dari hal yang bisa kamu kerjakan sekarang. Tidak perlu menunggu semuanya sempurna, karena proses justru berjalan ketika kita berani melangkah duluan.” Ia menegaskan pentingnya konsistensi, kemauan belajar, dan keberanian menghadapi tantangan, serta memaksimalkan ilmu yang didapat di kampus. (FU)


