YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Drs Listyo Sigit Prabowo, MSi menjadi narasumber dalam Kuliah Kebangsaan bertajuk "Generasi Berkemajuan dalam Perspektif Keamanan dan Berbangsa dan Bernegara". Kegiatan ini dilaksanakan Jumat (29/9) di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan Kampus Universitas Aisyiyah (UNISA) dalam rangka Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru UNISA tahun pelajaran 2023/2024.
Dalam paparannya, Listyo mengingatkan bangsa Indonesia terbelenggu oleh pasukan imperialis selama berabad-abad. Pasukan datang bermaksud untuk menguasai Indonesia mengingat bangsa ini memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah. Akibatnya, rakyat terpecah belah dan dinamika kehidupan saat itu sangat centang perenang.
“Alhamdulillah, pada tahun 1900-an di mulailah semangat untuk mempersatukan. Yang tadinya bersifat kedaerahan bergerak menuju semangat yang berupa pergerakan nasional. Kita menyadari bahwa yang namanya penjajahan harus dihapuskan, harus dihilangkan,” katanya.
Sejak saat itu, muncul organisasi seperti Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Muhammadiyah, dan lain sebagainya. “Ini menjadi pergerakan bersama untuk melawan penjajah,” tegasnya. Dari sini, muncul semangat perjuangan para pemuda bangsa untuk ikut bergerak melawan penjajah dan memperebutkan kemerdekaan.
Lebih lanjut, kaum pemuda mengukir sejarah emas. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menjadi bukti konkret, menorehkan titik perjuangan luar biasa untuk Indonesia merdeka. Dengan mengikrarkan, “Satu Indonesia.” Yakni satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air Indonesia. Itulah ikrar yang memiliki denyut nadi semangat perjuangan dari jiwa pemuda bangsa.
“Tentunya semangat itu terus harus dijaga. Karena memang setelah merdeka, kita masih menghadapi berbagai macam masalah,” ungkapnya.
Berbagai macam masalah tersebut, imbuh Listyo harus di waspadai oleh generasi muda hari ini. Salah satunya menyangkut gerakan untuk memecah NKRI, adanya agresi, pemberontakan di berbagai wilayah, dan masih banyak lagi. Karena itu, Listyo mengajak kepada generasi muda untuk berkerja sama dalam menjaga bangsa Indonesia.
“Dan ini tentunya kita harapkan, kita jaga sampai kapanpun,” ajaknya.
Selain itu, Listyo juga mengungkapkan pelbagai masalah dan tantangan pelik lainnya dihadapi bangsa Indonesia. Mulai dari Covid-19 menyebabkan permasalahan di sektor kehidupan utamanya perekonomian. Lalu ada permasalahan perubahan iklim, perang Rusia dan Ukraina membuat terjadinya krisis energi, krisis ketahanan pangan dan kenaikan harga komoditas.
“Ini yang tengah kita hadapi. Ini menjadi masalah kita bersama. Dan saat ini potensi tantangan ke depan sangat sulit. Tentunya di situasi sulit ini, Pemerintah mengambil langkah-langkah dalam rangka mengembalikan pemulihan ekonomi nasional. Di satu sisi juga bagaimana kita menciptakan ketahanan. Pemerintah membuat rencana kerja pemerintah, untuk transformasi pemulihan inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Di sinilah, Listyo meminta kontribusi dan partisipasi kepada generasi muda untuk terlibat aktif dalam menghadapi tantangan tersebut. Ia percaya para generasi muda, khususnya mahasiswa UNISA dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Dan ini saya kira nanti akan dipelajari oleh para rekan-rekan mahasiswa. Karena memang kita harapkan ini adalah upaya dari kita untuk bisa mempertahankan dan kemudian kita bisa menjalankan apa yang menjadi visi Indonesia, yakni Indonesia Emas 2045,” tandasnya. (Cris)